Jadwal pendakian dan nge-camp menjadi topik menarik bagi anggota Timsus maupun Difpala. Yang lebih menarik lagi ternyata usulan jadwal pendakian bisa dari anggota. Berikut prosedurnya.
Outcome dan outpute kegiatan
Timsus Pendaki Difabel dan Difabel Pecinta Alam (Difpala) adalah bagian dari organisasi Lingkar Sosial (LINKSOS). Kaitannya dalam seluruh kegiatan LINKSOS selalu ada outcome, output, serta target.
Terkait dengan kegiatan pendakian gunung, anggota bisa membuat dan melaksanakan selama menuju pemenuhan outcome. Rencana pendakian juga harus memiliki outpute yang jelas dan target yang terukur.
Memahami outcome dan output
Apa itu Outcome? Outcome adalah capaian akhir atau goals yang ingin kita capai. Goals dari kegiatan Timsus, Difpala dan kegiatan alam lainnya adalah pelibatan difabel dalam upaya pelestarian lingkungan.
Sedangkan output adalah hasil kegiatan. Contohnya, output mendaki Gunung Wedon pada bulan April adalah penanaman pohon penghijaun, targetnya 50 batang. Contoh lainnya, output mendaki Gunung Arjuno di Hari Hutan Internasional adalah tak ada lagi sampah di Petuk Lesung. Terkait output publikasi, setidaknya dua media online meliput kegiatan pendakian.
Anggota mengambil peran pencapaian outcome
Outcome kegiatan alam LINKSOS adalah adanya pelibatan difabel dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Untuk memenuhinya, kita bisa memilah outcome manjadi dua bagian.
Pertama, pelibatan difabel yaitu melibatkan difabel secara aktif dalam kegiatan. Anggota bisa mengambil peran dengan mendatangkan pengikut baru kegiatan. Anggota berhasil mengajak orang masuk ke Akademi Difpala atau sekolah alam bisa menjadi indikator pelibatan difabel.
Yang kedua, pelestarian lingkungan. Anggota bisa mengambil peran aktif dalam kegiatan terkait. Misalnya merencanakan jadwal penghijauan berserta pelaksanaannya.
Pro aktif mencapai output dan target
Misalnya melakukan penghijauan di Hari Bumi Internasional di Gunung Arjuno. Output dan targetnya adalah 50 batang pohon tertanam di jalur pendakian sepanjang Ontoboega hingga Tampuwono. Satu media TV dan 3 media online meliput kegiatan. Anggota berangkat dan pulang dengan selamat, serta bonusnya sampai di puncak gunung.
Bagaimana anggota pro aktif mencapai hal diatas? Anggota bisa berbagi peran. Anggota bisa melakukan beberapa kegiatan misalnya mengurus proses perijinan dan merencanakan pembiayaan. Menyiapkan pohon, memastikan logistik atau melakukan pemetaan online keberadaan sumber air. Anggota juga bisa mengusulkan pelatihan penanganan gawat darurat. Menghubungi jaringan media serta aktivitas lainnya.
Saatnya menyusun jadwal pendakian
Kesimpulan dari uraian diatas adalah setiap kegiatan pendakian harus memuat faktor outcome, outpute dan target. Selain itu anggota juga harus melibatkan diri secara aktif didalamnya. Artinya akan ada kegiatan pendakian jika terdapat perencanaan yang ketiga faktor.
Jadi, menjawab pertanyaan: kapan ke puncak Gunung Arjuno? Kapan mendaki Gunung Semeru? Kapan ke Gunung Lawu? Jawabnya ada pada anggota tim pendakian itu sendiri. Yuk! Kita susun jadwal bersama. Kata kuncinya harus ada outcome, outpute dan target. (Ken)
Info terkait: Penjelajahan Gunung Arjuno Bersama Difabel