Educamp Nasional 2024 dan Runtuhnya Stigma Disabilitas

Educamp Nasional 2024 dan Runtuhnya Stigma Disabilitas

4 minutes, 23 seconds Read
Listen to this article
Stigma dari orang lain, pada hakikatnya menunjukkan derajat pengetahuan dan kemampuan si pemberi stigma. Artinya stigma itu proses hidup. Stigma disabilitas akan runtuh dengan sendirinya seiring waktu dan kenyataan. 
KEN KERTA
Ken Kerta
Penulis adalah Kamabigus Gudep Inklusif Pangkalan Lingkar Sosial Indonesia | Alumni KMD 2023 Kwarcab Kabupaten Malang

Educamp Nasional 2024 adalah lembar baru sejarah kepramukaan, saat kelompok disabilitas dan jaringannya mampu menggelar event nasional kepramukaan. Even ini sekaligus momentum runtuhnya stigma disabilitas tidak mampu.

Kegiatan Educamp Nasional 2024 terselenggara atas kerjasama Komisi Nasional Disabilitas (KND), Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Kegiatan ini juga didukung oleh multi stakeholder yang memiliki perhatian terhadap isu disabilitas.

Even bertujuan mensosialisasikan gagasan pembentukan satuan komunitas pramuka (Sako) serta membangun perspektif HAM Disabilitas. Kegiatan  ini sukses melahirkan kesepakatan adanya Rintisan Satuan Komunitas Pramuka Disabilitas Berdaya atau Sako Daya.1

EDUCAMP NASIONAL 2024
Foto bersama Wakil Ketua Kwarnas Bidang Saka, Sako dan Gugus Darma Pramuka: Irjen Polisi (Purn) Drs. Wahyu Adi, Komisioner KND, 22 Mei 2024 di Posko Rescue Bela Negara Malang

Even kecil berenergi besar

Sekitar 77 Pramuka, 37 orang diantaranya penyandang disabilitas mengikuti Educamp Nasional 2024. Rincian ragam peserta tersebut adalah disabilitas fisik 5 orang, disabilitas intelektual 22 orang, disabilitas mental 3 orang, disabilitas netra 4 orang, disabilitas rungu 3 orang, disabilitas wicara 1 orang, selebihnya non disabilitas.

Membandingkan dengan even-even sebelumnya, misalnya Kemah Bakti Inklusi I di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Agustus 2022, jumlah peserta Educamp Nasional 2024 lebih sedikit. Jumlah peserta Kemah Bakti Inklusi I adalah 600 Pramuka, 120 orang di antaranya Pramuka disabilitas2.

Meski even ini secara kuantitas lebih kecil, namun pengelolaan energi baik output maupun input jauh lebih besar dan berdampak. Peserta Educamp Nasional 2024 berasal dari perwakilan Kwarda dan komunitas disabilitas dari enam provinsi di Indonesia. 

Tiga komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) pun hadir dalam kegiatan ini, yaitu Ketua KND Dante Rigmalia, Komisioner KND Kikin Tarigan, serta Komisioner KND Fatimah Asri Mutmainah.

Dalam even tersebut, hadir pula Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Satuan Karya Pramuka, Satuan Komunitas Pramuka, dan Gugus Darma Pramuka, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Drs. Wahyu Adi. Kak Wahyu, sapaan akrabnya, mengisi materi sosialisasi SK Kwarnas Nomor 177 Tahun 2012 tentang Jukran Satuan Komunitas Gerakan Pramuka.

EDUCAMP NASIONAL 2024
Peserta Educamp Nasional 2024 Malang baik disabilitas maupun non disabilitas berkesempatan menjajal rafting dalam dampingan Tim Rescue Bela Negara Malang, 23 Mei 2024 di Lembah Karangduren Malang.

Percaya pada kekuatan kebaikan

Kunci sukses Educamp Nasional 2024 meliputi aspek materi dan immateri. Aspek materi adalah hal-hal terkait keorganisasian dan jaringan. Sedangkan aspek immateri adalah ketaatan pada ilmu pengetahuan dan petunjuk guru (bahasa Jawa: kawruh) serta kesetiaan pada proses yaitu selarasnya antara pikiran, perkataan dan perbuatan (bahasa Jawa: tunggal tutur tumindak). 

Dalam kepramukaan, ilmu pengetahuan adalah regulasi dan jukran. Sedangkan petunjuk guru adalah arahan Pelatih dan Pembina. 

