Penulis: Mutmainah
Dari sudut Kota Malang, seorang anak laki-laki penyandang disabilitas daksa bermimpi menjadi pengusaha. Namanya Fatah, dengan keterampilan yang dimilikinya, ia mulai mengolah sekantong kain bekas yang ada di tangannya, membayangkan akan menjadi apa kain-kain itu.
Jemarinyapun mulai bekerja, mengikuti bayangan dan angan-angannya. Satu per satu kain dipotong dengan ukuran yang sesuai. Dimulai dari kain berwarna hitam, kuning, hijau, biru, putih, hingga bermotif bunga kecil—semuanya seolah menjadi bagian dari impian yang tengah ia rajut.
Dengan keterbatasan yang ada, ia tetap bersemangat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pengusaha. Ia ingin membuktikan bahwa penyandang disabilitas mampu mandiri dan tidak harus bergantung pada orang lain. Semangatnya menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya dan sukses.