Educamp Nasional 2024 terselenggara atas kerjasama Komisi Nasional Disabilitas (KND), Kuartir Nasional Gerakan Pramuka dan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Kegiatan ini juga didukung oleh multi stakeholder yang memiliki perhatian terhadap isu disabilitas.
Keunikan dari even ini adalah pelibatan pramuka penyandang disabilitas dari komunitas dan panti rehabilitasi yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Hal ini terbilang baru. Sebab selama ini, gugusdepan Gerakan Pramuka lazim hanya ada di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan.
Potret kepramukaan yang inklusif
Educamp Nasional 2024, 22-24 Mei di Malang menjadi potret kepramukaan inklusif. Anak-anak Pramuka penyandang disabilitas dari komunitas dan panti rehabilitasi yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal, berbaur tanpa sekat sosial dengan pramuka lainnya perwakilan Kwarda, sekolah luar biasa, sekolah inklusif, serta lintas komunitas disabilitas dari enam provinsi di Indonesia. Mereka menikmati pionering, rafting dan kegiatan menantang lainnya di alam terbuka.
Event juga melahirkan kesepakatan untuk mengembangkan secara nasional Satuan Komunitas Pramuka (Sako) yang memiliki kesamaan aspirasi dalam upaya penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Sako rintisan tersebut bernama Sako Daya atau Satuan Komunitas Pramuka Disabilitas Berdaya.
Praktik kepramukaan inklusif dan kesepakatan yang ada menjadi nilai penting Educamp Nasional 2024. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dan latar belakang educamp. Educamp Nasional 2024 bertujuan mensosialisasikan gagasan pembentukan satuan komunitas pramuka (Sako) serta membangun perspektif HAM Disabilitas.
Tiga komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) hadir dalam kegiatan ini, yaitu Ketua KND Dante Rigmalia, Komisioner KND Kikin Tarigan, serta Komisioner KND Fatimah Asri Mutmainah.
Educamp Nasional 2024 juga dihadiri oleh Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Satuan Karya Pramuka, Satuan Komunitas Pramuka, dan Gugus Darma Pramuka, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Drs. Wahyu Adi. Kak Wahyu, sapaan akrabnya, mengisi materi sosialisasi SK Kwarnas Nomor 177 Tahun 2012 tentang Jukran Satuan Komunitas Gerakan Pramuka.
Tujuan dan latar belakang educamp
Educamp Nasional 2024 bertujuan mensosialisasikan gagasan pembentukan satuan komunitas pramuka (Sako) serta membangun perspektif HAM Disabilitas.
Peran Sako tersebut sebagai himpunan dari gugusdepan berbasis komunitas dan berbasis satuan pendidikan yang mempunyai aspirasi sama terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Berdasarkan SK Kwarnas Nomor 177 Tahun 2012 tentang Jukran Satuan Komunitas Gerakan Pramuka. Sako merupakan organisasi pendukung Gerakan Pramuka yang merupakan himpunan dari gugus depan berbasis komunitas dan berbasis satuan pendidikan yang mempunyai kesamaan profesi, aspirasi, dan agama1.
Adanya Educamp Nasional 2024 merupakan tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman KND RI dan LINKSOS di bidang advokasi dan edukasi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas (Maret 2023)2.
Selain itu, KND dan LINKSOS juga melakukan perjanjian kerjasama tentang pengarusutamaan isu disabilitas di bidang cinta alam dan kepramukaan (September 2023)3.
Kegiatan Educamp Nasional 2024 terselenggara atas kerjasama Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan Lingkar Sosial Indonesia. Even bertempat di Posko Rescue Bela Negara (RBN) Malang, Gg 8 Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
RBN Malang berperan memfasilitasi tempat, pengaturan even, serta sumber daya pelatihan dan pendamping. Founder RBN Malang, Ganif Djuwadi bersama Founder LINKSOS, Ken Kerta mendampingi langsung kegiatan ini dari pra persiapan, persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi.
