
Malang – Sumiati adalah seorang perempuan Tuli yang aktif menyebarluaskan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) sejak 2017. Ia merupakan anggota Pembina Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dan menjabat sebagai Koordinator Bidang Edukasi Bahasa Isyarat.
Sumiati memberikan sosialisasi Bisindo di berbagai tempat. Lokasinya meliputi tempat wisata, komunitas punk, hingga puskesmas. Kegiatan ini mencerminkan dedikasinya terhadap penyebaran Bisindo di masyarakat.
Selain perannya di LINKSOS, Sumiati juga aktif sebagai anggota Difabel Pecinta Alam (Difpala). Ia juga menjadi bagian dari program Disability Seven Summits Indonesia. Dalam setiap pendakian gunung, ia memanfaatkan momen di puncak untuk memperkenalkan Bisindo kepada sesama pendaki. Ini adalah cara unik Sumiati menyebarluaskan Bisindo.1
“Sejak lama kami melakukan sosialisasi Bisindo. Tepatnya pada 2017, kami mengenalkan bahasa isyarat kepada anak-anak punk di Kota Lawang,” jelas Sumiati, 3 April 2024 di Malang Creative Center. Kegiatannya tidak berhenti di situ. Bersama Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu (Gerkatin) Kota Malang, ia melatih tenaga kesehatan di puskesmas. Ia juga melatih security dan marketing di Malang Creative Center.2

Konsistensi dan harapan
Sumiati berharap Bisindo diakui setara dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Ia ingin masyarakat dapat berkomunikasi dengan Tuli, sehingga tercipta lingkungan yang inklusif.
Selain itu, Sumiati aktif dalam berbagai komunitas. Ia adalah Pembina Gugusdepan Teritorial berbasis komunitas disabilitas. Ia juga menjadi anggota Advokasi Tuli untuk Inklusi yang memperjuangkan hak-hak kaum Tuli.
Konsistensi Sumiati dalam memperkenalkan Bisindo mencerminkan semangat inklusivitas. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkontribusi. Sosialisasi Bisindo yang dilakukannya telah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya komunikasi inklusif.
Dengan dedikasinya, Sumiati berharap lebih banyak pihak mendukung penggunaan Bisindo sebagai bahasa isyarat resmi di Indonesia. Harapan ini bertujuan menciptakan masyarakat yang inklusif dan memahami kebutuhan kaum Tuli.