Kolaborasi Diftani dan Ladang Kesetaraan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Kolaborasi Diftani dan Ladang Kesetaraan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

1 minute, 57 seconds Read
100 batang bibit jeruk dari berbagai jenis diterima Diftani (Difabel Bertani)—pokja pemberdayaan LINKSOS—sebagai  awal kolaborasi Diftani dan Ladang Kesetaraan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Mereka mengembangkan taman edukasi pertanian organik dan urban farming.
Ken Kerta
Ken Kerta
Penulis adalah Founder Lingkar Sosial Indonesia

Tindak lanjut dari beberapa pertemuan kolabrasi Diftani dan Ladang Kesetaraan—UKM Fakultas Petanian Universitas Brawijaya—sepakat mengembangkan taman edukasi pertanian organik dan urban farming. Lokasi kegiatan di Kota Malang dan Kabupaten Malang.

Kerjasama tersebut dimulai dengan penyerahan donasi 100 batang bibit pohon jeruk dari berbagai jenis kepada Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Simbolik penyerahan dilakukan di Kebun Komunitas, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Sabtu (23/8) 2025.

Tim Ladang Kesetaraan yang mewakili penyerahan bibit jeruk diantaranya Jeremia Bahar Priajati Siahaan—selaku Badan Pengurus Harian Kementrian Sosial Masyarakat, dan Bakhtiar Fahmi Firmansyah— selaku Penanggung Jawab Ladang Kesetaraan

“Kami sebagai mahasiswa berperan sebagai penghubung inklusivitas antara petani disabilitas dengan semua pihak. Khususnya dengan Pemerintah untuk membuka mata dan kesadaran bahwa kesempatan bertani juga bisa diambil oleh penyandang disabilitas. Selain itu untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukan hambatan untuk berkontribusi di bidang pertanian,” ujar Jeremia Bahar Priajati Siahaan.

Senada disampaikan Bakhtiar Fahmi Firmansyah,” Inklusi itu bukan soal siapa yang kuat melainkan siapa yang berani untuk merangkul dan mengakui perbedaan—termasuk dalam hal ini disabilitas dan non disabilitas. Semua orang memiliki hak yang sama. Oleh sebab itu kami dari Ladang Kesetaraan hadir untuk mewujudkan kesetaraan khususnya di bidang pertanian.

Rencana Program Kolaborasi Diftani dan Ladang Kesetaraan

Pembina Diftani, Widi Sugiarti dalam kesempatan itu menjelaskan rencana program kolaborasi Diftani dan Ladang Kesetaraan di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Pertama di Kedungkandang yang fokus pada produksi pupuk organik, demplot serta taman edukasi pertanian organik dan urban farming. Kedua di Kecamatan Lawang sebagai pusat pembibitan.

“Urgensi edukasi pertanian organik adalah bentuk kepedulian LINKSOS terhadap ketahanan pangan yang sehat dan  bertanggungjawab. Salah satu bentuknya dengan pemberdayaan urban farming—kegiatan bercocok tanam atau beternak yang dilakukan di wilayah perkotaan. Urban farming dilakukan dengan memanfaatkan lahan sempit, pekarangan rumah, atap gedung (rooftop), dinding (vertical garden), maupun lahan terbatas lainnya,” kata Widi Sugiarti. 

Lebih rinci Widi menjelaskan, usaha pupuk organik di Kedungkandan , dikelola Mas Sanai— petani dengan disabilitas fisik—sejak sebelum pandemi Covid-19. Saat pandemi tersebut usaha justru meningkat sebab banyak orang bertani di rumah untuk mengisi kesibukan. Namun pasca pandemi, usaha kembali turun. Untuk itu, LINKSOS hadir memberikan dukungan agar usaha tetap berjalan dan berkembang.

Similar Posts

Skip to content