Kegiatan
Kegiatan Educamp 2024 di Malang beragam meliputi materi binawasa dan peserta didik. Materi binawasa meliputi sosialisi Jukran Satuan Komunitas Gerakan Pramuka Nomor 177 Tahun 2012, kesehatan, serta pengetahuan dasar pendamping disabilitas.
Materi kesehatan meliputi sosialisasi pola hidup bersih dan sehat, kesehatan reproduksi, deteksi dini kanker payudara, serta bantuan hidup dasar (BHS) dan kegawatdaruratan sehari-hari. Sedangkan pengetahuan dasar pendamping disabilitas meliputi ragam disabilitas, paradigma disabilitas, teknik dan etika interaksi penyandang disabilitas, serta praktik dasar bahasa isyarat Indonesia (Bisindo).
Sedangkan untuk peserta didik materinya adalah pionering dan jelajah alam. Seluruh peserta educamp baik pembina maupun peserta didik juga mendapatkan materi dasar dan praktik rafting atau arung jeram.
Gagasan, urgensi, dan sasaran
Gagasan adanya sako untuk kepramukaan yang inklusif muncul sejak tahun 2021 dalam kegiatan Kemah Bakti Inklusi I di Malang. Kegiatan tersebut digelar oleh Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Kwarran Lawang, serta Pemerintah Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang4.
Gerakan kepramukaan inklusif di Malang ini kemudian diperkuat oleh dukungan Komisi Nasional Disabilitas (KND) melalui penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama. Selain itu, KND juga melakukan koordinasi intens dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Tak hanya itu, KND juga terlibat dalam beberapa kegiatan lapangan terkait cinta alam dan kepramukaan. Pertama, Jambore Nasional Difabel Pecinta Alam (Difpala), Maret 2023 di Gunung Arjuno. Kedua, Educamp Gunung Butak, Juli 2023 di Gunung Butak. Ketiga, Kemah Bakti Inklusi II Educamp Inklusif, September 2023 di Sanggar Bakti Lawang, Kabupaten Malang.
Urgensi pembentukan Sako adalah pengarusutamaan isu disabilitas dalam gerakan pramuka. Selama ini pramuka disabilitas masih belum optimal dalam mengakses kegiatan kepramukaan. Penyebabnya adalah minimnya ketersediaan pembina dan pelatih yang paham tentang disabilitas.
Sako akan menyasar penyandang disabilitas di komunitas-komunitas, khususnya mereka yang tak pernah mengenyam pendidikan formal. Sebab selama ini gugusdepan hanya lazim ada di sekolah-sekolah.
Meski demikian, kegiatan kepramukaan Sako terbuka untuk seluruh Pramuka baik yang berpangkalan di sekolah reguler, sekolah luar biasa, maupun sekolah inklusif.
Dukungan Pemerintah, kuartir dan masyarakat
Educamp Nasional 2024 mendapat dukungan baik dari Pemerintah dan masyarakat di lokasi kegiatan. Pertama dukungan Pemerintah Kabupaten Malang. UPT Puskesmas Pakisaji termasuk didalamnya Saka Bhakti Husada menyiapkan ambulan dan P3K selama kegiatan berlangsung.
Sementara itu dari Pemerintah Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji membantu fasilitas pendukung yaitu parkir kendaraan, meja kursi, serta keamanan dan ketertiban lingkungan. Perangkat desa dan masyarakat termasuk RT/RW dan Karang Taruna wilayah terlibat aktif.
Dukungan kuartir. Educamp Nasional 2024 dihadiri oleh Andalan Daerah Urusan Pramuka Berkebutuhan Khusus Kwarda Jawa Timur, Drs. Djaka Santosa, M.Psi. Kak Djaka, sapaan akrabnya juga menyempatkan ngecamp di lokasi kegiatan.
