Dinas Sosial Kabupaten Malang mengirimkan perwakilan stake holder penggerak inklusi di Kecamatan Lawang untuk mengikuti Diseminasi dan Pembekalan Keterampilan Teknis Pendamping Shelterd Workshop Peduli (SWP) ke Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBPRSDI) “Kartini’ Temanggung, Jawa Tengah.
Perwakilan yang berangkat dalam acara ini berasal dari Dinas Sosial Kabupaten Malang, Pemerintah Kecamatan, TKSK Lawang, Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dan badan amil zakat BMH Jawa Timur Gerai Malang serta paguyuban orangtua dari anak berkebutuhan khusus (ABK).
Tindak lanjut dari kegiatan ini nantinya bahwa BBPRSDI melalui Dinas Sosial Kabupaten Malang akan membentuk SWP di Kecamatan Lawang. Lingkar Sosial Indonesia sebagai salah satu perwakilan pelatihan tersebut menyambut baik program ini.
Apa itu Shelterd Workshop Peduli?
Program Shelterd Workshop Peduli (SWP) merupakan upaya BBRSPDI dalam memberikan kesempatan kerja dan perlindungan bagi penyandang disabilitas meliputi bimbingan aktivitas sehari-hari, keaktifan sosial, dan keterampilan untuk usaha ekonomi produktif.
Shelterd workshop peduli adalah jalur alternatif memberikan kesempatan kerja yang paling sesuai untuk penyandang disabilitas intelektual agar bisa tetap berada di tengah-tengah keluarga tanpa menjadi beban karena sudah mampu berpenghasilan.
Program ini kemudian mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Kemenpan RB) berupa Top 40 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018 ini sudah berjalan di 12 lokasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak 2015.
Sebelum nya program ini bernama Kampung Peduli yang menitik beratkan pelayanan rehabilitas, namun dalam perkembangannya SWP menitikberatkan upaya penyaluran dan produksi barang yang bernilai ekonomis.
Menengok kaitan SWP dengan program pokja wirausaha difabel di Malang
Guna menjawab kebutuhan lapangan kerja yang layak bagi difabel, sejak tahun 2015 Lingkar Sosial Indonesia meritis kelompok kerja (pokja) wirausaha difabel. Pokja ini beranggotakan para difabel yang rerata lulusan pelatihan balai kerja dan panti rehabilitasi namun masih menganggur atau ingin meningkatkan produktivitas.
Beberapa difabel yang belum pernah memiliki pengalaman kerja juga bergabung dalam pokja tersebut. Termasuk beberapa non difabel yang memiliki keahlian khusus bergabung dalam pokja untuk memberikan dukungan pelatihan.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pokja adalah budaya karikatif. Sebagian masyarakat termasuk difabel dalam upaya-upaya pemberdayaan kerap kali bergantung pada bantuan-bantuan sosial. Untuk itu dalam Pokja LINKSOS menerapkan prinsip sharing job, sharing modal dan sharing jaringan.
Progress pengembangan pokja oleh Lingkar Sosial, saat ini terdapat satu Tim Kreatif yang beranggotakan para penjahit andalan untuk segala macam order terkait jahit menjahit, serta satu pokja rintisan untuk remaja berkebutuhan khusus peserta Posyandu Disabilitas di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Keanggotaan Tim Kreatif maupun pokja terbuka bagi seluruh difabel di Malang Raya. Sedangkan untuk difabel dari luar kota yang berminat, Lingkar Sosial siap melakukan fasilitasi pembentukan pokja dan pendampingan, namun hingga saat ini belum ada.
Tim Kreatif saat ini beranggotakan tujuh orang dari disabilitas fisik dan tuli. Sedangkan pokja untuk remaja disabilitas saat ini beranggotakan sekira 10 orang dari disabilitas intelektual, disabilitas fisik, tuli dan disabilitas mental, khususnya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kegiatan pemberdayaan ekonomi tersebut berpusat di Omah Difabel Lingkar Sosial, di desa Bedali Kecamatan Lawang. Tim Kretaif berkumpul rutin satu bulan dua kali untuk koordinasi order job, sedangkan pokja rintisan untuk remaja difabel setiap hari mengadakan pelatihan membuat keset. Hasil pembelajaran yang standar permintaan pasar akan dijual. Output dari pembelajaran ini, selain pengetahuan dan keterampilan, bagi difabel mendapatkan ongkos produksi sebesar 2000 rupiah per pcs, dan 2000 rupiah untuk fee penjualan per pcs.
