PeaceAble Impact Planning Camp 2025 di Gunung Wedon Lawang Hari Kusta Sedunia 2025

Difpala Memaknai Hari Kusta Sedunia 2025 dengan Tanam Pohon

2 minutes, 5 seconds Read
Memaknai Hari Kusta Sedunia 2025, Difpala melakukan aksi tanam pohon untuk menguatkan pesan bahwa penyintas kusta dapat menjadi bagian aktif dalam upaya pelestarian alam.
Ken Kerta
Ken Kerta
Founder Lingkar Sosial Indonesia

Lawang, 26 Januari 2025 – Memaknai Hari Kusta Sedunia 2025, Difabel Pecinta Alam (Difpala) menggelar aksi tanam pohon berkelanjutan di Gunung Wedon dan Bukit Thursina, Lawang. Kegiatan ini menjadi bagian dari program Nol Kusta dan PeaceAble Impact yang diusung Difpala.1

Aksi ini sejalan dengan tema global Hari Kusta Sedunia 2025, yaitu “Unite. Act. Eliminate.” (Bersatu, Beraksi, Berantas). Tema bertujuan untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita kusta, serta mengajak masyarakat untuk bersatu dan beraksi dalam mengeliminasi penyakit kusta.

Program Nol Kusta berfokus pada misi nol stigma, nol penularan, dan nol diskriminasi terhadap orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK). Sementara itu, PeaceAble Impact adalah gerakan toleransi dan perdamaian melalui pelestarian alam.

“Prinsip kegiatannya adalah sedekah oksigen. Dengan konsep sedekah, kami berharap dapat memotivasi lebih banyak orang untuk terlibat, baik dalam penyediaan bibit, penanaman, maupun perawatan,” ujar Widi Sugiarti, Pembina Difpala, saat ditemui di lokasi kegiatan di Gunung Wedon, Minggu (26/1).

Kampanye Hapus Stigma

Kegiatan tanam pohon ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan alam, tetapi juga mengubah stigma terhadap penyintas kusta. Selama ini, penyintas kusta sering dianggap lemah, sakit, atau bahkan berbahaya jika mengikuti kegiatan alam.

Melalui Difpala, penyintas kusta membuktikan bahwa mereka mampu berkontribusi dalam penghijauan dan pelestarian lingkungan. Bahkan, seorang penyintas kusta menjadi bagian dari misi Disability Seven Summits Indonesia, sebuah program pendakian tujuh gunung di Indonesia oleh penyandang disabilitas.2

Lokasi penghijauan melibatkan dua area utama, yaitu Gunung Wedon dan Bukit Thursina. Penyintas kusta yang mampu mendaki melakukan tanam pohon di Gunung Wedon, sementara mereka yang tidak dapat mendaki berpartisipasi di Bukit Thursina. Aksi tanam pohon ini telah berlangsung sejak awal Januari dan dijadwalkan hingga akhir bulan, dilakukan setiap Sabtu atau Minggu.

Dalam pelaksanaannya, Difpala menargetkan peserta penghijauan sebanyak 10 orang non-disabilitas, 10 penyandang disabilitas, dan 3 penyintas kusta. Kegiatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu luang anggota.

Difpala, kelompok disabilitas pendaki gunung pertama di Indonesia, didirikan oleh Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) pada tahun 2020 sebagai respons terhadap pandemi. Kelompok ini tidak hanya berfokus pada pendakian gunung, tetapi juga pada misi pemberdayaan masyarakat, pelestarian alam, dan inklusivitas.

Melalui aksi tanam pohon berkelanjutan ini, Difpala berharap dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekaligus menguatkan pesan bahwa penyintas kusta dapat menjadi bagian aktif dalam upaya pelestarian alam. Aksi ini juga menjadi wujud nyata dari misi inklusi dan perdamaian yang diusung Difpala dalam setiap kegiatannya.

  1. PeaceAble Impact: Kampanye Inklusi, Perdamaian dan Pelestarian Alam []
  2. Disability Seven Summits: Misi Pendakian Gunung oleh Penyandang Disabilitas []

Similar Posts

Skip to content