Difabel atau sebutan lain bagi penyandang disabilitas, dalam situasi bencana bisa menjadi kelompok rentan yang memerlukan pertolongan, namun bisa juga menjadi penolong. Maka potensi difabel dalam respon bencana, sama seperti warga masyarakat lainya.
Pengalaman difabel dalam respon bencana, khususnya di wilayah Jawa Timur, tampak dari aktivitas Difabel Pecinta Alam (Difpala)1. Mereka memposisikan diri sebagai relawan tanggap bencana. Difpala merupakan unit pemberdayaan masyarakat Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) di bidang pelestarian alam dan lingkungan.
Pada tahun 2020, Difpala LINKSOS terlibat aktif dalam penanggulangan Covid-192. Kemudian pada tahun 2021, Difpala merespon Gempa Malang, 6 M. Namun pada erupsi Semeru tahun 2022, mereka tidak terjun ke lokasi sebab sumber daya tim yang kurang memadai.
Mengenal Difpala
Difabel Pecinta Alam (Difpala) berpusat di Malang, Jawa Timur. Kelompok ini memiliki tiga kegiatan utama, yaitu mendaki, menghijaukan dan memberdayakan.
Mendaki yaitu olahraga mendaki gunung atau penjelajahan alam dalam lingkup yang lebih luas. Tak hanya mendaki gunung, Difpala juga berlatih repling (turun tebing) dan rafting (arung jeram) bersama Posko Rescue Bela Negara Malang. Dengan demikian Difpala sangat memungkinkan untuk melakukan aktivitas menantang lainnya.
Menghijaukan atau penghijauan. Tak hanya menikmati alam, Difpala juga merawat alam. Mereka melakukan penghijauan bersama masyarakat serta kelompok peduli lingkungan dan Pramuka.
Memberdayakan atau pemberdayaan masyarakat. Di sekitar lokasi kegiatan, Difpala melakukan pemberdayaan masyarakat. Di bidang kesehatan misalnya, mereka mengembangkan Posyandu Disabilitas.
Sedangkan di bidang kebencanaan, mereka membentuk posko difabel untuk memudahkan distribusi logistik dan edukasi kebencanaan untuk meningkatkan potensi difabel dalam respon bencana.
Praktik Difpala merespon Covid-19
Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) membentuk Difpala pada tahun 2020. Alasan pembentukan kelompok difabel pecinta alam ini, sebagai respon bencana pandemi atau Covid-19.
Saat sebagian besar masyarakat ketakutan dan berebut vaksin, founder LINKSOS Ken Kerta mengajak anggotanya mendaki gunung. Mereka menolak takut dan berprinsip bahwa cara menghadapi virus adalah dengan meningkatkan imunitas, bukan dengan ketakutan.
LINKSOS menilai, bahwa adanya pandemi sebagai dampak kerusakan lingkungan. Maka salah satu memulihkan alam adalah dengan penghijauan.
Meski demikian, LINKSOS juga terlibat aktif dalam penanggulangan Covid 19. LINKSOS bergabung dalam Tim Percepatan Vaksinasi Covid-19 bagi Penyandang Disabilitas di Jawa Timur. Tim tersebut dalam koordinasi Stafsus Presiden Angkie Yudistia3.
Difpala menjadi tim inti LINKSOS dalam distribusi bantuan sembako bagi disabilitas dan edukasi Covid-19. Dalam hal ini, LINKSOS bekerjasama dengan beberapa CSR Perusahan dan badan zakat.
Difpala merespon gempa Malang
Gempa Malang pada bulan April 2021, menambah beban hidup masyarakat. Pandemi belum usai, rumah mereka rusak dan roboh akibat gempa. Khususnya penyandang disabilitas, mereka gagap bencana dan rawan menjadi korban, serta rawan ditinggalkan saat bencana.
Merespon hal ini, LINKSOS kemudian menurunkan Difpala dan membentuk Timresna atau tim respon bencana. Difpala melakukan dua hal penting yaitu distribusi logistik pangan dan edukasi tanggap bencana bagi komunitas disabilitas.4.
Dalam melakukan respon bencana, Difpala melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Malang. Difpala juga bekerjsama dengan PMI Kabupaten Malang untuk kegiatan edukasi tanggap bencana, serta bekerjasama Bekang Kostrad untuk transportasi distribusi logistik pangan.
Membentuk Unit Layanan Disabilitas
Guna memudahkan koordinasi dengan Pemerintah, LINKSOS membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD) di Kecamatan Lawang. Unit ini dalam koordinasi Camat Lawang5.
Fungsi dari ULD Kecamatan ini adalah menfasilitasi pelayanan dan pemberdayaan penyandang disabilitas. Program ULD ini diantaranya mengembangkan Posyandu Disabilitas di desa-desa dan kelurahan, termasuk dalam konteks ini sebagai potensi respon bencana.
Akhir tulisan, belajar dari pengalaman Difabel Pecinta Alam. difabel mampu merespon bencana sesuai dengan kemampuannya. Namun mereka masih memerlukan berbagai pelatihan terkait kebencanaan agar makin tangguh.
- Difpala, Bakti Inklusi Bumi Lestari https://lingkarsosial.org/difabel-pecinta-alam/ [↩]
- Bansos Covid-19 dari Thisable untuk Difabel di Malang bersama Lingkar Sosial Indonesia https://www.youtube.com/watch?v=63O24zfZeRA [↩]
- Apresiasi Stafsus Presiden untuk Percepatan Vaksinasi Covid-19 https://lingkarsosial.org/apresiasi-dari-stafsus-presiden-untuk-percepatan-penanggulanan-covid-19/ [↩]
- TNI-Polri dan Difabel Tanggap Bencana di Pagelaran https://lingkarsosial.org/sinergitas-tni-polri-dan-masyarakat-dalam-bansos-dan-edukasi-tanggap-bencana-di-kecamatan-pagelaran/ [↩]
- Kabupaten Malang Luncurkan Unit Layanan Disabilitas Pertama https://seputarmalang.com/seputar-inklusi/kabupaten-malang-luncurkan-unit-layanan-disabilitas-pertama/1150/ [↩]