Disability Seven Summits adalah sebuah misi bersejarah yang menggabungkan semangat inklusi dan pemberdayaan penyandang disabilitas untuk mendaki dan menjelajah tujuh puncak gunung di Indonesia. Target waktu penyelesaian misi, dimulai dari tahun 2024 hingga 2027.
Misi ditandai dengan Deklarasi Disability Seven Summits, 4-6 Desember 2024 di Puncak Batu Tulis Gunung Kawi (2.603 Mdpl). Momentum deklarasi bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024.
Event Disability Seven Summits merupakan bagian dari kerjasama antara Komisi Nasional Disabilitas (KND), Yayasan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dan PT. Tempo Inti Media Group (TEMPO), sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) di bidang advokasi kebijakan dan edukasi masyarakat terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Peserta pendakian adalah Difabel Pecinta Alam (Difpala) LINKSOS, utusan KND dan TEMPO. Pendakian juga melibatkan unsur lokal terlatih dari kelompok pecinta alam, komunitas disabilitas dan tenaga medis dari dinas kesehatan1.
Disability Seven Summits bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak disabilitas, sekaligus menginspirasi bahwa keterbatasan atau hambatan bukanlah penghalang untuk mencapai prestasi besar.
“Misi ini bukan sekedar soal mendaki gunung, melainkan upaya eliminasi stigma dan kampanye pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” terang Komisioner KND, Kikin Tarigan.
Lanjutnya, kami juga mendorong olahraga disabilitas mendaki gunung ini menjadi kegiatan atlet. Tidak tertutup kemungkinan, jika panjat tebing misalnya adalah salah satu cabang olahraga, maka mendaki gunung juga menjadi cabang olahraga. Dengan demikian, di masa depan, teman-teman Difpala akan menjadi atlet profesional.
Menggalang dukungan masyarakat
Disability Seven Summits terbuka bagi masyarakat luas untuk berkontribusi. Untuk itu, sebagai bentuk sosialisasi KND, LINKSOS dan TEMPO menggelar Focus Group Discussion (FGD), Jumat, 1 November 2024 di di Ruang Perpustakaan Malang Creative Center (MCC) Kota Malang.
Dalam presentasinya, TEMPO menyebut strategi komunikasi sebagai bentuk dukungan. TEMPO akan melakukan publikasi kegiatan Disability Seven Summits melalui liputan artikel, social media promo, maupun video highlight yang merangkum aktivitas misi tersebut. Selain itu TEMPO juga menjembatani adanya sponsor-sponsor yang akan membantu Disability Seven Summits.
FGD Persiapan Disability Seven Summits itu menghadirkan lintas sektor, diantaranya dari dinas terkait yaitu Diskopindag Kota Malang, Dinas Sosial Kota Malang, Dinas Sosial Kabupaten Malang, serta Dinas Sosial Kota Batu. Sedangkan dari lembaga hadir manajemen wisata Gunung Kawi, dan Direktur MCC, Ageng Bagus Armanda.
Selanjutnya tokoh masyarakat, hadir Serka (Purn) TNI Asmujiono, mantan prajurit Kopassus pengibar pertama bendera Merah Putih, tahun 1997 di Puncak Everest (8.848 Mdpl), gunung tertinggi di dunia.2. Hadir pula Taufan Agustyan Prakoso, tokoh perfilman, diantaranya menyutradarai film Darah Biru Arema3. Berbagai dukungan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kualitas misi dan kepercayaan publik.
Rencana Tindak Lanjut
FGD Persiapan Disability Seven Summits menghasilkan rencana tindak lanjut (RTL) yaitu pelatihan, FGD lanjutan, dan deklarasi. Pelatihan mendaki gunung dijadwalkan pada bulan November, alternatif lokasi pelatihan di Gunung Arjuno, Gunung Panderman, Gunung Wedon atau gunung-gunung lainnya di sekitar Malang. Terdapat pula pelatihan dokumentasi dan publikasi.
FGD lanjutan, dijadwalkan di bulan November di Malang. FGD lanjutan akan mengundang beberapa organisasi mahasiswa pecinta alam (Mapala), kelompok pecinta alam (PA), serta beberapa perusahaan yang memiliki perhatian terhadap isu lingkungan.
RTL lainnya adalah kelas film dokumenter. “Kami siap membuat film dokumenter pendek untuk memperkenalkan Difpala LINKSOS dan Misi Disability Seven Summits,” ujar Taufan Agustyan Prakoso. Lanjutnya, kelas membuat film dokumenter secara gratis juga kami siapkan untuk teman-teman Difpala LINKSOS.
Sutradara film darah Biru Arema ini juga menyampaikan bahwa film dokumenter, selain menjadi sarana publikasi, bisa pula digunakan sebagai alat presentasi kepada pihak-pihak yang akan dirangkul sebagai mitra dalam Disability Seven Summits.
Rencana tindak lanjut lainnya dari Serka (Purn) TNI Asmujiono. “Saya siap menjadi pendamping atlet Difpala LINKSOS dan terlibat dalam Disability Seven Summits,” ujar Asmujiono semangat.
Lanjutnya, saya akan hadir dalam Deklarasi Disabilitas Seven Summits, Desember nanti di Gunung Kawi. Tujuannya agar even ini makin greget dan ramainya publikasi, sehingga makin banyak orang yang tahu.
Serka (Purn) TNI Asmujiono adalah mantan prajurit Kopassus pengibar pertama bendera Merah Putih, tahun 1997 di Puncak Everest (8.848 Mdpl), gunung tertinggi di dunia.
Saat itu, Asmujiono menantang maut dalam suhu dingin serta minim oksigen demi rasa cintanya kepada negeri serta misi pengibaran bendera Merah Putih di Puncak Everest. Misi tersebut atas perintah tugas Satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, yang saat itu dipimpin Mayjen TNI Prabowo Subianto, yang kini menjadi Presiden RI.
- Difabel Pecinta Alam, Bakti Inklusi Bumi Lestari https://lingkarsosial.org/difabel-pecinta-alam/ [↩]
- Cerita Asmujiono, Eks Kopassus yang Kibarkan Merah Putih Pertama Kalinya di Puncak Everest https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/17/180728378/cerita-asmujiono-eks-kopassus-yang-kibarkan-merah-putih-pertama-kalinya-di?page=all [↩]
- PESAN MORAL DALAM FILM DARAH BIRU AREMA https://onesearch.id/Record/IOS4109.44676 [↩]