Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) mendorong kesetaraan hubungan antara Perguruan Tinggi dan kelompok difabel melalui Nota Kesepahaman. Diantaranya pada tahun 2020 organisasi difabel penggerak inklusi ini menyepakati tiga Memorandum of Understanding (MoU) dengan tiga kampus, yaitu Universitas Ma Chung, Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) dan Universitas Negeri Malang.
Ketiga MoU tersebut, Universitas Ma Chung kesepahaman ditandatangani oleh Rektor, sedangkan untuk Unikama dan UM kesepakatan kerjasama dilakukan dalam level fakultas, masing-masing Program Studi Akutansi Universitas Universitas Kanjuruhan Malang, dan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Lingkar Sosial Indonesia sangat mengapresiasi nota kesepahaman ini sebagai peningkatan kesadaran akademisi dan masyarakat untuk saling membangun.
Latar belakang dorongan LINKSOS terhadap kerjasama dengan Perguruan Tinggi adalah semangat organisasi untuk turut serta mencerdasakan bangsa. Hal ini selaras dengan bidang Pengabdian Masyarakat yang ada di setiap kampus.
Hal lainnya yang melatarbelakangi hal ini adalah realitas, utamanya dalam lingkup LINKSOS sendiri, penelitian mahasiswa yang berakhir tanpa kabar, dalam rentang waktu tahun 2015 hingga 2020. Dalam rentang waktu tersebut terdapat dari sekira 60 penelitian dan tugas-tugas kampus lainnya, hanya dua orang yang menunjukkan hasil penelitian.
Satu sisi secara dampak kehadiran kampus dengan cara seperti itu, di masyarakat bisa menjadi tanpa makna, hanya untuk kepentingan akademik. Seharusnya mahasiswa/kampus mengkomunikasikan hasil penelitian dengan masyarakat yang diteliti agar setidaknya terjadi peningkatan informasi dan pengetahuan diantara kedua belah pihak.
Sisi lainnya, membenahi konsep pendidikan yang keliru juga menjadi tanggung jawab LINKSOS sebagai kelompok sipil yang sama mengemban tugas pengabdian kepada masyarakat dan turut serta mencerdaskan bangsa. Model-model penelitian yang berakhir tanpa kabar yang telah berjalan sejak lama dan memupuk paradigma pemimpin yang menempatkan masyarakat sebagai obyek pembangunan, yang seharusnya sebagai subyek.
Misi keberlanjutan
Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) mengapresiasi lintas perguruan tinggi yang telah bekerjasama dengan kelompok masyarakat termasuk LINKSOS secara berkelanjutan. Indikator keberlanjutan setidaknya meliputi dua hal, yaitu adanya perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan tujuan pengabdian masyarakat, dan yang kedua adanya pembekalan pengetahuan dan keterampilan kepada sehingga kegiatan terus berlanjut secara mandiri meski tanpa lagi dukungan kampus.
MoU LINKSOS dengan lintas perguruan tinggi pada prinsipnya bertujuan untuk menjaga keberlanjutan kegiatan dan pengembangan manfaat. Maka masing-masing universitas tersebut memiliki fokus yang berbeda di tahun pertama.
Universitas Ma Chung misalnya, fokus pada pada pengembangan teknologi alat bantu bagi penyandang disabilitas. MoU dengan kampus ini tertanggal sejak September 2020, namun untuk kerjasama kedua badan hukum ini sudah sejak tahun 2018 yang memang sejak awal di bidang pengembangan teknologi alat bantu disabilitas.
Sedangkan Universitas Kanjuruhan Malang, kesepahaman dilakukan untuk keberlanjutan dukungan kampus multikultural tersebut terhadap usaha kopi difabel. Mereka mendukung Lingkar Sosial melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), yang mengembangkan olahan Kopi Herbal Jahe atau Koerja. Selain dukungan usaha ekonomi, Unikama juga membantu proses penataan administrasi sekretariat LINKSOS.
Selanjutnya Universitas Negeri Malang diawali oleh kegiatan Gerakan Mahasiswa Peduli Disabilitas (Gempas) dari prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan. Kegiatan awal mereka adalah melakukan pemeriksaan kesehatan gratis untuk penyandang disabilitas dan lansia di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Mereka juga melakukan kegiatan penghijauan di Gunung Wedon. Fokus kegiatan LINKSOS-UM di tahun pertama adalah pengembangan sistem pelayanan dan regulasi Posyandu Disabilitas.
Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) terus mendorong kerjasama inklusif dengan lintas perguruan tinggi. Termasuk rencana kerjasama pengembangan Kampung Sadar Kusta yang saat ini masih dalam proses diskusi dengan beberapa akademisi dari Universitas di Jawa Timur. (Ken)