Sejak tahun 2019, Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) mengembangkan SDGs Komunitas sebagai strategi mencapai tujuan global. SDGs Komunitas merupakan strategi melokalkan SDGs di lingkup komunitas agar setiap orang tanpa terkecuali penyandang disabilitas dapat berkontribusi secara sadar dan mudah.
Praktiknya, pemberdayaan dan keberlanjutan menjadi syarat utama program dan kerjasama. LINKSOS mendorong setiap pihak yang akan bermitra memiliki peta jalan keberlanjutan kegiatan kerjasama.
Apa itu SDGs?
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan rencana aksi global yang didasarkan pada hak asasi manusia dan kesetaraan guna mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
SDGs/ TPB merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Komitmen tersebut dideklarasikan oleh negara-negara maju dan berkembang di Sidang Umum PBB pada September 20151.
Terdapat 17 tujuan SDGs yang saling terkait dan saling mendukung untuk mengatasi berbagai tantangan global. Seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas berkewajiban mendukung SDGs. Untuk itu, LINKSOS mengembangkan SDGs Komunitas strategi melokalkan SDGs di lingkup komunitas agar setiap orang dapat berkontribusi secara sadar dan mudah.
17 Tujuan SDGs
SDGs mencakup 17 tujuan dan sasaran global tahun 2030 yaitu: (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau.
Selanjutnya, (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
LINKSOS melakukan praktik sederhana untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu SDGs Komunitas Disabilitas. Praktik ini mensyaratkan pemberdayaan dan keberlanjutan dalam program kerja, diantaranya di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, seni budaya, lingkungan hidup dan hukum.
Praktik SDGs Komunitas
LINKSOS mengembangkan praktik SDGs Komunitas di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, seni budaya, lingkungan hidup dan hukum. Urgensinya enam bidang tersebut sebagai kebutuhan dasar seluruh manusia, tanpa terkecuali penyandang disabilitas.
Di bidang Kesehatan, LINKSOS mengembangkan Posyandu Disabilitas. Seperti posyandu lainnya, layanan ini memberdayakan masyarakat sebagai kader kesehatan. Posyandu Disabilitas dinaungi oleh Pemerintah Desa/kelurahan serta Puskesmas.
Di bidang pendidikan, LINKSOS mengembangkan gugusdepan inklusif. Jika biasanya gudep ada di sekolah, kali ini gudep pangkalan Lingkar Sosial Indonesia mewadahi penyandang disabilitas yang sudah tidak bersekolah maupun yang tak pernah mengenyam pendidikan formal.
Selanjutnya di bidang ekonomi, LINKSOS mengembangkan workshop Omah Difabel. Praktiknya, Omah Difabel bekerjasama dengan CSR Perusahaan untuk pelatihan, pembiayaan dan pendampingan wirausaha dan meningkatkan serapan tenaga kerja formal penyandang disabilitas.
Lalu di bidang seni budaya. LINKSOS membuat event tahunan Hari Disabilitas Internasional untuk menggali dan mengembangkan potensi penyandang disabilitas di bidang seni budaya. Kemudian di bidang Lingkungan Hidup, LINKSOS mengembangkan unit Difabel Pecinta Alam (Difpala). Unit ini bertujuan meningkatkan peran aktif penyandang disabilitas di bidang pelestarian alam dan lingkungan.
Sedangkan di bidang hukum, LINKSOS bekerjasama dengan lembaga bantuan hukum untuk memfasilitasi pengaduan, konsultasi dan bantuan hukum. Kolaborasi ini juga menggiatkan sosialisasi sadar hukum.
Kemitraan untuk mencapai tujuan
Salah satu dari 17 tujuan SDGs adalah Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Praktik lokalnya, LINKSOS mengembangkan kemitraan berbasis pentahelix yaitu Pemerintah, swasta, akademisi, kelompok masyarakat dan media massa.
Di setiap wilayah kerjanya, LINKSOS menjalin kemitraan dengan pentahelix. Hal ini sebagai bentuk implementasi SDGs Komunitas. Saat ini, LINKSOS melakukan kemitraan dengan Pemerintah Daerah dan pendampingan masyarakat di Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan.
Salah satu praktik baik implementasi SDGs Komunitas adalah kolaborasi Lingkar Sosial Indonesia di Malang Creative Center (MCC). Rumah bagi 17 subsektor ekraf ini, selain memfasilitasi sarana dan prasarana pemberdayaan penyandang disabilitas, juga menghubungkan LINKSOS dengan lintas jaringan.
Kolaborasi di MCC memberikan dampak positif terhadap komunitas diantaranya di bidang advokasi, pengembangan jaringan dan peningkatan pendapatan2.
- SDGs KNOWLEDGE HUB, Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan https://sdgs.bappenas.go.id/ [↩]
- Kolaborasi di MCC Kota Malang dan Manfaatnya https://lingkarsosial.org/kolaborasi-di-mcc-kota-malang-dan-manfaatnya/ [↩]