Hujan di Hari Pertama Jambore Difpala 2023

2 minutes, 56 seconds Read
Listen to this article

Hujan di pendakian pertama dalam even Jambore Difabel Pecinta Alam (Difpala), 28 Januari 2023. Kami memutuskan untuk menginap di Pos II Latar Ombo (1600 mdpl). Kalau menengok rencana awal kami akan menginap di Puncak Bayangan, agar pagi-pagi bisa lebih dekat menuju puncak Basundara Gunung Panderman. Namun dalam hiking harus adaptif dengan segala sesuatunya.

 

Menikmati hujan

Perjalanan kami mulai dari basecamp Gunung Panderman pk 02.35. Tak lama memulai perjalanan, gerimis datang, dan semakin rapat. Lalu hujan.

Tak ada alasan untuk berhenti dan berteduh. Sebab tentu tak ada teras-teras toko seperti di kota, yang saat hujan orang bisa numpang berteduh. Maka pilihannya adalah berhenti sebentar dan mengenakan jas hujan kresek.

Pendakian perdana di even Jambore Difpala ini didominasi Timsus Pendaki Difabel atau seniornya Difpala, yaitu berjumlah 11 orang. Selebihnya, 2 orang adalah anggota Difpala, Flora dan Yulia.

Jalur pendakian tentu licin dan becek. Perlu ekstra hati-hati agar tidak terpeleset. Namun kedua difabel ini nampaknya aman bersama para pendamping.

Flora seorang perempuan dengan hambatan penglihatan. Dalam kategori low vision, artinya memiliki hambatan penglihatan namun tidak buta. Sebelumnya Flora pernah mendaki Gunung Wedon, Petuk Lesung Gunung Arjuno, dan Buduk Asu.

Sedangkan Yulia, bagi perempuan disabilitas wicara ini adalah pendakian pertamanya. Ia nampak antusias, setidaknya ditandai dengan sepatu barunya. Di sepanjang jalan, ia juga tidak terdengar mengeluh.

Sementara itu Sumiati, teman Tuli, ia nampak tenang. Anggota Timsus Pendaki Difabel ini telah teruji dalam beberapa pendakian gunung.

 

Membangun tenda

Sekira pukul 15.30 kami sampai di Pos II Latar Ombo. Hujan masih saja turun. Demi keselamatan pendakian, kami memutuskan untuk ngecamp di pos ini.

Kami pun segera membangun tenda. Nampak Agung dengan cepat memasang flyseet untuk berteduh darurat. Dalam tim Jambore Difpala ini, Agung sebagai Koordinator III Bidang Mitigasi dan Pemandu Pendakian.

Tak lama memasang flyseet, kegiatan dilanjutkan membangun tenda. Agung nampak dibantu Heru, Priyo, Cakra, Yulia dan Sri Eko.

Sore makin redup dan menjelang magrib. Namun saya tak mendengar suara adzan dari pos ini. Proses memasang tenda pun sudah selesai. Nampak pendamping pendaki, Widi, Yayuk dan Eko mengarahkan pembagian personil untuk penempatan dalam tenda.

Sementara itu, Koordinator III Bidang Kesejahteraan, Kholilurrahman dan Unit Tenda dan Penghijauan, Eri Wahyudi, nampak sibuk membangun dapur di bawah flyseet. Dari pendakian ke pendakian, kedua laki-laki difabel netra ini memang paling suka mengurusi makanan, memasak dan membuat kopi.

 

Menikmati malam

Saat semua sudah masuk tenda dan berganti pakaian, tinggal 3 orang yang masih di luar tenda. Mereka adalah Kholilurrahman, Erik Wahyudi dan Priyo Utomo.

Seperti di pendakian sebelumnya Kholilurrahman dan Erik disibukkan oleh urusan masakan dan kopi. Sementara itu, Priyo, memilih bertelanjang dada melayani pengiriman makanan dan minuman, dari dapur menuju tenda-tenda. Sopiiiii, paket datang! Canda. Ia satu-satunya difabel fisik anggota Timsus Pendaki Difabel.

 

Pelajaran hari ini.

Waktu menunjukkan pk 01.21. Suasana camp area sudah sepi sejak tadi. Anak-anak Difpala bahkan sudah menyepi masing-masing di dalam tenda sejak pk 20.00. Saya sendiri jam tidurnya terbalik. Nggak biasanya tidur sore, jadinya tengah malam terbangun.

Di dalam tenda pun tinggal saya sendiri yang masih melek. Ngopi, makan camilan dan menulis cerita ini.

Pelajaran hari ini adalah bahwa keamanan dan pembagian logistik dalam pendakian gunung sangat penting.

Keamanan logistik, pastikan bahwa seluruh perbekalan aman dari cuaca apapun, termasuk hujan. Utamanya pakaian ganti, mungkin teknisnya bisa membungkus pakaian dengan tas kresek, lalu baru dimasukkan dalam carrier.

Sedangkan pembagian logistik bahwa, setiap tas pendaki harus memuat makanan siap makan, air minum dan jas hujan. Agar sewaktu-waktu dibutuhkan, tidak menunggu atau meminta bantu pendaki lainnya.

 

Memulai hari ke-2

Pendakian belum selesai,  pagi ini pk 05.00 kami melanjutkan pendakian ke Puncak Basundara Gunung Panderman (2.045 mdpl). Semoga lancar yaa..

 

(Ken Kerta)

Similar Posts

Skip to content