Omah Difabel merupakan kelompok kerja wirausaha (pokwa) difabel Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Ciri khas dari komunitas untuk pemberdayaan ekonomi ini adalah model kerja sharing job, sharing modal, dan sharing jaringan. Strategi bisnis Omah Difabel adalah swadaya masyarakat dan sinergitas lintas sektor.
Tentang Kami
Awal mula pembentukan
Omah Difabel (sebelumnya bernama Pokja Difabel) dibentuk pada tahun 2015 untuk menfasilitasi penyandang disabilitas yang memiliki keahlian namun tidak produktif. Misalnya seseorang memiliki mesin jahit dan bisa menjahit namun memilih menjadi tukang parkir. Dalam benak sebagian penyandang disabilitas saat itu bahwa modal adalah uang.
Tantangan
Pokja Difabel di tahun 2015 sempat beranggotakan 15 orang. Namun seiring waktu satu persatu anggota tersebut mundur dan tinggal beberapa mereka yang memang memiliki motivasi wirausha. Penyebabnya adalah kekecewaan karena di Pokja Difabel ternyata nggak ada bantuan sosial. Tantangan utama Pokja Difabel adalah paradigma karikatif sebagian penyandang disabilitas yang menempatkan dirinya sebagai orang yang harus mendapatkan bantuan sosial.
Potensi dibalik persoalan
Stigma terhadap kemampuan penyandang disabilitas menyebabkan kelompok rentan ini kehilangan kesempatan kerja. Literasi yang rendah soal kerja dan wirausaha juga memiliki andil dalam keterbekangan penyandang disabilitas di bidang ekonomi. Namun dibalik itu tersimpan potensi, bahwa mereka sebagian besar adalah alumni BLK, pascapelatihan dinsos. Mensikapi hal ini, LINKSOS menerapkan model kerja sharing job, sharing jaringan, dan sharing modal.
Keanggotaan
Di masa pandemi Tahun 2020. Pokja Difabel kemudian mengupgrade diri sebagai Omah Difabel. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap penyandang disabilitas terdampak Covid-19. Omah Difabel kemudian menjadi pusat produksi masker dan hazmat. Tak hanya disabilitas yang bekerja melainkan warga sekitar yang terdampak pandemi. Saat ini Omah Difabel memiliki lebih 300 warga dampingan yang tersebar di 3 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Bengkel Produksi dan Pemasaran
Omah Difabel mengembangkan bengkel produksi dan pemasaran (Bengpro). Berpusat di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, bengpro juga memiliki beberapa kelompok dampingan di Kota Malang dan Kabupaten Pasuruan. Bengpro memiliki beberapa kegiatan produksi yaitu batik, keset. telor asin, kopi bubuk dan kegiatan jahit menjahit.
Jaringan
Berbasis swadaya masyarat, Omah Difabel tumbuh sebagai komunitas pemberdayaan ekonomi yang mandiri. Hal ini kemudian menjadi daya tarik lintas pihak untuk menjadi mitra wirausaha. Omah Difabel bekerjasama dengan hotel, perusahaan swasta, BUMN, sekolah dance, perguruan tinggi, komunitas millenial, badan zakat dan sektor lainnya. Bentuk kerjasama dimulai dari pelatihan keterampilan, permodalan, pendampingan wirausaha hingga dukungan pemasaran.
Sharing Job, Sharing Modal dan Sharing Jaringan
Model kerja Omah Difabel adalah sharing job, sharing jaringan dan sharing modal. Sharing job artinya berbagai pekerjaan. bagi wirausahawan yang memiliki order job melimpah atau lebih, bisa berbagi pekerjaan dengan wirausahawan lainnya. Sedangkan sharing modal artinya bekerjasama di bidang permodalan dalam bentuk barang dagangan maupun uang. Selanjuitnya sharing jaringan adalah praktik berbagi peluang bisnis.