Menengok Kesadaran Masyarakat
Kesadaran politik dan pemilu penting disebarluaskan mengingat sebagian warga masih sangat pragmatis terhadap berbagai bentuk pemberian yang nilainya sangat kecil dibandingkan dengan nasib mereka di kemudian hari. Misalnya bantuan sembako, pembagian kaos partai, souvenir jilbab dan alat dapur, serta pemberian lainnya.
Terdapat juga kelompok masyarakat yang cukup senang dikunjungi saja, disuapi janji-janji manis yang tak pasti. Bahkan terdapat pula kecenderungan kelompok masyarakat yang sangat suka berfoto bersama para pejabat. Hal ini kemudian yang dimanfaatkan oleh para petahana.
Sedikit catatan untuk para calon/kandidat pemilu, biasanya beberapa waktu jelang pemilu mereka baru melakukan pendekatan terhadap masyarakat, khususnya pencitraan peduli kelompok rentan termasuk terhadap penyandang disabilitas.
Oleh sebab itu, rekam jejak sangat penting untuk mengetahui apakah kepedulian mereka benar-benar atau tidak. Ini berlaku baik bagi calon dari parpol maupun independen.
Menengok Konsistensi Parpol
Sebagian masyarakat mengalami alergi parpol. Penyebabnya antara lain minimnya pemahaman bahwa parpol merupakan bagian dari masyarakat untuk memperjuangkan hak daripada masyarakat agar tetap adil dan sejahtera. Penyebab lainnya adalah adanya oknum politisi yang tidak konsisten menjalankan amanah. Misalnya adanya kasus korupsi, gaya hidup hedon dan arogansi pejabat yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial, sehingga membuat masyarakat bosan.
Termasuk saya sendiri pun pernah merasa bosan dengan ulah oknum politisi. Puncaknya beberapa waktu lalu saya melalui organisasi mempetisi mereka. Informasinya bisa cek di google dengan kalimat kunci partai minta maaf pada difabel di Malang, dan kalimat kunci partai cabut iklan kontroversi ODGJ.
Namun adanya parpol sebagai bagian dari sistem politik dan demokrasi di Indonesia tak dapat dipungkiri. Oleh sebab itu organisasi penggerak inklusi Lingkar Sosial Indonesia kerjasama KPU maupun Bawaslu di bidang edukasi masyarakat. Penulis terlibat aktif dalam mengkampanyekan kesadaran politik dan pemilu khususnya terhadap komunitas penydang disabilitas.
Alergi parpol maupun alergi politik secara luas justru mempersempit ruang kita untuk melakukan perubahan. Penulis juga belajar dari beberapa teman disabilitas yang kini duduk di komisi-komisi nasional, di antara mereka dulu ada yang terkesan antipati parpol. Namun dalam proses pada akhirnya menunjukkan bahwa mereka bisa duduk di sana tak lepas dari mekanisme parpol yaitu uji kelayakan.
Maka jika ingin melakukan perubahan secara sistematis dan masif atau melakukan advokasi kebijakan, jangan ragu untuk menggunakan kekuatan politik. Meski tidak ada keharusan seseorang menjadi kader/simpatisan parpol, namun siapapun boleh menjadi kader, simpatisan baik bagi parpol termasuk memberikan dukungan calon independen.
Pilih calon dari parpol atau jalur independen?
Kembali kepada topik awal yaitu sikap di Pemilu 2024 mendatang, bahwa visi dan misi inklusif calon sangat diutamakan, terlepas dari asal calon dari partai atau jalur independen.
Namun ketika dalam Pemilu 2024 mendatang terdapat calon independen, menjadi sangat perlu kita memberikan dukungan. Dukungan bisa dalam bentuk apapun, mulai dari memberikan apresiasi tanpa harus memilihnya, hingga mendukung penuh sebagai pemilih dan tim pemenangan.
Mengapa perlu memberikan dukungan terhadap calon dari jalur independen? Setidaknya terdapat dua alasan penting yaitu mengedukasi masyarakat dan mendorong gerakan perubahan.
Mengedukasi masyarakat bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin, setiap orang tanpa terkecuali bisa mencalonkan diri sebagai presiden maupun kepala daerah. Bahwa untuk nyalon (mencalonkan diri) tak harus memiliki banyak uang untuk kampanye dan menggerakkan mesin politik. Melainkan cukup berbasis massa pendukung, jaringan, strategi serta kecakapan sebagai pemimpin.
Adanya jalur independen juga meminimalisasikan transaksional politik. Mereka tidak perlu membiayai pergerakan mesin politik parpol, sehingga ketika calon dari independen terpilih tak ada pembayaran utang piutang transaksi politik. Mahalnya biaya politik itu yang kemudian memicu tindak korupsi selain atas dasar sifat serakah dan tidak amanah.
Alasan selanjutnya untuk mendukung calon independen adalah mendorong gerakan perubahan. Calon dari jalur independen biasanya didominasi oleh anak-anak muda. Inisiatif mereka menjadi calon independen sebagai bentuk kritik terhadap sistem birokrasi dan kemandekan yang terjadi. Anak-anak muda dari jalur independen juga dipercaya membawa ide-ide baru, gagasan serta harapan untuk perubahan yang lebih baik.
Sekali lagi, adanya calon independen dalam Pemilu 2024 mendatang maupun pesta demokrasi lainnya, perlu mendapatkan dukungan. Dukung calon independen dengan bergai cara, dimulai dari sekedar memberikan apresiasi tanpa harus memilih, hingga memberikan dukungan penuh sejak dari persyaratan KTP hingga di TPS.