
Kegiatan Motivasi Membangun Paguyuban Orang Tua Disabilitas di Kelurahan Klojen bertujuan untuk mendorong semangat berorganisasi di antara keluarga penyandang disabilitas. Acara berlangsung di Kantor Kelurahan Klojen pada hari Kamis, 27 Februari 2025.
Sekitar 60 peserta hadir dalam kegiatan ini. Peserta tidak hanya berasal dari keluarga penyandang disabilitas, tetapi juga dari unsur PKK, RT, RW, kader kesehatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
Komitmen Lurah Klojen
Lurah Klojen, Butet, SE menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen pemerintah kelurahan dalam memberdayakan seluruh warga.1
“Kami fokus pada pemberdayaan masyarakat serta pelayanan yang setara bagi penyandang disabilitas dan non-disabilitas. Oleh sebab itu, kami membentuk Paguyuban Orang Tua Disabilitas,” ujar Butet.
“Dengan adanya motivasi tersebut, diharapkan Paguyuban Orang Tua Disabilitas Kelurahan Klojen ini dapat menjadi wadah yang mendukung kemandirian dan keberdayaan penyandang disabilitas,” harap Lurah Klojen, Butet, SE.
Tak hanya itu, enam bulan yang lalu, Kelurahan Klojen juga telah mendirikan Posyandu Disabilitas yang menjalankan program terapi dengan dukungan perangkat kelurahan dan masyarakat. Layanan antar-jemput penyandang disabilitas dari kediaman ke lokasi posyandu juga telah diterapkan untuk mempermudah akses.

Pembinaan paguyuban berkelanjutan
Lurah Klojen, Butet, SE menjelaskan, karena paguyuban orang tua disabilitas belum berjalan optimal, kelurahan mengundang Pak Ken (Ken Kerta), Pendiri Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), untuk memberikan motivasi dan arahan. Dengan adanya bimbingan, harapannya penyandang disabilitas dan keluarganya akan mendapatkan wawasan baru mengenai potensi pemberdayaan.
Ken Kerta merespon positif, ia menekankan pentingnya pemberdayaan penyandang disabilitas melalui organisasi. Menurutnya organisasi yang mandiri akan mencetak anggotanya menjadi mandiri pula. Oleh sebab itu, dalam materinya lebih banyak menyampaikan praktik baik yang menekankan kemandirian organisasi.
LINKSOS juga siap memberikan dukungan berkelanjutan terhadap program ini. Dukungan mulai dari penyusunan rencana kerja hingga pelaksanaan program pemberdayaan.
Tak hanya itu, Paguyuban Orang Tua Disabilitas Kelurahan Klojen juga akan digabungkan ke dalam Forum Inklusi Malang Creative Center (FIMCC) untuk mengembangkan jaringan pemberdayaan. Saat ini, sekitar 20 organisasi disabilitas serta belasan kolaborator dan perusahaan telah bergabung dalam FIMCC.
Adanya rencana keberlanjutan ini mendapat sambutan baik dari keluarga penyandang disabilitas. Ismail, Ketua Paguyuban Orang Tua Disabilitas Kelurahan Klojen, menyatakan, “Kami sangat termotivasi dengan kegiatan ini dan berharap kepengurusan paguyuban dapat segera terbentuk.
“Sebagai orang tua penyandang disabilitas, kami menyadari pentingnya organisasi untuk mencapai kemandirian dan keberdayaan,” tandas Ismail.
Apresiasi adanya Posyandu Disabilitas dan saran inovasi
Dalam kesempatan itu, Ken Kerta mengapresiasi keberadaan Posyandu Disabilitas di Kelurahan Klojen. Menurutnya, selama ini asesmen dan terapi, sebagai kebutuhan dasar penyandang disabilitas masih sulit terpenuhi.
Selama ini terapi hanya ada di rumah sakit, untuk mengaksesnya memerlukan waktu dan biaya yang relatif mahal bagi penyandang disabilitas yang kurang mampu. Dengan adanya posyandu disabilitas, kini kebutuhan tersebut dapat dengan mudah dan terjangkau diakses di tingkat desa/kelurahan.
Selain itu, Ken menyarankan inovasi layanan “tujuh meja” di Posyandu Disabilitas, di mana lima meja berfungsi sebagai layanan posyandu pada umumnya, meja keenam untuk terapi, dan meja ketujuh untuk pemberdayaan. Kegiatan pelatihan keterampilan dan program literasi dari PKK juga dapat diintegrasikan ke dalam layanan tersebut.
Terkait Posyandu Disabilitas, LINKSOS telah berpengalaman sejak tahun 2019. Saat ini, posyandu disabilitas dampingan LINKSOS telah berkembang di lima provinsi di Indonesia.2