Posyandu Disabilitas pertama di Jawa Timur, tepatnya di Desa Bedali Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Dengan adanya layanan ini, keberadaan para penyandang disabilitas semakin terwadahi.
Posyandu Disabilitas yang memang dirancang untuk memberikan layanan kesehatan bagi anak-anak atau masyarakat berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas.
Pendirian Posyandu Disabilitas salah satunya diisiasi oleh Kertaning Tyas. Ide ini berawal saat ia mendengar keresahan para penyandang disabilitas soal layanan kesehatan yang minim, kurangnya ketersediaan alat hingga transportasi dari rumah ke posko rehabilitasi.
Selain itu, didirikannya Posyandu Disabilitas ini juga karena belum terdapat Puskesmas yang memberikan layanan kepada difabel.
Padahal menurut data Dinas Sosial Kabupaten Malang, terdapat 7.896 difabel, terdiri 2730 tuna daksa, 2413 tuna rungu, 1112 disabilitas mental dan 1431 tuna netra di wilayah tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Ken Kerta ini, sebenarnya ada beberapa puskesmas yang memberikan layanan kepada disabilitas mental melalui Posyandu Jiwa, seperti telah dilakukan oleh beberapa puskesmas di Kecamatan Singosari, Dau, Bululawang, Turen dan Bantur.
Namun untuk layanan khusus bagi penyandang disabilitas lainnya belum ada. Padahal, masyarakat penyandang disabilitas ini membutuhkan layanan fisioterapi bagi tuna daksa, terapi wicara/komunikasi bagi tuna rungu wicara, dan layanan khusus lainnya bagi tuna netra, disabilitas intelektual dan sebagainya.
Riset menyimpulkan layanan kesehatan yang layak dan aksesibel di kabupaten Malang, belum dinikmati sepenuhnya oleh warga difabel, ujarnya.
Dari situlah ia mulai merealisasikan Posyandu Disabilitas ini melalui tangan Lingkar Sosial Indonesia yang disepakati dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Bedali.
Ide ini juga didukung elemen masyarakat mulai dari perangkat desa juga dinas sosial, RSJ Radjiman Wediodiningrat, dan Puskesmas Lawang.
Posyandu ini selain memberi layanan kesehatan gratis, juga menyediakan layanan fisioterapi, konseling, parenting, kepastian tempat terapi, dan antar jemput bagi difabel dari rumah masing-masing ke lokasi posyandu.
Serta yang unik adalah pemberdayaan ekonomi pasca rehabilitasi, kata Ken.
Ia menambahkan, Posyandu ini juga sekaligus menjadi tempat pelatihan wirausaha, permodalan, dan pemasaran produk para peyandang disabilitas dan kader posyandu.(*)