“Dari kegiatan pertemuan resmi dengan Pemerintah hingga aksi turun ke jalan disertai bakar ban mobil sudah pernah kami lakukan, tapi kok belum pernah diliput media,” curhat seorang mahasiswa dalam sebuah diskusi kecil di Omah Difabel Malang. Apalagi kegiatan sosial, seperti bantu-bantu dhuafa dan korban bencana alam, sering juga kami lakukan. Jangan-jangan media hari ini memang tidak support dengan gerakan perubahan, tuturnya mulai berasumsi.
“Nggak juga sih,” responku rileks. Coba cek di google, kata kuncinya Lingkar Sosial Indonesia, atau Omah Difabel, atau Posyandu Disabilitas, atau nama saya juga boleh, Ken Kerta. Ada banyak giat-giat perubahan seperti yang njenengan (kamu) lakukan, namun diliput media. Dari kegiatan bagi-bagi sembako, advokasi kebijakan hingga kegiatan sederhana seperti naik gunung. Lantas bagaimana teknisnya?
Rencanakan kegiatan yang menarik.
Indikator kegiatan yang menarik diantaranya meliputi:
- Inovatif, yaitu kegiatan yang bersifat perubahan dari yang telah ada. Misalnya mahasiwa Ma Chung luncurkan mouse pintar untuk difabel tanpa tangan dan kaki. Atau tingkatkan imunitas di masa pandemi, UKM Unikama racik kopi dan jahe merah. Contoh lainnya: Bersama difabel tim mahasiswa UN kembangkan masker cantik di era new normal.
- Merupakan kebutuhan publik atau orang banyak. Kegiatan yang dipublikasikan menyangkut hajat hidup orang banyak, atau kegiatan-kegiatan yang sama dilakukan oleh beberapa orang di berbagai tempat. Misalnya kegiatan pembangunan jamban di suatu desa. Kalau cuman urusan membangun jamban saja sudah sering dilakukan banyak orang di banyak tempat. Nah, biar menarik, ungkap persoalan-persoalan yang melatarbelakangi kegiatan tersebut, seperti penyakit yang disebabkan kebiasaan buang air sembarangan dan tingkat kematian akibat penyakit tersebut.
Publikasikan kegiatan secara tepat.
Indikator publikasi yang tepat diantaranya meliputi media atau alat yang digunakan, lokasi kegiatan, waktu publikasi, berbasis data, sasaran publikasi, serta pihak lain yang dilibatkan.
- Media atau alat yang digunakan, saat ini yang paling mudah menggunakan media sosial. Medsos dinilai lebih efektif mampu menyebarkan informasi secara lebih tepat dan cepat daripada mencetak brosur-brosur kertas yang bisa meninggalkan sampah.
- Lokasi kegiatan, gambaran sederhananya aksi di halaman kantor DPR akan lebih menarik daripada aksi di dalam kampus. Mahasiswa berkegiatan dalam kampus tentu sudah biasa, namun jika berkegiatan di halaman kantor DPR akan menimbulkan pertanyaan: ada apa nih?
- Waktu publikasi, adalah momen yang tepat kapan sebuah informasi digulirkan, jika tidak informasi tak akan tersampaikan dengan baik. Misal jika mengangkat isu kesehatan jiwa akan lebih tepat bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa.
- Berbasis Data. Ini paling vital, sajikan informasi kegiatan setidaknya memenuhi kaidah jurnalistik yaitu 5 W 1 H atau What (apa), Where (dimana), Who (siapa), When (kapan), Why (mengapa) dan How (bagaimana).
- Jika kegiatan ingin diliput oleh media, maka sasaran publikasi kegiatan adalah awak media atau wartawan. Mencetak brosur banyak-banyak lalu membagi-bagikan ke masyarakat umum hanya sedikit membantu. Demikian pun jika hanya publish di medsos yang minim atau tanpa pertemanan dengan jaringan media, informasi hanya akan diketahui oleh teman-teman atau kalangan sendiri.
- Pihak lain yang dilibatkan. Melibatkan orang atau pihak yang telah populer akan lebih membantu kegiatan diliput oleh media. Gambaran mudahnya, misal untuk urusan disabilitas bekerjasama dengan Lingkar Sosial Indonesia akan mendorong rating popularitas kegiatan. Atau ketika ada urusan pemberdayaan masyarakat desa acara akan dinilai memiliki lebih jika mengundang Kementriaan Desa atau Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa di tingkat Kota/Kabupaten.
- Terakhir adalah membuat pers rilis yaitu sebuah berita untuk surat kabar ataupun media massa. Pers rilis bisa juga sebagai penyataan formal yang berisi permasalahan tertentu untuk media massa. Pers rilis dikirimkan ke jaringan media setidaknya dua atau tiga hari sebelum kegiatan.
Demikian sedikit sharing pengalaman, semoga bermanfaat. (Ken)