Posyandu Disabilitas Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Posyandu Disabilitas Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

3 minutes, 28 seconds Read
Listen to this article

Posyandu Disabilitas Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dalam Talkshow di RRI Malang, Kamis 27 Februari 2020. Pembicara kunci Yenny Ardiani dokter Puskesmas Lawang dan penggerak posyandu Ken Kerta.

 

Menengok beberapa persoalan kesehatan difabel

Berdasarkan ragam disabilitasnya, penyandang disabilitas memerlukan layanan kesehatan khusus. Layanan tersebut di antaranya fisio terapi bagi anak dengan hambatan fisik, dan terapi wicara bagi mereka dengan hambatan berbicara.

Tak hanya itu, difabel dan keluarganya juga memerlukan layanan konseling. Adalah konsultasi dan parenting seputar pola asuh yang baik bagi anak berkebutuhan khusus. Layanan kesehatan khusus tersebut merupakan kebutuhan penting dan keperluan sekarang. Namun berbagai hambatan menyebabkan hak kesehatan tersebut terabaikan.

 

Hambatan layanan kesehatan

Hambatan tersebut di antaranya:

  1. Dampak dari stigma, bahwa disabilitas adalah aib menjadi alasan keluarga menyembunyikan penyandang disabilitas. Ketika penyandang disabilitas sakit, hanya diobati sekedarnya.
  2. Masih terdampak stigma, penyandang disabilitas dianggap tak penting memiliki KTP. Ada juga yang dihapus dari KK oleh keluarganya. Akibatnya mereka tak bisa mengakses layanan kesehatan Pemerintah.
  3. Hambatan aksesibilitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Misalnya tak ada ramp atau jalan landai bagi akses pengguna kursi roda. Tak ada petunjuk tulisan bagi orang dengan hambatan pendengaran. Tidak tersedia resep dengan braille bagi tuna netra. Meja pelayanan, loket kasir terlalu tinggi bagi orang pendek/kerdil.
  4. Hambatan mobilitas. Masih terdapat angkutan umum yang menolak penumpang dengan disabilitas fisik dengan alasan merepotkan. Biaya transportasi khusus penyandang disabilitas yang mahal.
  5. Tidak tercover asuransi. Sementara layanan khusus kesehatan disabilitas hanya ada di rumah sakit dan berbayar.
  6. Minimnya dukungan sosial menimbulkan kerentanan bagi ekonomi dan kesehatan. Dalam beberapa kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), pascarehabilitasi mereka rentan kambuh, salah satu sebabnya kondisi pengangguran dan merasa terisolasi dari lingkungannya.

 

Solusi dari lintas sektor

Mengatasi berbagai persoalan diatas, lintas stake holder di Desa Bedali Kec. Lawang Kab. Malang meluncurkan inovasi layanan kesehatan khusus bagi penyandang disabilitas, namanya Posyandu Disabilitas. Upaya kesehatan berbasis sumberdaya masyarakat ini menciptakan kemudahan akses serta gratis, meminimalisasi pengabaian hak kesehatan difabel dan mengikis diskriminasi HAM.

Bagaimana Posyandu Disabilitas menciptakan kemudahan akses layanan Kesehatan? Posyandu Disabilitas menjawab satu persatu persoalan kesehatan difabel.

  1. Mengatasi stigma. Tim Posyandu Disabilitas turun lansung dari rumah ke rumah untuk memberikan edukasi kesadaran kesehatan difabel sekaligus melakukan pendataan.
  2. Penyandang disabilitas tanpa identitas tetap mendapatkan layanan kesehatan di Posyandu Disabilitas. Selanjutnya Kader Posyandu Disabilitas membantu menguruskan kepemilikan KTP.
  3. Adanya Posyandu Disabilitas menyebabkan peningkatan kunjungan penyadang disabilitas ke Balai Desa sebagai tempat layanan posyandu. Pemerintah desa merespon dengan renovasi sarana fisik agar ramah disabilitas.
  4. Relawan ambulan dari PMI dan badan zakat membantu kebutuhan transportasi
  5. RSJ Dr. Radjiman Wediningrat menerjunkan ahli terapi dan psikiater untuk melayani fisio terapi, terapi wicara, konseling dan parenting.
  6. Posyandu Disabilitas melakukan pemberdayaan ekonomi bagi peserta dan kader Posyandu.

 

Upaya pengembangan Posyandu Disabilitas dan Harapan

LINKSOS melakukan advokasi untuk mengembangkan Posyandu Disabilitas ke seluruh wilayah di Indonesia. Organisasi tersebut mempromosikan Posyandu Disabilitas melalui jaringan media massa lokal dan nasional. Sementara dalam jaringan internasional Posyandu Disabilitas dipromosikan melalui Australia Awards in Indonesia- Short Term Award The Role of DPOs in the Implementation of Policy Reform. Harapannya, Posyandu Disabilitas dapat direplikasi di desa-desa/kelurahan lainnya.

 

Kilas balik pembentukan
Sarasehan Desa Inklusi

Pertama kali di Indonesia, Posyandu Disabilitas ada di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Lintas sektor membentuknya melalui intervensi proyek Mardika. Adalah program Disability Inclusive Development (DID) kerjasama Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), NLR dan Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2019.

Melalui Sarasehan Desa Inklusi di Desa Bedali, Selasa 12 Nov 2019. Forum menyepakati lima poin yang termuat dalam Komitmen Bersama Desa Bedali Inklusif Disabilitas.

Komitmen Bersama

Isi dari komitmen tersebut meliputi 5 poin. Pertama, jaminan kesetaraan akses layanan dan sarana prasarana. Kedua adanya data dan informasi aset desa uang uptodate dan komprehensif termasuk data penyandang disabilitas. Ketiga keterlibatan difabel dalam proses pembangunan. Keempat adanya kelompok difabel desa serta kegiatan pemberdayaan penyandang disabilitas. Dan kelima adanya pembinaan kader-kader desa berwawasan inklusif disabilitas.

Lintas sektor hadir dalam pertemuan tersebut. Di antaranya Camat Lawang, Dinas Sosial Kab. Malang, Dinas PMD Kab. Malang, Puskesmas Lawang, RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Forum Malang Inklusi, SLB Pembina Lawang serta SDN V Inklusi Bedali, yang menghasilkan kesepakatan Komitmen Bersama Desa Bedali Inklusif Disabilitas.

 

Musyawarah Masyarakat Desa

Komitmen bersama tersebut berlanjut dengan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), pada Rabu 20 November 2019 di Balai Desa Bedali. MMD menghasilkan keputusan pembentukan Posyandu Disabilitas.

 

Similar Posts

Skip to content