Krisis ekonomi dampak pandemi Covid-19 mendorong anak-anak muda yang tergabung dalam Adi Gunawan Institut bekerjasama dengan Omah Difabel II Lingkar Sosial Indonesia, meluncurkan inovasi batik karya tuna netra. Harapannya pekerjaan yang tak lazim dilakukan oleh orang-orang dengan hambatan penglihatan ini bisa menjadi profesi alternatif sehingga tuna netra tak lagi bergantung profesi tertentu.
Pola membuat batik ini melalui ikatan-ikatan pada kain yang bisa dilakukan oleh tuna netra, disebut dengan model ikat atau jumput. Kemudian kain yang telah diikat dengan pola-pola tetentu tersebut diwarnai dengan cara dicelupkan pada cairan warna, ditetesi cairan warna maupun teknik lainnya. Untuk pewarnaan dibantu oleh orang awas (bisa melihat) atau setidaknya orang dengan low vision yang masih bisa melihat cahaya.
Harga batik spesial dengan merk Batik Netra ini dijual dengan harga berkisar antara 85.000 hingga 350.000 sesuai dengan kualitas kain, kerumitan pola dan tingkat kesulitan.
Latar belakang
Menurut Pendiri Adi Gunawan Institut, Adi Gunawan ide atau gagasan untuk membuat kelompok kerja membatik didasari keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para tunanetra yang selama ini hanya terbatas dan identik pada pijat dan musik saja.
Minimnya ragam profesi ini membuat usaha rentan terhadap perubahan. Terbukti dengan merebaknya Covid-19 praktis membuat tunanetra yang tidak dapat lagi bekerja memijat. Dikhawatirkan interaksi fisik antara pemijat dan pengguna jasa menjadi media penularan virus Corona.
Adi Gunawan juga menyebut tantangan dari pekerjaan anti mainstream yaitu respon dari kalangan tuna netra sendiri. Rerata mereka ragu dengan kegiatan yang tak lazim dilakukan oleh orang-orang dengan hambatan penglihatan. Maka tantangan berikutnya adalah bagaimana kami mampu merancang agar kegiatan ini bisa aksesibel bagi tuna netra. Ia juga berharap dukungan masyarakat luas sehingga kedepan membatik bisa menjadi profesi baru bagi tuna netra.
Dukungan Lingkar Sosial Indonesia
Omah difabel merupakan workshop pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh Lingkar Sosial Indonesia. Berpusat di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Wilayah kerja Omah Difabel meliputi seluruh wilayah Indonesia, namun saat ini dari sumber daya yang dimiliki baru mampu menjangkau wilayah di Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu. Dalam pengembangannya, Omah Difabel bisa membuka workshop cabang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sedangkan Omah Difabel II merupakan cabang workshop pertama kalinya, berlokasi di Perumahan Puncak Tidar AE 40, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Workshop ini merupakan program kerja kolaborasi Lingkar Sosial Indonesia dan Adi Gunawan Institut, sebuah lembaga pelatihan IT bagi tuna netra.
Terkait dengan pengembangan Omah Difabel II, Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia, Kertaning Tyas mengatakan bahwa Omah Difabel Lingkar Sosial memiliki potensi jejaring yang luas baik dalam skala lokal, nasional dan internasional yang penting bagi percepatan pertumbuhan usaha ekonomi kelompok difabel. Oleh karena itu kami mengajak seluruh organisasi difabel untuk saling bersinergi khususnya sikap terbuka Linksos terhadap inisatif pengembangan Omah Difabel di wilayah lainnya.
Syarat pengembangan cabang Omah Difabel harus memiliki inovasi yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Termasuk dukungan terhadap kelompok tuna netra di masa pandemi, selain sebagai inovasi yang layak didukung, juga realisasi kebijakan ekonomi Lingkar Sosial di masa pandemi yang dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat dan membantu Pemerintah dalam percepatan penanggulangan dampak SARS-CoV-2.
5 langkah strategis Lingkar Sosial Indonesia mensikapi pandemi Covid-19:
- Mengupayakan bantuan sosial (bansos) bagi para pekerja UMKM serta difabel dan warga masyarakat pada umumnya untuk mendukung perekonomian selama pandemi Covid-19
- Mendorong kerjasama antar UMKM dan lintas jaringan untuk terbukanya lapangan kerja baru melalui sinergitas lintas potensi
- Menfasilitasi peningkatan produktivitas anggota Omah Difabel melalui pelatihan-pelatihan praktis dan aplikatif
- Menfasilitasi permodalan produksi dan pemasaran anggota melalui sharing job, sharing modal dan sharing jaringan
- Menfasilitasi hubungan kerjasama dengan Pemerintah, CSR Perusahaan, badan zakat, lembaga sosial dan sektor privat lainnya
Pers rilis bersama dibuat oleh Yayasan Lingkar Sosial Indonesia dab Adi Gunawan Institut, Sabtu 30 Mei 2020 di Omah Difabel, Dusun Setran, Desa Bedali, Kec. Lawang, Kab. Malang. Informasi lebih lanjut, wawancara, foto dan video hubungi:
- Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia, Kertaning Tyas di whatsapp 0857 6463 9993
- Ketua Adi Gunawan Institut di whatsapp 0821 31735352