Forum Inklusi Kota Batu

LINKSOS dan Dinas Sosial Inisiasi Forum Inklusi Kota Batu

3 minutes, 6 seconds Read

LINKSOS Chapter Kota Batu bekerjasama dengan Dinas Sosial Kota Batu menggelar Focus Group Discussion (FGD) Masyarakat Peduli Disabilitas. FGD menghasilkan terbentuknya Forum Inklusi Kota (FIK) Batu dan usulan rencana kerja. 

“FGD bertujuan membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat luas terhadap disabilitas guna mendorong terciptanya gerakan ramah disabilitas,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Batu Ririk Mashuri, Kamis 2 November 2023 di lokasi kegiatan, Zam-Zam Hotel & Convention Kota Batu.  

Untuk itu kami mengundang lintas organisasi untuk memberikan masukan guna meningkatkan kualitas program pelayanan kami, imbuh Ririk Mashuri. Beberapa program yang telah berjalan diantaranya alat bantu disabilitas, insentif bagi penyandang disabilitas,jaminan sosial dan pelatihan keterampilan. 

“Kami juga mengapresiasi terbentuknya Forum Inklusi Kota Batu dari FGD ini,” puji Ririk Mashuri. Menurutnya, hal tersebut menambah inovasi pelayanan Dinas Sosial Kota Batu. Ririk menjelaskan, diantaranya terdapat TRC Ratusima atau Tim Reaksi Cepat Ramah Tuna Sosial. 

“Maka guna mendukung implementasi berbagai inovasi pelayanan Dinas Sosial Kota Batu, kami memerlukan Perda tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, yang saat ini naskah akademiknya juga telah disusun,” pungkasnya.

Sebagai informasi, FGD menghadirkan narasumber dari Bidang Hukum Sekda Pemkot Batu. FGD juga dihadiri oleh peserta dari 10 organisasi penyandang disabilitas dan dua organisasi stakeholder. 

10 organisasi penyandang disabilitas peserta FGD peserta FGD tersebut adalah LINKSOS, Difpala, Pertuni Kota Batu, Shining Tuli Kota Batu, Gerkatin Kota Malang, LBH Disabilitas, KPSI Kota Batu, NPCI Kota Batu, Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Inklusi, dan SLB Negeri Kota Batu. Sedangkan dua organisasi stakeholder adalah LBH APIK dan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Batu. 

Peran FIK Batu dan rencana tindak lanjut

Dalam kesempatan yang sama Ketua Pembina LINKSOS, Ken Kertaning Tyas sebagai fasilitator FGD menjelaskan peran FIK Batu. Ken sapaan akrabnya juga menyampaikan beberapa catatan tentang usulan kegiatan.

“Terbentuknya Forum Inklusi Kota Batu ini adalah sebagai bentuk keterbukaan Pemkot Batu khususnya Dinas Sosial Kota Batu terhadap aspirasi masyarakat,” ujar Ken memberikan apresiasi. Forum ini akan menjadi jembatan aspirasi masyarakat ke Pemkot Batu melalui rekomendasi-rekomendasi. Selain itu, FIK Batu juga akan terjun langsung untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, terang Ken. 

Ken Kerta juga menyampaikan beberapa catatan ide dan masukan peserta FGD, di antaranya di bidang hukum, pendataan dan pemberdayaan. 

“Di bidang hukum, penting adanya Raperda Disabilitas sebagai turunan dari UU RI Nomor 8 Tahun 2016,” terang Ken. Penyusunan Raperda ini harus melibatkan masyarakat penyandang disabilitas agar muatannya sesuai dengan kebutuhan, persoalan dan hak-hak penyandang disabilitas. Masih di bidang hukum, bahwa perlu pula adanya sosialisasi sensitisasi disabilitas bagi APH atau aparat penegak hukum. 

Selanjutnya di bidang pendataan, perlu adanya pelatihan tentang ragam disabilitas, teknik dan etika berinteraksi dengan disabilitas, serta metode pendataan agar data yang dihasilkan lebih akurat. Pendataan juga penting melibatkan RT/RW untuk meningkatkan jangkauan, akurasi dan update data secara berkala.

Kemudian terkait pemberdayaan, Ken mengatakan bahwa pihaknya siap membantu memberikan supervisi terhadap komunitas yang membutuhkan bantuan menyusun program kerja. Ken juga menandaskan perlunya Forum Corporate Social Responsibility (CSR) yang menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat khususnya penyandang disabilitas. 

“Untuk kepengurusan FIK Batu, saat ini masih berupa formatur yang terdiri dari 12 perwakilan organisasi penyandang disabilitas,” terang Ken. Selanjutnya, jalannya formatur tersebut hingga terbentuknya susunan pengurus termasuk penyusunan program kerja akan disupervisi oleh LINKSOS. 

Apresiasi masyarakat

“Layanan Pemkot Batu terhadap penyandang disabilitas selama ini telah cukup baik melalui beberapa program baik yang bersifat bantuan maupun pemberdayaan,” ujar Ketua Shining Tuli Kota Batu Khoirul Rizqy. Meski demikian, lanjut Rizqy pemberdayaan penyandang disabilitas di bidang keorganisasian masih harus ditingkatkan. 

Rizqy menyampaikan, saat ini pemberdayaan telah berjalan di komunitas Shining Tuli dan Pertuni Kota Batu. Masing-masing bergerak di bidang pemberdayaan penyandang disabilitas pendengaran dan penglihatan. Namun untuk pemberdayaan ragam disabilitas lainnya seperti disabilitas intelektual, mental, dan fisik belum optimal.

Hal senada disampaikan orangtua anak berkebutuhan khusus, Sugiati, ”Adanya LINKSOS Chapter Kota Batu dan Forum Inklusi Kota (FIK) Batu bagi kami adalah harapan baru untuk pemberdayaan anak-anak penyandang disabilitas.

(admin).

Galeri

 

 

Similar Posts

Skip to content