4K Standar Even Difabel wajib diperhatikan saat menyelenggarakan even apapun. Adalah 4 hal yaitu keamanan, kenyamanan, kemudahan, dan kemandirian.
Isu disabilitas belakangan kian menguat. Even-even publik kerap melibatkan difabel. Atau makin maraknya kegiatan difabel itu sendiri. Harapannya menguatnya isu ini seiring kesadaran masyarakat. Agar even difabel tak sebatas seremoni maupun euforia semata. Tulisan ini memuat penerapan 4K sebagai standar kelayakan acara difabel.
Ya, tidak semua undangan even itu harus kita hadiri. Sekalipun kabarnya mau ada Presiden atau Menteri yang akan datang. Pastikan dulu 4K Standar Even Difabel terpenuhi. Atau jika terpaksa hadir, pastikan difabel bisa beradaptasi dengan baik.
Kisah pengantar
Bermula dari pengalaman pribadi serta realitas beberapa even. Bahwa panitia abai terhadap hak-hak difabel. Penulis merangkum standar kelayakan even.
Atas dasar UU RI nomor 8 Tahun 2016 serta Permen PU Nomor 30 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Belakangan peraturan tersebut digantikan dengan Permen PUPR Nomer 14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.
Rangkuman ini selanjutnya disebut sebagai 4K Standar Even Difabel. Standar ini penting sebagai bagian dari perencanaan, implementasi dan evaluasi even difabel.
Ya, beberapa waktu lalu saya sempat berdebat dengan tuan rumah pembentukan panitia penyelenggara sebuah acara untuk difabel. Pasalnya sederhana, tuan rumah menuding saya tidak percaya kepada tuan rumah atas keamanan difabel dalam acara tersebut.
Padahal faktanya tuan rumah memang belum mengenal 4K standar even difabel.
Beberapa kali, saya juga memilih tidak hadir dalam beberapa undangan even difabel. Pasalnya juga soal 4 K tadi. Bagi saya, mengabaikan 4 K berarti abai terhadap hak-hak difabel. Tak hanya itu, reputasi pribadi dan organisasi pun akan runtuh.
Menolak tawaran even
Ada pula tawaran kerjasama even, mereka sampaikan melalui whatsapp. Judul acaranya menarik, semacam seribu anak berkebutuhan khusus mewarnai.
Langkah pertama, saya cek siapa penyelenggaranya. Sebuah nama yang baru saya kenal dan tak familier di kalangan difabel. Popularitas nama tentu penting, untuk mengetahui rekam jejak calon mitra.
Saya memilih tidak mengisi tawaran tersebut. Sebab penyelenggara tak bisa menunjukkan konsep acara dengan jelas. Saya berpikir, 1000 anak difabel calon peserta itu nyawa loh. Sudahkah merencanakan resiko dan mitigasinya ketika sesuatu hal terjadi diluar rencana?
Yang saya khawatirkan akhirnya terjadi benar. Dari dokumentasi yang masuk di grup whatsapp nampak anak-anak dijemput menggunakan truk. Kendaraan itu tanpa fasilitas memadai yang memperhitungkan kebutuhan ragam disabilitas.
Foto lainnya menunjukkan lokasi acara yang panas tanpa tenda atau payung payung pelindung yang cukup. Hanya ada sedikit tempat teduh, yaitu panggung yang disediakan untuk para artis. Duh!
Yang ironi lagi, postingan foto dari relawan difabel yang menyertakan caption: keren ya acara kami..
Beberapa hari kemudian. Orangtua dari anak difabel mampir ke rumah. Sambil ngopi ia bercerita. Bahwa usai acara anaknya sakit. Sebab kepanasan, nggak ada tempat berteduh, sebagian anak-anak terpaksa ada yang sembunyi di bawah meja, tuturnya.
Saya menanggapi, persoalannya itu di 4 K yang tidak terpenuhi. Kemudian satu persatu saya coba urai hal tersebut. Lantas apa komentarnya..
Tapi ya biarlah, sesekali rekreasi walau akhirnya sedikit sakit, yang penting nggak parah. Soalnya anak-anak itu memang jarang wisata, tuturnya seolah meninggalkan akal sehat.
Apa itu 4K Standar Even Difabel?
Oh ya, tulisan hampir usai, saya harus menjelaskan apa itu 4 K.
- Keamanan. Adalah memetakan potensi resiko dan mitigasinya. Misal saat membuat acara konvoi di jalan raya atau di tanah lapang. Resiko kepanasan atau kehujanan bisa saja terjadi. Solusinya selektif terhadap peserta yang mau ikut. Atau mempersiapkan lokasi yang memadai untuk berteduh.
- Kenyamanan. Berkaitan dengan psikis difabel. Apakah peserta bisa beradaptasi dengan suasana yang ramai? Berapa lama ia bisa bertahan pada situasi tertentu? Apakah lingkungan even respek terhadap difabel?
- Kemudahan. Menyiapkan fasilitas yang mudah digunakan oleh siapapun. Apakah panggung menyediakan ramp dan tidak terlalu tinggi bagi difabel?
- Kemandirian. Difabel bisa melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya tanpa bergantung pada oranglain. Poin ini berkaitan dengan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan. Ketika sarana prasarana serta pelayanan even bagi difabel bersifat memudahkan, bisa dipastikan faktor kenyamanan dan keselamatan terpenuhi.
Jalan menuju panggung landai memudahkan difabel fisik melaluinya. Informasi tulisan yang jelas dana lengkap akan memudahkan Tuli. Ia tak perlu lagi bertanya pada orang lain. Lokasi dengan guiding block dan braille akan memberi kemudahan pada difabel netra. Termasuk adanya narator yang mendampingi.
Sikap Kita
Sebagai pegiat inklusi, bagaimana sikap kita terhadap undangan even yang mengabaikan 4K Standar Even Difabel?
- Jika tahu sebelum acara. Berikan pengarahan terbaik agar penyelenggara berupaya memenuhi 4K. Tidak harus sempurna terkait dengan kemampuan dan proses kesadaraan. Jika penyelenggara abai, jangan segan untuk menolak. Atau jika terpaksa hadir, pastikan difabel bisa beradaptasi dengan baik.
- Jika tahu setelah acara. Dokumentasikan dengan baik hal-hal yang abai terhadap keamanan, kenyamanan, kemudahan dan kemandirian (4K). Kemudian sampaikan secara baik kepada penyelenggara standar membuat even yang akses bagi difabel.
Ok, demikian ulasan tentang 4K. Jika ada koreksi atau masukan boleh tinggalkan di kolom komentar. Terimakasih. (Ken Kerta)