10 Januari diperingati sebagai Hari Gerakan Sejuta Pohon Internasional, merupakan inisiatif warga dunia yang menaruh kepedulian tentang manfaat pepohonan bagi kelangsungan hidup manusia. Difabel Pecinta Alam (Difpala) Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) memaknai dengan menginisiasi penanaman dan perawatan pohon secara berkelanjutan di Gunung Wedon Lawang.
Yang terpenting dari fungsi pepohonan merupakan sumber Oksigen bagi manusia, juga sebagai penyaring CO2 dan polutan sehingga meminimalisir dampak polusi bagi semua makluk hidup. Pohon juga berfungsi membantu tanam mencadangkan air tanah sehingga menjaga keberlangsungan sumber air, termasuk meminimalisir bahaya longsor dan banjir.
Adanya pepohonan juga mendukung kesehatan jiwa dan fisik manusia. Seperti dialami oleh beberapa anggota Difpala LINKSOS memilih olahraga pendakian gunung bersama Timsus Pendaki sebagai terapi alam. Diantaranya Ezra, pengalamannya sebagai disabilitas mental akibat epilepsi bahwa olahraga pendakian dan kegiatan positif lainnya di LINKSOS telah membuatnya selama satu tahun ini hidup tanpa kekambuhan.
Menengok kondisi Gunung Wedon
Semacam peringatan hari-hari besar lingkungan hidup, termasuk Hari Gerakan Satu Juta Pohon merupakan momentum penting untuk menggugah kesadaran masyarakat. Namun yang disayangkan kegiatan beberapa nampak bersifat seremonial saja, sehingga pohon-pohon yang ditanam tidak terawat dan akhirnya mati.
Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) mengambil inisiatif untuk melakukan penanaman dan perawatan pohon di Gunung Wedon, sebuah bukit di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dengan ketinggian sekira 660 mdpl.
Alasan dipilihnya Gunung Wedon, yang pertama adanya kerjasama LINKSOS dengan Pemerintah Desa Turirejo di bidang olahraga sejak bulan September 2020. Yang kedua, telah dirilisnya gunung tersebut sebagai Sekolah Alam fokus pada pendidikan dan pelatihan difabel mendaki gunung.
Ketiga, pada beberapa bagian Gunung Wedon nampak gundul akibat penebangan pohon yang tidak terkontrol. Menurut tokoh masyarakat setempat, sekira tahun 1970-an di lokasi tersebut masih ditemukan monyet dan beberapa jenis burung. Rusaknya gunung manapun berarti ancaman bagi manusia dan makhluk hidup.
Alasan berikutnya terkait sejarah lokasi tersebut, bahwa dalam kitab kuno Negarakertagama dituliskan Hayam Wuruk pernah berziarah ke Wedhwa Wedhan yang saat ini diidentifikasi sebagai Gunung Wedon. Meski belum ditemukan jejak-jejak semisal berupa arca atau prasasti namun terdapat kemungkinan kedepan melalui penelitian dapat ditemukan fakta-fakta yang menguatkan.
Menanam dengan hati
Menanam dengan hati memberikan makna kesadaran dan upaya keberlanjutan, meliputi penanaman, perawatan, serta pelibatan masyarakat. (LINKSOS) menggalang kepedulian masyarakat untuk merawat Gunung Wedon. Perawatan diantaranya dengan melakukan penanaman pohon secara berkala.
Termasuk pada hari ini, Minggu, 10 Januari 2021, bertepatan dengan Hari Gerakan Sejuta Pohon, beberapa siswa SMKN 2 Singosari, Kabupaten Malang, serta beberapa pendaki gunung turut serta dalam kegiataan penanaman pohon di Gunung Wedon.
Pada kesempatan sebelumnya, LINKSOS juga melibatkan lintas perguruan tinggi untuk merawat Gunung Wedon. Teranyar kegiatan menanam pohon dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang.
Diawali dari Gunung Wedon, Difpala juga ingin melakukan penghijauan di setiap tempat yang memerlukan.
Senada disampaikan Diana, salah satu peserta kegiatan dari SMKN 2 Singosari. Menurutnya kegiatan menanam pohon merupakan salah satu cara melestarikan alam yang bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.
“Harapannya ke depan LINKSOS dapat membantu hutan-hutan yang gundul dan menanam lebih banyak lagi,” tuturnya.
LINKSOS melalui bidang kegiatannya, Difabel Pecinta Alam (Difpala) mengagendakan setidaknya sebulan tiga kali untuk mengontrol tanaman penghijauan di Gunung Wedon.
Tantangannya adalah kesadaran masyarakat untuk membantu keberlangsungan kegiatan tersebut. Untuk itu LINKSOS melakukan pendekatan masyarakat melalui kegiatan ekonomi.
Beberapa kegiatan wirausaha yang telah berjalan baik di Omah Difabel akan diadopsi sebagai kegiatan ekonomi masyarakat di Desa Turirejo. Termasuk merencanakan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan hasil bumi, seperti singkong, alpukat, durian, dan lainnya. Kelompok masyarakat yang terlibat dalam hal ini diantaranya PKK dan Kelompok Tani.
Pendekatan lainnya adalah di bidang kepemudaan. Saat ini LINKSOS tengah merancang Gunung Wedon sebagai Bumi Perkemahan yang pengelolaanya melibatkan Karang Taruna setempat.
Dari pendekatan masyarakat tersebut, harapannya dengan sukarela dan senang hati warga desa akan terlibat dalam kegiatan perawatan gunung. Selain itu menunjukkan tercapainya prinsip pemberdayaan masyarakat, yaitu dari warga, oleh warga, dan untuk warga.