Proyek Mardika di Kabupaten Pasuruan kerjasama NLR Indonesia dan LINKSOS memetakan setidaknya terdapat 26 produk UMKM dari Kader Kusta Bengkura Mas dan jaringannya yang bisa dikembangkan.
Data lainnya terdapat sekira 21 jenis peluang usaha yang ingin dikembangkan Kader Kusta, serta sekira 27 perusahaan lokal di wilayah kecamatan Nguling yang berpotensi menjadi mitra UMKM.
Sebagai informasi, Kader Kusta merupakan tim sosialisasi sadar kusta. Tim ini beranggotakan perangkat desa, tenaga puskesmas dan masyarakat termasuk penyandang disabilitas dan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).
Sedangkan Bengkura Mas adalah inovasi layanan kesehatan Puskesmas Nguling yang melibatkan masyarakat luas dalam penanggulangan kusta dan pemberdayaan OYPMK. Bengkura Mas kependekan dari kalimat Bebaskan Nguling dari Kusta Mandiri Bersama Masyarakat.
[irp posts=”5135″ name=”Memaknai Kusta Melayani Sesama”]
Dukungan masyarakat
“Bekerjasama dengan Kader Kusta Bengkura Mas, potensi ini akan kami kembangkan secara inklusif bersama produk UMKM masyarakat luas,” terang Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Ken Kerta, Rabu, 7 September 2022. Khususnya kami mulai dari Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
Tersebut disampaikan Ken Kerta dalam acara peluncuran Kelompok Kerja Wirausaha (Pokwa) Bengkura Mas. Peluncuran ditandai dengan penyerahan stimulan modal bagi pokwa berupa mesin jahit portabel. Secara simbolik penyerahan dilakukan oleh Ketua Kader Kusta Bengkura Mas Kecamatan Nguling, Edi Suyitno, didampingi PJ Kusta Puskesmas Nguling, Eriyanti, serta Jane Happy dari NLR Indonesia.
Mesin jahit portabel ini berasal dari donasi masyarakat jaringan LINKSOS untuk mendukung pemberdayaan OYPMK, terang Ken. Sebelumnya LINKSOS juga menyerahkan beberapa unit alat pembuat keset beserta pelatihannya. Artinya telah terdapat dukungan masyarakat untuk pengembangan pemberdayaan OYPMK di Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan untuk rumah produksi Pokwa Bengkura Mas, saat ini bertempat di kediaman salah satu anggota Kader Kusta, Guntur Prastio. Bertepatan, pria dengan disabilitas fisik ini sejak tahun 2012 telah mengembangkan usaha menjahit.
“Tindak lanjutnya, di akhir 2022 ini kita akan menggelar pameran produk OYPMK, bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional,” terang Ken. Dan jika memungkinkan sekaligus kita kolaborasikan dengan job fair inklusif bekerjasama dengan dinas terkait.
Semangat pelaku UMKM
Guntur Prastio menyatakan semakin siap mengembangkan usaha yang ia kelola. Ia berharap kedepan usahanya semakin maju dan mendukung pemberdayaan masyarakat.
“Sejak lama saya ingin mengembangkan usaha menjahit ini, ingin memiliki karyawan dan menejemen usaha yang baik, sehingga bisa membuka lapangan kerja bagi kawan-kawan disabilitas dan OYPMK,” tutur Guntur.
Oleh sebab itu, saya siap kediaman saya sekaligus tempat kerja ini menjadi rumah produksi bagi Pokwa Bengkura Mas, imbuhnya.
“Dulu sudah pernah ada beberapa kawan yang bekerja sambil belajar di tempat saya, namun setelah pintar mereka keluar dan mendirikan usaha sendiri,” ungkap Guntur. Namun hal ini lumrah dan justru menunjukkan keberhasilan dalam mendidik. Menjadikan orang bisa mandiri, tandasnya.
Senada disampaikan anggota Kader Kusta lainnya, Basori Alwi. Berbekal ilmu membuat keset ia ingin mengembangkan produksi salah satu kebutuhan rumah tangga tersebut. Pria anggota BPD Watuprapat ini, bersama dua rekannya pernah menimba ilmu membuat keset di Bengkel Produksi LINKSOS Malang selama tiga hari.
“Saya ingin memgembangkan usaha produksi keset, yang terlibat bukan hanya OYPMK tetapi masyarakat umum yang kesehariannya di rumah saja, misalnya ibu rumah tangga dan lansia,” ujar Basori,
(admin)
Video Pilihan: Hapus Stigma Kusta di Jawa Timur