Terkait dengan rencana program Shelterd Workshop Peduli (SWP) di Kecamatan Lawang, Lingkar Sosial Indonesia siap memberikan dukungan penuh. Pengalaman pengelolaan tim kreatif dan pokja wirausaha akan menjadi modal penting LINKSOS berkontribusi dalam program tersebut.
Pemberdayaan difabel dan dorongan menuju Kecamatan Inklusif
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang H Nur Hasyim, SH MSi melalui Kabid Rehabilitasi Sosial Kabupaten Malang Retno Tri Damayanti dalam pertemuan Sarasehan Pembangunan Inklusif, November 2019 lalu, di Desa Bedali Kecamatan Lawang mengapresiasi kerja-kerja Lingkar Sosial yang bersinergi dengan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan stake holder dalam mendorong terbentuknya desa-desa inklusi di Kabupaten Malang.
Hal serupa Ketua Lingkar Sosial Indonesia, Kertaning Tyas mengapresiasi Dinas Sosial atas berbagai kegiatan pemberdayaan terhadap warga masyarakat difabel. Kegiatan tersebut berupa pelatihan keterampilan dan fasilitasi alat kerja bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), komunitas difabel dan paguyuban-paguyuban orangtua ABK di Kabaupaten Malang.
Lingkar Sosial Indonesia juga menyambut baik gagasan Dinas Sosial Kabupaten untuk pengembangan Kecamatan inklusif sebagai ide strategis. Kaitannya, upaya inisiasi Desa Inklusi sebelumnya oleh Lingkar Sosial Indonesia, sangat penting untuk mencetak percontohan tata kelola desa dan kelurahan. Namun dengan adanya gagasan Kecamatan Inklusi ini, upaya pembangunan inklusif tak lagi per desa, melainkan di tingkat kecamatan sehingga langsung mencakup beberapa desa dan kelurahan.
Upaya inisiasi desa-desa inklusi, rencana pengembangan Kecamatan inklusif serta praktik baik pemberdayaan difabel merupakan langkah terpadu menuju Indonesia Inklusif. Tahapannya dimulai dari desa/kelurahan tempat tinggal, merambah ke kecamatan, kabupaten dan seterusnya, sinergi dengan kabupaten-kabupaten lainnya di seluruh Indonesia.
Harapan
Terkait program Lingkar Sosial Indonesia untuk pengembangan desa-desa inklusi, organisasi difabel penggerak inklusi ini mendukung penuh rencana pembentukan Kecamatan inklusif dan pembangunan Shelterd Workshop Peduli (SWP) di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Menurut Lingkar Sosial, upaya-upaya tersebut telah sesuai dengan rencana strategi dan aksi Lingkar Sosial, tahun 2020-2025 diantaranya pendirian Posyandu Disabilitas minimal satu posyandu percontohan per kecamatan untuk menginisiasi adanya desa-desa/ kelurahan inklusi. Terkait workshop, salah satu kegiatan Posyandu Disabiltas adalah memberikan pelatihan kerja pasca rehabilitasi kepada difabel.
Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) juga berharap adanya peningkatan kualitas kerjasama lintas sektor secara baik. Contoh praktik baik diantaranya pembentukan desa/ kelurahan inklusi yang melibatkan Pemerintah dan masyarat, yaitu Pemerintah Desa/Kelurahan, Pemerintah Kecamatan, Dinas Sosial, Dinas PMD, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit Jiwa, SLB, Sekolah Inklusi, tokoh masyarakat, organisasi penyandang disabilitas, organisasi sosial dan masyarakat umum lainnya.
Tantangannya adalah kemampuan dan kesadaran komunikasi efektif lintas sektor. Komunikasi yang baik, seperti respon cepat dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik, serta dilanjutkan dengan pertemuan rutin/ berkala akan menciptakan suasana kerja kolaborasi yang sehat.
Download foto dokumentasi pokja wirausaha difabel di https://photos.app.goo.gl/cywd1CZQb7LAUCVJA
Pers Rilis ini dibuat pada hari Senin, 2 Maret 2020 oleh Yayasan Lingkar Sosial Indonesia. Informasi lebih lanjut hubungi Ketua Lingkar Sosial Indonesia, Kertaning Tyas melalui whatsapp 0857 6463 9993 atau email info.lingkarsosial@gmail.com.