Bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan, Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) bersama 25 organisasi di Jawa Timur menggelar Sarasehan Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi. Sarasehan menghasilkan 4 kesepakatan inklusif, masing-masing terkait kota inklusif, kepramukaan, bantuan hukum, dan pemajuan kebudayaan.
Kegiatan Sarasehan Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi ini terselenggara atas dukungan Indika Foundation dan Malang Creative Center (MCC) Kota Malang. Sarasehan tersebut juga sebagai implementasi kesepahaman dan kerjasama Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI dan LINKSOS di bidang advokasi kebijakan dan edukasi masyarakat terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Kedua lembaga tersebut juga fokus mewujudkan pegarusutamaan isu disabilitas melalui kegiatan cinta alam dan kepramukaan.
Ketua KND RI, Dante Rigmalia melalui saluran zoom mengapresiasi gerakan LINKSOS sebagai upaya percepatan Indonesia Inklusif. “Beberapa agenda hari secara nyata memberikan kontribusi positif yaitu kerjasama dengan MCC Kota Malang untuk kota yang inklusif, pembentukan Satuan Komunitas Pramuka (Sako) Inklusi, bantuan hukum bagi penyandang disabilitas serta pengarusutamaan isu inklusi disabilitas dalam pemajuan kebudayaan.”
Building Tour MCC Ramah Disabilitas
Ketua Pembina LINKSOS, Ken Kertaning Tyas menjelaskan bahwa Sarasehan Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi melahirkan empat kesepakatan inklusif. “Kesepakatan pertama terkait kota inklusif bahwa kami bekerjasama dengan Malang Creative Center atau MCC di bidang pemberdayaan penyandang disabilitas,” terang Ken saapaan akrabnya, Sabtu, 11 November 2023 di Hall lantai 2 Gedung MCC Kota Malang.
Tindak lanjut kesepakatan LINKSOS dan MCC Kota Malang, terang Ken, yang pertama adalah implementasi program Building Tour MCC ramah disabilitas. Teknisnya penyandang disabilitas didampingi manajemen MCC akan menjelajah setiap lorong, dan ruangan agar penyandang disabilitas memiliki akses untuk mengenal, mengerti fungsi ruang dan mengakses fasilitas di MCC. Sebelum tour ini akan diadakan pelatihan standar aksesibilitas bagi calon peserta Building Tour.
Satuan Komunitas Pramuka (Sako) Inklusi
Kesepakatan kedua dalam Sarasehan Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi ini adalah Musyawarah Sako Pramuka (Sako) Inklusi. Ken didampingi Pelatih Pramuka Duri Handoyo Teguh Iman Waluyo menjelaskan, bahwa Sako adalah organisasi pendukung Gerakan Pramuka yang beranggotakan gudep-gudep yang memiliki tujuan dan aspirasi selaras. Ken menjelaskan, Sako diberi nama Inklusi untuk memberikan makna cita-cita menuju Indonesia Inklusi melalui Gerakan Pramuka.
“Sako saat ini beranggotakan enam gudep di wilayah Kabupaten Malang, yaitu dua gudep pangkalan SLB BC Kepanjen, dua gudep pangkalan MI Mambaul Hikmah Karangploso, serta dua gudep persiapan Pangkalan Lingkar Sosial Indonesia,” ujar Duri. Sementara di Kota Malang, atas permintaan komunitas down syndrom, gudep inklusif akan segera kita kembangkan.
Kami juga akan terus mendorong pembentukan gudep-gudep Pramuka berbasis swasta, komunitas dan teritorial agar anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan, khususnya penyandang disabilitas berkesempatan turut menikmati pendidikan karakter di kepramukaan, tandas Duri. Selama ini, imbuhnya, kegiatan Pramuka hanya lazim ada di sekolah-sekolah.
Bantuan Hukum bagi Penyandang Disabilitas
Kesepakatan ketiga dalam momentum Hari Pahlawan tersebut adalah bantuan hukum bagi penyandang disabilitas dan akses keadilan. Dalam hal ini kerjasama dilakukan oleh LBH Disabilitas Indonesia, LBH Surabaya Pos Malang dan LINKSOS.
Plt. Direktur LBH Disabilitas Ajeng Lindaswari didampingi Koordinator LBH Surabaya Pos Malang Daniel A. Siagian menjelaskan lingkup kerjasama tiga organisasi tersebut. “Lingkup kerjasama adalah pemberian bantuan hukum, pemulihan psikososial, penyadaran HAM dan pendidikan hukum, serta penguatan dan pengembangan jaringan.”
Agenda terdekat pasca Sarasehan Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi ini adalah sosialisasi program Paralegal Desa, kata Ajeng. Lanjutnya, kami akan memberikan edukasi hukum bagi perangkat desa dan kelurahan, tokoh masyarakat serta pemimpin organisasi. Dengan adanya edukasi tersebut, kata Ajeng masyarakat akan memiliki akses keadilan yang lebih baik atas dasar pengetahuan dan kesadaran hukum yang dimiliki.
Pemajuan kebudayaan yang inklusif
Sarasehan Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi tersebut juga menghasilkan kesepakatan tentang pengarusutamaan isu inklusi disabilitas dalam pemajuan kebudayaan. Dalam hal ini kerjasama dilakukan oleh LINKSOS, Soendari Batik dan Pusaka Panawijaya. Ketiga organisasi ini membentuk forum pemajuan kebudayaan Wikara Wiwaha.
“Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan, “ terang Koordinator Wikara Wiwaha, Wahyu Eko Setiawan.
Lanjutnya, ruang lingkup kerjasama kami adalah edukasi masyarakat terkait pendidikan dan penyadaran masyarakat serta pemberdayaan. Seluruh aktivitas akan melibatkan penyandang disabilitas secara penuh dan bermakna sehingga mendorong kemandirian, kesejahteraan dan pemenuhan hak yang setara.
“Even mendatang Wikara Wiwaha adalah pemeran keris dan batik,” info Sam Wes sapaan akrabnya. Kami memanggil penyandang disabilitas untuk bergabung baik sebagai talent, panitia maupun peserta, pungkasnya.
Deklarasi Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi
25 organisasi hadir dalam sarasehan Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi. Sebagai acara penutup, lintas organisasi tersebut menyuarakan Deklarasi semangat inklusivitas. Adapun isi deklarasi sebagai berikut:
Deklarasi Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi “Bakti Inklusi Bumi Lestari.”
-
-
- Kami Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi, berbakti mewujudkan masyarakat yang inklusif tanpa stigma dan diskriminasi.
- Kami Pemuda Indonesia Penggerak Inklusi, berbakti mewujudkan perdamaian dunia dan menjaga bumi tetap lestari.
-
Lintas organisasi hadir langsung dalam sarasehan tersebut yaitu Lingkar Sosial Indonesia, MCC Kota Malang, LBH Disabilitas Indonesia, LBH Surabaya Pos Malang, Panti Karya Asih, SLB BC Kepanjen, MI Mambaul Hikmah Karangploso, Sako Inklusi, Difabel Pecinta Alam (Difpala), Pusaka Panawijaya, Forum Malang Inklusi, Posyandu Disabilitas Bedali Posdilan 7 Puskesmas Lawang, Posyandu Disabilitas Kelurahan Polehan, KID Kelurahan Polehan, Gerkatin Kabupaten Malang, Gerkatin Kota Malang, HWDI Malang, Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS) Blitar, RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, KPSI Malang, Worlds Malang, Abeka Mom Craft, Pejuang Mimpi, Pokja ABK Kota Malang, dan Komunitas Peduli Inklusi Nusantara (KOPINUS).
(adm)