Dekraf Lowokwaru: Merdeka ala Disabilitas Spektrum Berat

1 minute, 44 seconds Read
Di tangan Dekraf Lowokwaru, penyandang disabilitas spektrum berat tak lagi luput dari pemberdayaan. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan diantaranya membatik ciprat. Kegiatan ini berkelanjutan meliputi pelatihan, pembiayaan dan dukungan pemasaran.
Ken Kerta
Ken Kerta
Penulis adalah Founder Lingkar Sosial Indonesia

Bagaimana anak-anak disabilitas dengan spektrum sedang dan berat merayakan Hari Kemerdekaan? Dalam kehidupan sehari-hari, mereka kerap luput dari program pemberdayaan sebab dianggap tak mampu didik dan latih—bahkan sebagian dari mereka tidak pernah mengenyam pendidikan formal.

Realitas ini memprihatinkan. Hak mereka masih terpasung di zaman kemerdekaan. Namun, hari ini—bertepatan dengan momentum hari kemerdekaan—Sabtu (16/8) 2025, mereka yang tergabung dalam Sahabat CP (Cerebral Palsy) dan  Sahabat Autism—kelompok kerja Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS)—mencoba bebas merdeka berekspresi melalui batik ciprat.1

Sekitar 13 disabilitas beserta orangtuanya terlibat dalam kegiatan ini. Mereka tergabung dalam pokja Dekraf (Difabel Kreatif) Lowokwaru. Mereka kelompok yang inklusif, selain prioritas pada penyandang disabilitas spektrum berat, kelompok juga terbuka untuk penyandang disabilitas spektrum apapun dan semua ragam disabilitas, termasuk non disabilitas sebagai pendamping. 

Dekraf merupakan kelompok kerja UMKM Disabilitas dampingan LINKSOS. Tak hanya memberikan pelatihan, kelompok kerja ini juga memfasilitasi pembiayaan, legalitas, dan dukungan pemasaran.2

Dekraf LINKSOS berpusat di ULD Lawang untuk wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan. Sedangkan Kota Malang dan Kota Batu, Dekraf berpusat di Malang Creative Center (MCC). 

Koordinator Sahabat CP, Ina Sudaryati dan Koordinator Sahabat Austism, Evy Oktaviani menyambut positif program Dekraf.  “Selama ini program pemberdayaan hanya untuk penyandang disabilitas yang ringan, sementara yang seperti anak saya tidak bisa, sebab dianggap tak bisa apa-apa. Kadang khawatir juga nanti ngisruh saat kegiatan. Oleh sebab itu, adanya Dekraf ini kami sangat senang,” ujar Ina Sudaryati.

Senada dengan harapan Evy Oktaviani,” Pelatihan ini kami memprioritaskan anak-anak disabilitas yang selama ini jarang keluar rumah, serta yang nggak pernah terlibat dalam kegiatan pemberdayaan. Maka kegiatan ini akan kami buat rutin.

Pelibatan disabilitas spektrum berat dalam program LINKSOS bukan hal baru. Sebelumnya, mereka juga telah terlibat dalam Koordifa Kebangsaan yaitu paduan suara, bahasa isyarat, gestur, dan ekspresi disabilitas untuk lagu-lagu kebangsaan.

  1. Menilik Kembali Makna Kemerdekaan bagi Kelompok Difabel []
  2. Dekraf: Pelatihan dan Pendampingan UMKM Disabilitas di Malang Raya dan Pasuruan []

Similar Posts

Skip to content