Penyatuan aspek materi dan immateri menghasilkan kekuatan kebaikan. Sehingga percaya pada kekuatan kebaikan menjadi fundamental untuk mencapai tujuan apapun. 

Pada bulan Agustus 2022, saat Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dan Kwartir Ranting (Kwaran) Lawang menggelar Kemah Bakti Inklusi I. Ketika itu, ada satu pernyataan yang muncul,” Sulit menghadirkan Ketua Kwarcab Kabupaten Malang, sebab undangan mendadak. Selain itu kwarcab juga telah memiliki agenda di hari Pramuka.” Realitas itu terjawab dengan hadirnya Ketua Kwarcab Kabupaten Malang, Kak Jajuk Rendra Kresna. 

Kemah Bakti Inklusi I di Lawang, Kabupaten Malang saat itu juga melahirkan gagasan  perlunya satuan komunitas Pramuka (sako) untuk memperjuangkan aspirasi disabilitas. Gagasan iniberasal dari teman-teman Pramuka dan mendapatkan dukungan penuh dari Kwaran Lawang. Akan tetapi bersamaan dengan itu, muncul sindiran,” Ah, tidak mudah membuat Sako, tidak akan mampu.”

Dalam sebuah diskusi, Kepala Pusdiklat Kwarcab Kabupaten Malang, Kak Mamik Sumarmi memberikan arahan,” Jika akan membuat Sako harus membentuk Gudep dulu, sebab Sako adalah himpunan gudep-gudep. 

Arahan Pelatih dan Pembina dalam aspek immateri adalah petunjuk guru. Maka petunjuk itupun kami laksanakan. Sesuai regulasi dan jukran yang ada, Kwaran Lawang pun bersama LINKSOS menggelar musyawarah gugusdepan.

Mugus tersebut melahirkan gudep inklusif yang berpangkalan di Lingkar Sosial Indonesia. Dengan berbagai dinamika, gudep ini berhasil mendapatkan pengesahan dari Kwarcab Kabupaten Malang setelah sembilan bulan berproses, yaitu Agustus 2023 hingga Mei 2024. 

Gudep inklusif pangkalan Lingkar Sosial Indonesia meliputi gudep putra Mpu Prapanca (27-187) dan gudep putri Wedwawedan (27-188). Pangkalan beralamat di Kantor Kecamatan Lawang, Unit Layanan Disabilitas, Jl. Thamrin 2 Lawang, Kabupaten Malang. 

educamp nasional 2024 di Malang
Pelatuhan bantuan Hidp Dasar (BHD) dari Rescue Bela Negara dan KREKI Malang Raya, 23 Mei 2024 dalam Educamp Nasional 2024 Malang

Hikmah setia pada proses

Pada bulan yang sama dengan terbitnya surat registrasi gudep pangkalan Lingkar Sosial Indonesia, yaitu Mei 2024, sebuah even nasional terkait Sako pun sukses digelar. Even itu bernama Educamp Nasional 2024.

Even bertempat di Posko Rescue Bela Negara (RBN) Malang, Gg 8 Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Dalam kegiatan tersebut, RBN Malang berperan memfasilitasi tempat, pengaturan even, serta sumber daya pelatihan dan pendamping. Kegiatan ini juga didukung oleh multi stakeholder yang memiliki perhatian terhadap isu disabilitas.

Hikmah bagi pribadi penulis, bahwa setia pada proses, konsisten pada tujuan serta percaya pada kekuatan kebaikan adalah kunci sukses mencapai tujuan baik. Dalam hal ini, tantangan bagi penyandang disabilitas dan kelompoknya adalah stigma tidak mampu dari orang lain.

Stigma dari orang lain, pada hakikatnya menunjukkan derajat pengetahuan dan kemampuan si pemberi stigma. Artinya stigma itu proses hidup. Stigma disabilitas akan runtuh dengan sendirinya seiring waktu dan kenyataan. 

Komentar peserta disabilitas tentang Educamp Nasional 2024 Rintisan Sako Daya

  1. Educamp Nasional 2024 Malang Lahirkan Rintisan Sako Daya https://lingkarsosial.org/rintisan-sako-daya-di-educamp-nasional-2024-malang/ []
  2. Desa Turirejo, Pelopor Desa Wisata Inklusi di Kabupaten Malang | LIVE REPORT https://youtu.be/Y5pizMApVUQ?feature=shared []

Similar Posts

Skip to content