Kusta di Pulau Madura: Tantangan dan Upaya Penanggulangannya Aksi Bersama Nol Kusta untuk SDR-PEP Berbasis Komunitas

Kusta di Pulau Madura: Tantangan dan Upaya Penanggulangannya

2 minutes, 21 seconds Read
Kusta di Pulau Madura memerlukan penanggulangan holistik yang melibatkan kolaborasi multisektoral, dan pemberdayaan komunitas.
Ken Kerta
Ken Kerta
Founder Lingkar Sosial Indonesia

Pulau Madura, yang terdiri dari empat kabupaten—Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep—memiliki prevalensi penyakit kusta yang tinggi. Wilayah ini, khususnya Pantura-Madura di Jawa Timur, menyumbang angka kusta terbanyak di Indonesia.((Detik Jatim, Kusta di Jatim Tertinggi se-Indonesia, Terbanyak dari Pantura-Madura))

Berdasarkan data BPS Jatim 2023, keempat kabupaten di Pulau Madura menduduki peringkat tertinggi dalam kasus baru kusta per 100.000 penduduk. Sampang tercatat dengan angka 22,34, selanjutnya Sumenep (22,18), Bangkalan (18,6), dan Pamekasan (16,55). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain, seperti Situbondo (11,12).((Kusta di Jawa Timur: Tantangan dan Upaya Penanggulangan))

Penanggulangan kusta di Pulau Madura melibatkan berbagai pihak. Dewan Kesehatan Madura berperan dalam mengajak masyarakat untuk mencegah kusta, dengan meningkatkan ketersediaan air bersih dan menerapkan pola hidup sehat. Hal ini penting karena kusta dapat menular melalui udara.((Dewan Kesehatan Madura Ajak Masyarakat Cegah Penyakit Kusta))

Berdasarkan data jumlah penduduk dan prevalensi kusta, berikut jumlah kasus baru kusta tahun 2023 di Pulau Madura:1

KabupatenJumlah Penduduk

Prevalensi
Kasus baru/ 100.000 penduduk

Jumlah Kasus Baru
Sampang984.16222,34220
Sumenep1.136.63222,18252
Bangkalan1.086.62018,6202
Pamekasan857.81816,55141

Tantangan Pencegahan dan Penanggulangan Kusta

Pencegahan kusta di Madura menghadapi tantangan besar yang mencakup sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, infrastruktur, geografis dan pendekatan multisektoral.

Sosial: Stigma terhadap penderita kusta masih kuat, banyak penyintas yang dikucilkan, dan enggan mencari pengobatan karena dianggap sebagai “kutukan” atau “penyakit keturunan”. Budaya: Pengobatan tradisional seringkali lebih dipercaya, sehingga penderita ragu untuk mencari pengobatan medis yang tepat.

Ekonomi: Keluarga dengan pendapatan rendah lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari daripada kesehatan, yang memperburuk sanitasi dan higiene. Pendidikan: Kurangnya kampanye kesehatan mengenai kusta memperlambat upaya pencegahan. Banyak masyarakat yang tidak memahami gejala, cara penularan, atau pengobatan penyakit ini.

Infrastruktur: Akses ke fasilitas kesehatan di daerah terpencil terbatas. Tenaga kesehatan di pedesaan juga kurang terlatih dalam deteksi dini dan pengobatan kusta. Geografis: Iklim panas dan kekurangan akses air bersih meningkatkan risiko penularan penyakit.

Pendekatan Multisektoral: Koordinasi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, LSM, dan komunitas belum optimal dalam menangani kusta.

Upaya yang Dibutuhkan

Untuk mengatasi kusta di Pulau Madura, membutuhkan pendekatan holistik yang tidak hanya menangani aspek medis, tetapi juga sosial dan ekonomi. Upaya yang perlu dilakukan antara lain:

  1. Edukasi dan Kampanye: Kampanye untuk menghapus stigma dan meningkatkan kesadaran tentang kusta perlu digencarkan.
  2. Penguatan Layanan Kesehatan: Memperkuat layanan kesehatan di wilayah terpencil dan meningkatkan pelatihan untuk tenaga medis mengenai deteksi dini dan pengobatan kusta.
  3. Kolaborasi Multisektoral: Kerjasama antara pemerintah, LSM, dan komunitas lokal untuk meningkatkan sanitasi, menyediakan akses air bersih, dan memberikan bantuan ekonomi.
  4. Pemberdayaan Komunitas: Melibatkan masyarakat dalam membangun pemahaman dan mendukung penderita, agar mereka tidak merasa terisolasi.

Penanggulangan kusta di Pulau Madura memerlukan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak. Dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi prevalensi kusta dan membantu penyintas untuk hidup dengan lebih baik.

  1. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin 2022 Terakhir Diperbarui : 30 Mei 2023 []

Similar Posts

Skip to content