Kusta di Jawa Timur: Tantangan dan Upaya Penanggulangan Leprosy in Nguling District

Kusta di Jawa Timur: Tantangan dan Upaya Penanggulangan

3 minutes, 11 seconds Read
Kusta di Jawa Timur masih menjadi tantangan dengan prevalensi tinggi di beberapa kabupaten, sehingga memerlukan upaya terpadu seperti deteksi dini, SDR-PEP, serta pemberdayaan masyarakat.
Ken Kerta
Ken Kerta
Founder Lingkar Sosial Indonesia

Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang menyerang saraf tepi dan kulit. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Jawa Timur termasuk dalam 10 besar provinsi dengan angka penemuan kasus kusta tertinggi di Indonesia.

Angka Prevalensi Kusta di Jawa Timur

Prevalensi kusta di Jawa Timur terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, prevalensi tercatat sebesar 0,4 per 10.000 penduduk, dengan angka penemuan kasus baru (NCDR) sebesar 4,2 per 100.000 penduduk. Pada 2022, prevalensi meningkat menjadi 0,5 per 10.000 penduduk.

Data terbaru dari BPS Jawa Timur tahun 2023 menunjukkan penemuan kasus baru kusta mencapai 5,82 per 100.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk Jawa Timur sebanyak 41.149.974 jiwa, diperkirakan terdapat sekitar 2.395 orang yang mengalami kusta.

Penderita kusta di Jatim didominasi oleh orang dewasa (usia >14 tahun) dan mayoritas menderita tipe kusta multibasiler (MB). Sebanyak 76% pasien tercatat tanpa kecacatan (tingkat 0).1

Sebanyak 5 kabupaten/kota belum mencapai status eliminasi kusta, yaitu Sumenep, Sampang, Pamekasan, Tuban, dan Bangkalan. Kabupaten Sampang memiliki angka prevalensi tertinggi, yakni 22,34 per 100 ribu penduduk.

Jumlah Penderita Kusta Kasus Baru di Jawa Timur

Berikut peringkat angka prevalensi Kusta di Jatim berdasarkan data BPS Jatim (per 23 Februari 2024)2, serta jumlah kasus kusta baru disinkronkan dengan jumlah penduduk berdasarkan BPS Jatim (per 21 Februari 2024)3 Jumlah ini merupakan Kasus Penyakit – Penemuan Kasus Baru Kusta per 100.000 Penduduk: 

No

Kabupaten/
Kota

Prevalensi Kusta/
100.000 penduduk
Jumlah Penduduk
(Ribu)
Jumlah
Kasus Kusta
1Sampang22,341.016,3227
2Sumenep22,181.153,2256
3Bangkalan18,601.102,5205
4Pamekasan16,55884,7146
5Situbondo11,12700,778
6Lumajang10,771.145,9123
7Probolinggo10,101.185,2120
8Tuban9,781.225,2120
9Lamongan8,871.378,2122
10Pasuruan7,651.657,2127
11Kota Madiun6,17201,812
12Jember6,012.603,8157
13Bondowoso5,98792,347
14Gresik5,601.364,076
15Jombang5,241.362,771
16Kota Pasuruan4,89219,411
17Kota Probolinggo4,52249,511
18Kota Mojokerto3,79137,45
19Kota Surabaya3,182.922,093
20Banyuwangi2,951.754,452
21Tulungagung2,661.113,930
22Nganjuk2,641.131,830
23Ponorogo2,51962,924
24Madiun1,89757,814
25Bojonegoro1,831.325,324
26Sidoarjo1,782.171,539
27Malang1,742.736,048
28Pacitan1,61588,610
29Magetan1,57685,511
30Kediri1,511.689,926
31Kota Malang1,36872,712
32Trenggalek1,00744,57
33Ngawi0,95884,18
34Kota Batu0,94222,72
35Blitar0,941.263,712
36Kota Blitar0,69154,91
37Mojokerto0,261.154,33
38Kota Kediri0,00298,20

Total jumlah kasus kusta di Jawa Timur = 2.074 kasus

Faktor yang mempengaruhi angka kusta

Secara umum, beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka kusta meliputi:

  • Populasi besar: Penyebaran lebih mudah terjadi pada wilayah padat penduduk.
  • Kurangnya edukasi: Banyak masyarakat belum memahami gejala kusta, sehingga terlambat memeriksakan diri.
  • Stigma sosial: Penderita kusta sering enggan mencari pengobatan akibat diskriminasi.
  • Kemiskinan: Akses terhadap layanan kesehatan masih terbatas bagi sebagian penduduk.
  • Faktor endemik: Beberapa daerah di Jawa Timur memiliki riwayat kusta yang sudah lama terjadi.
  • Keberhasilan deteksi dini: Penderita yang sebelumnya tidak terdata kini mulai tercatat dalam sistem kesehatan.

Upaya Penanggulangan Kusta

Pemerintah Jawa Timur telah mengambil berbagai langkah untuk mengeliminasi kusta, di antaranya:

  1. Deteksi dini dan pengobatan MDT: Penanganan segera untuk mencegah penularan lebih lanjut.
  2. Kemoprofilaksis SDR-PEP atau Single Dose Rifampicin Post-Exposure Prophylaxis (SDR-PEP): Memberikan rifampisin dosis tunggal kepada kontak erat pasien kusta untuk memutus rantai penularan.
  3. Edukasi masyarakat: Meningkatkan kesadaran tentang kusta dan mengurangi stigma.
  4. Pemberdayaan masyarakat: Melibatkan kader kesehatan untuk mendukung deteksi dan pengobatan di tingkat lokal.

Beberapa kabupaten, seperti Pasuruan dan Pamekasan, telah menerapkan program SDR-PEP. Program ini juga mencakup deteksi dini, perubahan perilaku masyarakat, dan pemetaan wilayah intervensi.45

Peran Organisasi Peduli Kusta

Masyarakat melalui organisasi peduli kusta turut berperan dalam penanggulangan kusta, diantaranya Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). LINKSOS melakukan pemberdayaan kesehatan melalui Kader Kusta, dan pemberdayaan ekonomi kreatif. Beberapa penyintas kusta juga bergabung dalam program Difabel pecinta Alam (Difpala), mereka terlibat dalam kegiatan penghijauan dan pendakian gunung.6789

Komitmen pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu menurunkan angka kusta di Jawa Timur, sekaligus mewujudkan eliminasi kusta secara nasional maupun global. 

  1. Ambarsih Prameswari, Departemen Epidemiologi, Biostatistika, Kependudukan dan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Gambaran Epidemiologi Penyakit Kusta di Provinsi Jawa Timur Tahun 2022 []
  2. Kasus Penyakit Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penyakit di Provinsi Jawa Timur, 2023, Terakhir Diperbarui : 23 Februari 2024 []
  3. Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, 2024, Terakhir Diperbarui : 21 Februari 2024 []
  4. Putus Rantai Penularan Kusta, Pemkab Pasuruan Terus Sosialisasi Pentingnya PEP++ []
  5. PKM TALANG PELATIHAN KOMOPROFILAKSIS KUSTA METODE KONTAK []
  6. Kader Kusta: Sebuah Paradigma Baru []
  7. Puluhan OYPMK Pasuruan Bangkit dan Mandiri Lewat Ekonomi Kreatif []
  8. Ekraf (Ekonomi Kreatif) untuk Penyintas Kusta []
  9. OYPMK Mendaki Gunung []

Similar Posts

Skip to content