Bima Primaga Yudha, ketika kita mampir di akun facebooknya akan nampak hampir seluruh wall-nya dipenuhi kegiatannya sosial, diantaranya terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Demikian pun rekan kerjanya Danu Wong Solo, kedua aktivis sosial ini bahkan tanpa sungkan terjun bebas membantu sahabat dengan gangguan jiwa yang terlantar di jalanan. Pasti akan banyak kisah yang bisa diceritakan oleh mereka berdua dalam sebuah pertemuan, ngopi santai misalnya. Namun sebelum itu, mari kita tengok sepenggal kisah tentang reunifikasi, bagaimana mereka yang tergabung dalam Yayasan CPZ mempertemukan kembali Sohibulah dengan keluarganya yang telah terpisah selama 1,5 tahun.
“Senang bisa ketemu anak saya kembali, setelah sekitar 1,5 tahun ia hilang,” tutur Juarini (49) didampingi anaknya, Sohibulah di selterd Dinas Sosial PPPA Kota Madiun. Kedua inu dan anak ini nampak gembira.
Juarini menuturkan, awalnya karena ia kangen dengan bapaknya, lalu saya antar kesana. Dua minggu kemudian ia minta pulang, katanya kangen sama ibunya. Lalu mbahnya bilang: sabar ya mbah cari ongkos dulu. Namun rupanya Sohibulah nggak sabar, ia pergi dari rumah neneknya tanpa pamit. Hingga dua hari kemudian, nenek memastikan apakah Sohib sudah sampai Pegandon, ternyata belum.
Kembalinya si anak hilang
Sohibulah ditemukan dalam kondisi lusuh dan gelisah oleh Satpol PP dan dibawa ke Shelterd Dinas Sosial PPPA Kota Madiun. Kami dari Yayasan Citra Paramita Zwastika (CPZ) kemudian mencoba melakukan identifikasi, namun kesulitan sebab Sohibulah tidak bisa mengingat asal-usulnya.
Langkah berikutnya, bersama Puskesmas Demangan Kota Madiun, kami membawanya ke RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang untuk pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Selama sekira 30 hari, Sohibulah dirawat di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang kondisinya membaik dan mulai bisa mengingat kembali asal usulnya.
Hasil identifikasi kami, ternyata Sohibulah telah terpisah dengan keluarganya selama 1,5 tahun. Rupanya ia berasal dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, namun alamat detilnya belum kami dapatkan, sementara ia tidak membawa tanda identitas apapun. Salah satu alternatif yang bisa kami lakukan adalah mengumumkan hal ini di media sosial. Harapan kami keluarga Sohibulah atau oramg-orang yang kenal segera mengetahui hal ini.
Bersyukur, usaha kami tak sia-sia, hari itu Kamis 5 Maret 2020 Sohibulah kembali dipertemukan dengan keluarganya dari Desa Persawahan, Kecamatan Pegandon, Kendal. Ya, hari yang berbahagia bagi Sohibulah dan keluarganya. Dan tentu bahagia kami pula.
Kiriman: Bima Primaga Yudha
Editor: Ken
Publisher: Ayu Bulan Febry