KAB. PASURUAN- Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinkes Pasuruan sepakat melakukan kerjasama pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) dengan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Rabu 19 Agustus 2020.
Beberapa kegiatan akan dilakukan selain untuk meningkatkan keberdayaan ekonomi masyarakat, juga meningkatkan peran aktif warga dalam pembangunan secara inklusif.
Demikian hasil pertemuan Kabid P2P Dinkes Kabupaten Pasuruan, Agus Eko Wahyudi dengan Ketua Pembina LINKSOS, Kertaning Tyas, Rabu 19 Agustus 2020 di Posko Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Gedung Kejaksaan Lama, Kecamatan Bangil, Pasuruan.
“Output dari kerjasama ini adalah adanya kebijakan Pemerintah yang menjamin peran aktif OYPMK dalam pembangunan secara inklusif,”terang Kertaning Tyas.
Beberapa kegiatan yang akan kami lakukan dengan kategori meliputi koordinasi dengan pemangku kebijakan, sosialisasi sadar kusta kepada OYPMK dan stake holder, serta peningkatan kapasitas OYPMK, terang Ken sapaan akrabnya.
Baca juga: LINKSOS Dukung Penanganan Kusta “Bengkura Mas” Puskesmas Nguling Pasuruan
Sebagai informasi, Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat, sampai 11 Januari 2019 lalu, terdapat 2.610 penderita tersebar di 38 kabupaten/kota. Tertinggi kasus kusta ditemukan di Madura, dengan rincian sebanyak 381 orang di Sumenep, 232 orang di Sampang, dan 207 orang di Bangkalan.
Selanjutnya Kabupaten Pasuruan berada di peringkat 4 tertinggi mencapai 193 penderita kusta, disusul Kabupaten Lumajang 171 penderita, dan Probolinggo 125 orang.
Secara keseluruhan, Dinkes Jatim menegaskan, status penderita kusta di provinsi paling timur Pulau Jawa ini sudah pada titik eliminasi provinsi. Pravalensinya kurang dari 1/10.000 penduduk, tepatnya 0,9 persen. Segala upaya mengurangi jumlah penderita penyakit kusta pun diupayakan, salah satunya dengan cara menemukan kasus kusta sejak dini.
“Program kami sejalan dengan Pemerintah, kami fokus pada pemberdayaan komunitas kusta baik secara ekonomi maupun peran aktifnya dalam pembangunan,” pungkas Ken. (admin)