Mengawali kegiatan inklusi, Pemerintah Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang menggelar Penyuluhan Tenaga Pendamping Keluarga Miskin (Gakin) dan Penyandang Disabilitas. Kegiatan yang didukung Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) melalui Pedamping Desa Kecamatan ini menghadirkan pemateri dari Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS).
Skala prioritas dana desa
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Sumberdem, Purwati menyampaikan bahwa kegiatan bertujuan agar para pendamping memahami pola interaksi dengan penyandang disabilitas khususnya. Dengan demikian upaya mewujudkan kesetaraan bagi semua warga desa dapat tercapai.
“Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, antara anak-anak disabilitas dengan masyarakat bisa berinteraksi,”kata Purwati. Pemerintah Desa bersama BPD dan para Kepala Dusun wajib memberikan pelayanan yang sama agar anak-anak disabilitas bisa tumbuh kembang sama dengan anak lainnya.
Kegiatan ini juga merupakan wujud skala prioritas dana desa bagi pemberdayaan warga miskin dan penyandang disabilitas,” tandasnya. Tahun 2022 ini adalah kegiatan awal bagi warga disabilitas yang akan berlanjut di tahun berikutnya melalui alokasi dana desa.
Dalam kesempatan itu, Purwati juga berpesan agar penyandang disabilitas dan keluargnya tidak minder.
“Kita sesama ciptaan Allah, tak ada yang sempurna di dunia ini, melainkan setiap orang memiliki kelebihan untuk saling melengkapi,” tuturnya. Penyandang Disabilitas juga memiliki hak yang sama dengan warga desa lainnya.
Kelompok-kelompok pemberdayaan
Senada disampaikan Pendamping Desa Kecamatan Wonosari, Agung Mulyadi. Ia berharap LINKSOS dapat menfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok pemberdayaan penyandang disabilitas. Hal ini sebagai wujud implementasi amanah UU Desa Nomor 6 Tahun 2014.
“Kami telah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Wonosari dan berkomitmen menindaklanjuti,” ujar Agung Mulyadi. Bahwa tujuan dari adanya kelompok-kelompok pemberdayaan penyandang disabilitas agar mereka punya skill atau keahlian.
Kelompok-kelompok tersebut diorganisir se-kecamatan Wonosari melalui suatu program yang bisa mengangkat harkat dan martabat serta kesetaraan penyandang disabilitas, tandasnya. Pengorganisasian ini akan melibatkan lintas pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan.
Rencana tindak lanjut
“Tindak lanjut dari pertemuan ini nantinya adalah rembug desa yang secara khusus menghadirkan para penyandang disabilitas,” ujar Agung. Dengan adanya rembug tersebut supaya kawan-kawan disabilitas bebas menyampaikan uneg-unegnya.
Sebagai penutup, Agung menyampaikan beberapa isu strategis prioritas dana desa tahun 2023. Di antaranya adalah Desa Inklusi, pemberdayaan ekonomi melalui BumDes, ketahanan pangan, infrastruktur serta bencana alam. (admin)