Gunung Kawi

Difabel dalam Pendakian Ekstrim Gunung Kawi

2 minutes, 46 seconds Read
Jalur pendakian Puncak Batu Tulis Gunung Kawi dikenal ekstrim, sehingga tidak semua pendaki tanpa pandang bulu mampu mencapai puncak di ketinggian 2.603 mdpl. Rencana mitigasi dan manajemen waktu sangat penting.
Ken Kerta
Ken Kerta
Founder Lingkar Sosial Indonesia

Memaknai Hari Disabilitas Internasional 2020, Timsus Pendaki Difabel Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) yang beranggotakan difabel , Kader Posyandu Disabilitas, dan para pendamping, pada 5-6 Desember kemarin melakukan pendakian gunung tersebut. 

Sebanyak 16 orang anggota Timsus Pendaki LINKSOS mendaki Puncak Batu Tulis Gunung Kawi melalui Taman Hutan Raya Dusun Precet, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Kegiatan selain sebagai olahraga dan aktivitas Hari Disabilitas Internasional, juga sebagai rangkaian kampanye hapus stigma disabilitas melalui olahraga pendakian sejak Juli lalu.

 

tenda di gunung kawi

Pelibatan OYPMK dalam pendakian

Khususnya dalam pendakian ini, dua orang masyarakat yang pernah mengalami kusta (OYPMK) turut dalam pendakian. Mereka anggota Kelompok Perawatan Diri (KPD) Bengkura Mas binaan Puskesmas Nguling Pasuruan. Pemberdayaan OYPMK masuk dalam skema pemberdayaan oleh LINKSOS yang didukung until No Leprosy Remains (NLR), organisasi nirlaba dengan misi dunia tanpa kusta dan inklusif bagi para penyandang disabilitas.

Kusta merupakan penyakit yang meskipun tergolong sulit menular namun keterlambatan berobat bisa menyebabkan disabilitas sehingga penyakit itu terlihat. Orang-orang yang mengalami kusta masih dikucilkan dari pergaulan sosial.

Sebelum mendaki ini, Timsus Pendaki telah melakukan beberapa pendakian, yaitu Perbukitan Srigading (825 mdpl), Gunung Wedon (625 mdpl), Gunung Banyak (1.315 mdpl), serta Gunung Butak (2.868 mdpl), yang tentu saja setiap gunung memiliki karakter yang berbeda, termasuk Gunung Kawi, khususnya jalur pendakian menuju Puncak Batu Tulis.

Hari disabilitas internasional

Jalur ekstrim dan tantangan

Jalur pendakian menuju Puncak Batu Tulis yang dikenal ekstrim, sehingga tak semua pendaki tanpa pandang bulu mampu mencapai puncak. Khususnya untuk Timsus Pendaki LINKSOS, dari 16 orang, enam diantaranya berhasil mencapai Puncak Batu Tulis, meliputi 2 orang disabilitas netra, satu orang OYPMK serta 3 orang pendamping. Sedangkan 10 orang lainnya bertahan di ketinggian sekitar 2.400 mdpl, atau diatas Pos 3.

Dimulai dari ketinggian 2.400 mdpl tersebut, tantangan menuju puncak diantaranya, yang pertama lereng pendakian mencapai 85 derajat, sehingga pendakian memerlukan bantuan tongkat dan tali. Pada beberapa titik pendakian orang harus berada.

Tantangan kedua, struktur tanah yang berpasir dan berbatu. Batu-batu yang tampak diatas permukaan tanah rerata sebesar tiga kepalan tangan orang dewasa. Struktur ini menyebabkan bebatuan mudah longsor, dan licin terkena air hujan.

Tantangan berikutnya, tidak ditemukan sumber air. Pendaki kerap kehabisan stok udara dan merasa lemas karena dehidrasi. Pada bagian inilah, demi keselamatan Pendaki memilih untuk menyudahi pendakian. Proses turun gunung pun tidak mudah, beberapa pendaki di beberapa titik muncul memerlukan bantuan pantat alias ngesot/merosot.

tips praktis buang air kecil di gunung

Estimasi waktu pendakian Puncak Batu Tulis via Precet

Waktu pendakian, secara perhitungan biasa dari basecamp ke Pos 1 memerlukan waktu dua jam. Dari Pos 1 ke Pos 2 membutuhkan waktu 2 jam. Lalu pos 2 ke Pos 3 memerlukan waktu 1,5 jam. Terakhir dari Pos 3 menuju Puncak memerlukan waktu 2,5 jam.

Total waktu dari base camp hingga ke puncak menurut perhitungan waktu biasa kira-kira 8 jam. Namun dalam praktiknya sulitnya mendaki sebagian besar waktu hingga 3 hari. Jika perjalanan dimulai pagi hari, biasanya para pendaki memilih di Pos 2 untuk malam pertama, dan menginap di Puncak untuk malam berikutnya.

Timsus Pendaki LINKSOS memutuskan menginap semalam saja di Pos 2. Selanjutnya turun gunung dimulai pukul 15.00 dari pos 2, sampai ke base camp sekira pukul 12.00. Seluruh anggota tim dalam kondisi sehat selamat. 

Pers rilis dibuat oleh Lingkar Sosial Indonesia, Selasa, 8 Desember 2020 di Omah Difabel, Kabupaten Malang. Informasi lebih lanjut, wawancara, kebutuhan foto dan video untuk media dan publikasi, hubungi Ken Kerta, whatsapp 0857 6463 9993.

Similar Posts

Skip to content