Setiap orang pasti bisa menulis. Baik itu menulis fiksi atau non fiksi. Misalnya artikel, esai, karya ilmiah, dan sebagainya. Khusus menulis fiksi, seperti cerita pendek, novel, dan puisi, biasanya, seseorang akan tergugah untuk menulis, manakala sedang dilanda kesedihan, atau kehilangan, bahkan di saat merasa bahagia. Sebab di kala berada momen tertentu, tulisannya akan lebih berjiwa. Karena terkadang, sebuah tulisan adalah cerminan suasana hati. Meski ada saatnya, ide muncul tatkala melihat sesuatu yang telah terjadi di sekitar tak terduga.
Demikian halnya, sewaktu akan menggoreskan kata untuk dijadikan setumpuk bait. Menulis sebuah puisi, sama dengan mengungkapkan sesuatu yang tengah dirasakan. Tulisan seseorang, akan terasa lebih bermakna bila ditulis dengan hati. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, bisa menjadi bahan tulisan. Tulis saja semua yang ada di hati. Setelah itu, baru diedit dengan logika. Kesederhanaan bahasa, lebih mudah dimengerti oleh penikmat puisi.
Apa itu puisi?
Puisi atau geguritan adalah, satu karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik, dan bait.
Struktur Puisi
Struktur fisik puisi adalah metode penyampaian hakikat puisi, terdiri dari, perwajahan puisi, diksi, imaji, kata konkret, majas, dan rima atau irama. Sementara itu, struktur batin puisi adalah tema puisi, rasa, nada, dan tujuan dibuatnya puisi.
Beberapa jenis-jenis puisi
- Puisi Lirik:
Puisi yang digunakan untuk menyampaikan gagasan sang penyair/penulis - Puisi Naratif:
Puisi yang digunakan untuk menyampaikan sebuah cerita. Puisi naratif dibedakan menjadi tiga. Epic, balada, dan romansa - Puisi Deskriptif:
Puisi yang mengemukakan pendapat dan kesan dari sang penyair/penulis
Unsur dalam puisi
Diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema
Kiat menulis puisi
- Tentukan tema
Tema adalah, dasar atau pokok pikiran. Dalam menulis puisi, menentukan tema sesuatu hal yang penting. Ibarat seseorang akan melakukan sebuah perjalanan, tema adalah tujuan. - Kata kunci
Ketika ingin menulis puisi, temukan terlebih dahulu satu kata kunci. Sebuah kata kunci, cukup penting, agar puisi yang ditulis tidak melebar. - Diksi
Pemilihan diksi dalam sebuah puisi sangat penting. Susunan diksi yang tepat serta selaras, mempermudah penikmat puisi memahami, dan mengerti makna yang tersirat dalam setiap baris tulisan sang penyair. - Gaya bahasa
Gaya bahasa atau majas adalah, keseluruhan gaya pengungkapan bahasa seorang penulis/penyair yang ia tuang dalam bentuk tulisan. Untuk memberikan, menghidupkan konotasi sebuah puisi, penggunaan majas memang perlu. Pada umumnya, majas digunakan penyair untuk melukiskan sesuatu dengan cara menyamarkannya menjadi kiasan. - Bait
Bait adalah, satu kesatuan dalam sebuah puisi yang terdiri dari beberapa baris. Pada umumnya puisi terdiri atas empat bait atau lebih.
Contoh puisi
A. Puisi lirik
Pencari kesetaraan
Fisiknya tak mampu berkembang sempurna
Tertahan dan hanya duduk di kursi beroda
Tiap hari berganti, tiada beda
Serupa putaran waktu pada dinding masa
Dia terpaku, menatap hiruk pikuk di sekitarnya
Ada yang memandang iba
Ada pula yang mencibir sinis
Penerimaan tapi lebih banyak penolakkan, sadis
Apakah dia tak berhak bahagia?
Tidak adakah ruang untuk berkarya?
Bisakah dunia memahami impiannya?
Ternyata semua tiada mudah
Kata setara hanya serapah yang manis
Namun kosong di dalam tembikar keadaan
Miris, dia dipandang sebelah mata karena keterbatasan
Bukan disuguhkan selarik kesempatan
Tapi lihat, lengkung itu tetap ada di bibir
Meski dengan dua telapak tangan terluka
Handrail kursi rodanya tetap berputar
Di antara laju semangat mencari kesetaraan
B. Puisi naratif ( romansa)
Dari Rasa Rindu
Tulus hati memangku rindu
Padamu yang tak lagi tampak
Sebuah rasa telah mengambang
Berurai bening menganak diam
Dan dari rasa rindu ini
Lama aku telusuri jejak kita
Ada serpihan perih mengendap
Tatkala keterbatasan diri menjadi penghalang
Cerita kita mereka buat terlantar
Terlunta di sisi waktu yang sunyi
Dua jiwa ditikam nelangsa
Tak berdaya melawan kehendak
Biarkan saja
Malam menyunting sang candra tanpa mimpi
Aku mengais bayangmu di sela kenangan
Menyimpannya dalam lekuk keabadian
C. Puisi Deskriptif
Tentang Dunia
Tuan, tahu apa dikau tentang dunia?
Nyonya, katamu dunia ini indah
Kudengar, ragam warna di sekitarku
Apa benar dunia seindah itu?
Tidak! Banyak kepalsuan terselubung
Aku bisa merasakan
Kata manis hanya sebatas lontaran semu
Yang nikmat didengar tapi pahit dirasa
Diri tak mau ada di bagian itu
Meski duniaku hanya bercorak gelap
Namun di sana penuh mengalir rasa syukur
Hati ini tentram dengan apa adanya
Mencium aroma aneka bunga
Dengan meraba dan membayangkan bentuknya
Telinga ini lebih suka mendengar cicitan burung-burung liar yang tulus
Ketimbang mendapat pujian tak bermkna
Tentang duniaku
Tuhan menempatkan diri di posisi sekarang
Karena aku dianggap mampu menjalani
Dan Dia, menitipkan cahaya-Nya melalui mata hati
Malang 18 Maret 2024
08:11 WIB
Jejak kata
Tem.bi.kar /têmbikar/
bentuk tidak baku: tembekar
- n barang dari tanah liat yang dibakar dan berlapis gilap; porselen
Candra
bentuk tidak baku: cendera
n Sas kl bulan
Referensi data
Google
KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia