Pelaksanaan Asesmen Psikologi Potensi Penyandang Disabilitas, pada hari Minggu (24/3 2024) di Ruang Perpustakaan 1 Lantai 6 Gedung MCC Kota Malang. Kegiatan ini merupakan bagian dari skema penelitian dosen May Lia Elfina S.Psi, M.Psi, Psikolog tentang Career Self- efficacy pada individu dengan disabilitas.
Peneliti kemudian bekerja sama dengan LINKSOS untuk melakukan asesmen psikologi potensi penyandang disabilitas. Hasil kegiatan tersebut berupa lembar dokumen asesmen yang bisa menjadi acuan penyandang disabilitas dalam berkarir. Baik karir dalam dunia kerja formal, maupun informal.
20 orang penyandang disabilitas mengikuti kegiatan asesmen psikologi potensi penyandang disabilitas ini. Ragam disabilitas peserta meliputi 6 orang disabilitas fisik, 5 orang disabilitas intelektual, 2 orang disabilitas mental, 1 orang disabilitas penglihatan strabismus/juling, 5 disabilitas pendengaran dan 1 disabilitas wicara.
Khususnya peserta dengan disabilitas pendengaran, spesialis pendamping dan komunikasi informal penyandang disabilitas, Widi Sugiarti memberikan pendampingan.
MoU Fakultas Psikologi UMM dan LINKSOS
Fakultas Psikologi UMM dan LINKSOS sepakat bekerjasama di bidang pemberdayaan psikologi penyandang disabilitas. Untuk itu kedua lembaga ini menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman Kerjasama.
MoU ditandatangani oleh Dekan Fakultas Psikologi UMM, M. Salis Yuniardi, S.Psi., M.Psi., Ph.D dan Ketua Pembina LINKSOS, Kertaning Tyas (Ken Kerta). Secara simbolik, hadir dalam MoU,Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan, dan Aset, Dr. Nida Hasanati, M.Si. Hadir pula dosen, Dr. Istiqomah, S.Psi., M.Si. dan May Lia Elfina S.Psi, M.Psi, Psikolog.
Manajer Marketing dan Kerjasama MCC Frishanti Yuan Paramita juga hadir dan memberikan sambutan dan kegiatan tersebut. Sementara itu, dari jajaran LINKSOS hadir Anggota Pembina, Sumiati, Ketua Harian, Widi Sugiarti, serta Sekretaris, Qodarul Irma Yulia.
Advokasi kebijakan tentang asesmen psikologi penyandang disabilitas
LINKSOS mengapresiasi kegiatan asesmen psikologi potensi penyandang disabilitas. Asesmen merupakan kebutuhan dasar penyandang disabilitas yang selama ini terabaikan.
Pemerintah belum menjamin pembiayaan asesmen ragam disabilitas dan asesmen potensi penyandang disabilitas. Selain itu, dari pihak keluarga sendiri, sebagian belum memahami pentingnya asesmen psikologi.
Contohnya dalam kegiatan asesmen psikologi yang diadakan Fakultas Psikologi UMM tersebut. Dari 20 peserta disabilitas yang hadir, baru satu orang yang menyatakan telah melakukan asesmen psikologi sebelumnya. Informasi dari keluarga disabilitas, kendala utama asesmen adalah biaya.
Biaya asesmen psikologi, menurut informasi orangtua dari anak berkebutuhan khusus, mencapai 350 ribu. Namun pada kasus tertentu untuk ABK bisa mencapai 600 ribuan.
Olah sebab itu, adanya asesmen psikologi yang diadakan Fakultas Psikologi UMM secara gratis, mewujudkan keinginan penyandang disabilitas dan keluarganya. Lembar dokumen hasil asesmen akan menjadi informasi penting bagi penyandang disabilitas dalam berkarir baik dalam dunia kerja formal maupun informal.
Mengingat pentingnya pemenuhan hak dasar asesmen psikologi bagi disabilitas, LINKSOS berhadap pihak perguruan tinggi mengadakan riset yang menghasilkan policy brief maupun policy paper sebagai rekomendasi ke Pemerintah.
Implementasi proker 2024-2026
Kegiatan asesmen psikologi potensi penyandang disabilitas bersama Fakultas Psikologi UMM, terkait dengan kegiatan-kegiatan LINKSOS sebelumnya. Asesmen psikologi tersebut berhubungan dengan program kerja LINKSOS, Disabilitas Siap Kerja dan Konsorsium Ekraf Inklusif.
Pada bulan Desember 2023 lalu, LINKSOS dan jaringan kerjanya menggelar rapat koordinasi penyusunan program kerja tahun 2024-2026. Salah satu program kerjanya adalah Disabilitas Siap Kerja.
Program Disabilitas Siap Kerja memiliki dua kegiatan utama. Pertama, asesmen psikologi potensi penyandang disabilitas. Kedua, pelatihan interaksi ramah disabilitas bagi manajemen dan staf perusahaan.
Sedangkan Konsorsium Ekraf Inklusif (KEI) adalah sebuah support system yang dikembangkan oleh LINKSOS di MCC. Tujuan konsorsium ini sebagai wadah para kolaborator, termasuk dari komunitas penyandang disabilitas untuk saling bekerjasama. KEI dibentuk pada bulan Februari 2024 pasca FGD MCC Ramah Disabilitas.
Rencana tindak lanjut
Setidaknya terdapat tiga rencana tindak lanjut (RTL) pasca asesmen psikologi potensi penyandang disabilitas. Pertama, implementasi MoU Fakultas Psikologi UMM dan LINKSOS. Secara umum, implementasi kerjasama pemberdayaan psikologi melalui pengabdian dosen serta magang dan KKN mahasiswa.
Kedua, mengadakan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Koordinasi ini bertujuan mengenalkan program Disabilitas Siap Kerja. LINKSOS juga mendorong agar asesmen psikologi penyandang disabilitas dijamin oleh Pemerintah. Selain itu, CSR Perusahaan juga memungkinkan menfasilitasi asesmen psikologi bagi penyandang disabilitas.
Ketiga, melakukan advokasi implementasi Unit Layanan Disabilitas (ULD) Ketenagakerjaan. Advokasi bertujuan agar ULD Ketenagakerjaan melibatkan organisasi disabilitas sebagai pendamping.
Pelibatan masyarakat sebagai Tenaga Pendamping sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2020 Tentang ULD Ketenagakerjaan, serta Permen Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan ULD Ketenagakerjaan.
Tenaga Pendamping ULD Ketenagakerjaan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, integritas, komitmen, kredibilitas, kompetensi, kepedulian dan kepekaan dalam memberikan informasi, konsultasi dan pelayanan mendampingi pencari kerja dan pemberi kerja dalam rangka Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas bidang ketenagakerjaan.