Edukasi Keselamatan Pendakian Belajar dari Insiden Pendaki Hilang di Gunung Arjuno

Edukasi Keselamatan Pendakian: Belajar dari Insiden Pendaki Hilang di Gunung Arjuno

4 minutes, 57 seconds Read
Pendakian bukan sekadar petualangan, tetapi juga ujian kesiapan dan keselamatan—jangan sampai kisah perjalanan berakhir menjadi berita orang hilang. Maka pentingnya edukasi keselamatan pendakian. 
Ken Kerta
Ken Kerta
Founder Lingkar Sosial Indonesia

Gunung bukan sekadar tempat menaklukkan puncak, tetapi juga ruang belajar tentang alam, kebersamaan, dan tanggung jawab. Insiden hilangnya tiga remaja pendaki di Gunung Arjuno baru-baru ini menjadi pengingat pentingnya edukasi keselamatan pendakian. Sebagai komunitas yang menjunjung tinggi keselamatan dan inklusivitas dalam kegiatan alam, Difabel Pecinta Alam (Difpala) ingin mengajak semua pihak untuk mengambil pelajaran dari kejadian ini.1

Jalur Ilegal: Bahaya yang Mengintai

Ketiga remaja yang sempat dikabarkan hilang diketahui mendaki melalui jalur tidak resmi. Pendakian melalui jalur ilegal bukan hanya berisiko tinggi karena minimnya petunjuk dan pengawasan, tetapi juga dapat membahayakan tim penyelamat jika terjadi kondisi darurat.

UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo telah menegaskan bahwa jalur pendakian Gunung Arjuno masih ditutup karena cuaca ekstrem. Namun sayangnya masih ada yang mengabaikan aturan ini.

Sebagai komunitas yang terdiri dari pendaki disabilitas dan nondisabilitas, Difpala memahami bahwa keselamatan adalah prioritas utama. Oleh sebab itu, memilih jalur resmi bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap alam dan upaya meminimalkan risiko kecelakaan.

Kesadaran dan Disiplin: Kunci Pendakian yang Aman

Ceklist Persiapan

Belajar dari SOP Difpala, mereka menanamkan pentingnya persiapan matang sebelum mendaki. Untuk itu, penting memperhatikan beberapa hal antara lain:

✅ Riset Jalur Resmi – Pastikan mendaki melalui jalur yang telah ditetapkan oleh pengelola gunung.

✅ Izin Pendakian – Selalu melapor ke pos pendakian untuk mendapatkan arahan dan informasi terbaru.

✅ Peralatan dan Logistik – Gunakan perlengkapan standar keselamatan, seperti peta, kompas, dan perbekalan cukup.

✅ Kesadaran Cuaca – Jangan memaksakan pendakian saat kondisi cuaca tidak mendukung.

✅ Berkelompok dan Komunikasi – Jangan mendaki sendirian dan selalu informasikan rencana perjalanan kepada keluarga atau teman. Standar mendaki yang aman dengan anggota tim minimal empat orang.

Pendaki gunung wajib membawa perlengkapan standar yang terbagi dalam beberapa kategori utama:

1. Peralatan Pribadi

  • Sepatu gunung (anti-slip, nyaman, dan tahan air)
  • Jaket gunung (windproof & waterproof)
  • Celana panjang trekking (bukan jeans)
  • Sarung tangan, buff/masker, dan topi

2. Peralatan Navigasi & Keselamatan

  • Peta jalur pendakian (fisik atau digital)
  • Kompas atau GPS
  • Senter/headlamp + baterai cadangan
  • Trekking pole (tongkat pendaki)

3. Peralatan Camping

  • Carrier atau ransel gunung (sesuai kapasitas)
  • Tenda atau bivak (jika menginap)
  • Sleeping bag dan matras

4. Peralatan Masak & Makanan

  • Kompor portable dan gas kecil
  • Botol minum/tumbler + air secukupnya
  • Makanan instan dan ringan (mie, abon, kurma, dll.)

5. Peralatan Kesehatan & Higienitas

  • Kotak P3K (obat pribadi, perban, antiseptik)
  • Kantong plastik/sampah (untuk bawa turun sampah)

6. Peralatan Khusus Pendaki Disabilitas

  • Alat bantu sesuai kebutuhan (kursi roda gunung, kruk, prostetik, alat bantu dengar, dll.)
  • Obat-obatan khusus sesuai kondisi medis
  • Pendamping pendakian dengan kecakapan khusus

Mitigasi Risiko: Bagaimana Bertahan Jika Terjebak di Gunung?

Jika tersesat atau menghadapi kondisi darurat di gunung, lakukan langkah berikut:

📌 STOP (Sit, Think, Observe, Plan) – Jangan panik: duduk sejenak, berpikir, analisis situasi, dan buat rencana.

📌 Gunakan alat sinyal – Tiup peluit, gunakan cermin sinyal, atau buat tanda SOS dari batu/ranting.

📌 Buat perlindungan darurat – Gunakan jas hujan atau ponco untuk menjaga suhu tubuh.

📌 Gunakan peta dan kompas – Jika memungkinkan, cari jalur air sebagai petunjuk arah turun.

📌 Jangan tinggalkan jejak berbahaya – Hindari membuang sampah atau tanda yang membingungkan tim penyelamat.

📌 Hubungi Nomor Darurat – Jika memungkinkan, segera hubungi pos pendakian atau SAR melalui HP/sinyal radio.

Khususnya langkah STOP sangat penting. Difpala pernah menerapkannya saat tersesat di Gunung Butak. “Kami tetap tenang dan berdiskusi tim, lalu kembali mengikuti jalur yang telah dilewati hingga menemukan jalur yang benar,” ujar Widi Sugiarti, salah satu pendiri Difpala.

Peran Komunitas dalam Edukasi Keselamatan Pendakian

Sebagai komunitas pecinta alam, Difpala percaya bahwa edukasi keselamatan pendakian harus menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah, komunitas pecinta alam, sekolah, dan media memiliki peran besar dalam menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya pendakian yang bertanggung jawab. Difpala terus mengadakan pelatihan agar para pendaki, termasuk penyandang disabilitas, memahami mitigasi risiko saat mendaki.2

Difpala: Komunitas Disabilitas yang Menjunjung SOP Ketat

Sebagai informasi, Difabel Pecinta Alam (Difpala) merupakan kelompok disabilitas pendaki gunung pertama di Indonesia. Sebagai unit pemberdayaan lingkungan hidup di bawah Yayasan Lingkar Sosial, Difpala dikenal dengan SOP pendakian yang ketat dan tertib administrasi. Keselamatan dan disiplin adalah prioritas utama, dengan sanksi tegas bagi pelanggaran SOP untuk memastikan keamanan pendakian.

Ajakan Bertindak: Bergabung dalam Edukasi Keselamatan Pendakian

Difpala mengajak seluruh komunitas pendaki dan pecinta alam untuk ikut serta dalam pelatihan keselamatan pendakian. Bergabung dengan Difpala, Anda tidak hanya mendapatkan pengalaman edukasi lapangan, tetapi juga sertifikat pelatihan yang berguna untuk mendukung perjalanan pendakian Anda. Bergabung sekarang!

Mari bersama-sama menciptakan budaya pendakian yang lebih aman dan bertanggung jawab, agar gunung tetap menjadi tempat belajar dan bertumbuh tanpa perlu menambah daftar pencarian orang hilang.

  1. Mendaki Gunung Arjuno Lewat Jalur Ilegal, 3 Remaja Sempat Dikira Hilang []
  2. Difabel Pecinta Alam, Bakti Inklusi Bumi Lestari []

Similar Posts

Skip to content