Para pelatih/pembina dari Pusdiklat Kabupaten Malang juga hadir, Kak Tukiyar, Kak Duri Handoyo, serta Ketua Kwarran Lawang, Kak Gunarto. Pengawas Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) Cabang dinas Pendidikan Jatim, wilayah Kabupaten Malang, Mulyono juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Sementara itu, dari perwakilan Kwarda Jawa Barat, Andalan Saka Sako Gugus Darma dan Bela Negara, Kak Drs. Amir Mahmud KH.Mt. Sedangkan perwakilan Kwarda Kalimantan Selatan hadir Asisten Andalan Pramuka Berkebutuhan Khusus (PBK), Kak Faizah Abdiah.
Terdapat pula dukungan dari beberapa kelompok masyarakat dan lembaga. Pertama Rescue Bela Negara (RBN), lembaga ini memfasilitasi lokasi kegiatan beserta fasilitas kegiatan dan sumber daya panitia. Sedangkan logistik pangan selama kegiatan dibantu oleh BMH Malang, Pokphand dan CPF.
Rencana tindak lanjut
Educamp Nasional 2024 melahirkan beberapa rencana tindak lanjut. Poin pentingnya, pertama, KND melakukan koordinasi intens dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Sementara itu perwakilan Kwarda dan komunitas melakukan koordinasi dengan Kwarda masing-masing. Tujuan koordinasi untuk mendapatkan dukungan dan arahan pengembangan Sako.
Kedua, pembentukan dan pengembangan gudep-gudep pangkalan komunitas. Rencana ini bertujuan untuk mewadahi para penyandang disabilitas di komunitas dan panti rehabilitasi yang sudah tidak bersekolah maupun yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
Ketiga mengembangkan kegiatan jurnalisme warga. Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) akan menggelar pelatihan jurnalistik agar para Pramuka anggota rintisan sako mampu membuat liputan dan mempublikasi kegiatan secara baik dan konsisten.
Apresiasi untuk para peserta
Educamp Nasional 2024 diikuti oleh sekitar 77 Pramuka, 37 orang diantaranya penyandang disabilitas. Rincian ragam peserta tersebut adalah disabilitas fisik 5 orang, disabilitas intelektual 22 orang, disabilitas mental 3 orang, disabilitas netra 4 orang, disabilitas rungu 3 orang, disabilitas wicara 1 orang, selebihnya non disabilitas.
Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh peserta educamp:
- Perwakilan Kwarda Jatim
- Perwakilan Kwarda Jawa Barat
- Perwakilan Kwarda Kalimantan Selatan
- Difabel Pecinta Alam (Difpala) Indonesia
- Gudep Mpu Prapanca (27-187) dan Wedwawedan (27-188) pangkalan Lingkar Sosial Indonesia
- Yayasan Panti Karya Asih, Malang, Jawa Timur
- Rescue Bela Negara, Malang, Jawa Timur
- MI Mambaul Hikmah Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur
- SLB Putra Harapan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur
- SLBN Kota Batu, Jawa Timur
- PKBM Ki Hadjar Dewantoro Kota Malang, Jawa Timur
- Gerkatin Kota Malang, Jawa Timur
- Panrita Inklusi, Sulawesi Selatan
- Global Inklusi, Sulawesi Selatan
- Teras Inklusi, Kalimantan Selatan.
- Regulasi Gerakan Pramuka https://pramuka.or.id/peraturan/ [↩]
- MoU KND-LINKSOS di Putuk Lesung Gunung Arjuno https://lingkarsosial.org/mou-knd-linksos-di-putuk-lesung-gunung-arjuno/ [↩]
- Kerja Sama KND-LINKSOS dalam Cinta Alam dan Kepramukaan https://lingkarsosial.org/kerjasama-knd-ri-dan-linksos-tentang-pengarusutamaan-isu-disabilitas-dalam-kegiatan-cinta-alam-dan-kepramukaan/ [↩]
- 5 Fakta Menarik Tentang Sako Inklusi https://lingkarsosial.org/5-fakta-menarik-tentang-sako-inklusi/ [↩]