Karakter Topeng Malangan nampak pada pahatan karakter wajah seseorang pada kayu. Warna-warna topeng juga mencerminkan sifat/karakter tokoh.
Sejarah dan karakter
Topeng Malangan merupakan seni budaya Malang yang sejarahnya berkaitan erat dengan masa keemasan Raja Gajayana, Kerajaan Kanjuruhan. Tari Topeng sekilas mirip dengan Wayang Wong. Bedanya pemerannya menggunakan topeng dan cerita yang sering diangkat adalah cerita panji, seputar kisah cinta antara Panji Asmarabangun dan Galuh Candrakirana.
Ciri khas Topeng Malangan adalah pahatan karakter wajah seseorang pada kayu yang nampak lebih nyata. Serta warna yang lebih beragam dibandingkan topeng dari daerah lainnya. Warna-warna topeng juga mencerminkan sifat/karakter tokoh, yaitu merah, putih, kuning, hijau, dan hitam. Arti dari warna-warna tersebut, secara berturut-turut melambangkan keberanian, kesucian, kesenangan, kedamaian, dan kebijaksanaan.
Karakter 6 tokoh utama
Seni yang berkembang sejak jaman Hindu-Buddha ini, memiliki sekira 76 karakter tokoh. Diantaranya terdapat enam karakter yang paling menonjol yaitu:
- Panji Asmoro Bangun, merupakan tokoh protagonis yang mengatur naik turunnya konflik dalam suatu cerita. Warna hijau pada wajah melambangkan bahwa ia seorang yang baik hati. Sifat jujur, sabar, gesit dan perwira ditunjukkan oleh matanya yang berbentuk bulir padi. Sedangkan dari bibirnya yang sedikit terbuka mengartikan bahwa ia lembut dan berbudi luhur. Titik emas diantara alisnya menunjukkan bahwa ia adalah keturunan dewa. Alisnya berbentuk nanggal sepisan, berhidung mancung, dan juga terdapat kumis.
- Dewi Sekartaji, sama seperti Raden Panji Asmoro Bangun yakni alisnya nanggal sepisan, berhidung mancung dan memiliki titik emas di antara alisnya. Wajahnya berwarna putih menunjukkan bahwa ia seorang yang suci, lembut, dan baik hati.
- Gunung Sari, sahabat Raden Panji ini memiliki mata sipit, berkumis panjang. Warna wajahnya sama seperti Dewi Sekartaji yaitu putih yang melambangkan seorang yang baik hati dan suci.
- Dewi Ragil Kuning, adik dari Raden Panji ini bersifat aktif. Warna wajahnya yang kuning melambangkan kesenangan.
- Klana Sewandana, merupakan tokoh antagonis yang menjadi musuh dari Raden Panji. Klana digambarkan sebagai sosok yang memiliki mata besar atau mata kedhelen, hidungnya berbentuk pagotan, mulutnya berbentuk jambe sinegar setangkep, jambang yang serupa ronce melati, serta jenggotnya yang brewok. Tokoh ini memiliki wajah berwarna merah yang berarti bahwa ia seorang pemarah dan juga pemberani.
- Bapang, memiliki warna wajah merah, hidung panjang, dan mata yang besar. Warna wajah sahabat Klana Sewandana ini melambangkan sifat pemarah dan pemberani.
Asimilasi budaya
Dari berbagai sumber, budaya topeng ini muncul sekitar abad ke-8 Masehi sebagai sandiwara atau tontonan hiburan bagi Sang Raja dan rakyatnya. Budaya ini juga sebagai hasil asimilasi antara budaya India dan Jawa-Kanjuruhan, pengaruh dari hubungan perdagangan ketika itu.
Awalnya cerita dalam topeng wayangan bersifat sakral, memuat kisah religi cerita pewayangan India, seperti Ramayana dan Mahabarata. Tetapi sejak pemerintahan Raja Erlangga, raja mengubah kesenian topeng ini menjadi kebudayaan biasa dan hanya sebagai seni tari saja. Bahkan memfungsikan topeng sebagai pendukung fleksibilitas penari agar tak lagi menggunakan rias.
Wayang topeng ini kemudian menjadi satu seni pertunjukan yang membudaya di Malang. Muka para pemain tertutup topeng atau tidak memperlihatkan wajah asli, lantas disebut sebagai Wayang Topeng Malang atau Topeng Malangan. (adm)