Yulia Disabilitas Wicara

Yulia: Disabilitas Wicara Aktivis Organisasi

2 minutes, 21 seconds Read
Yulia adalah sosok disabilitas wicara yang berjuang untuk hak-hak penyandang disabilitas melalui peran aktifnya sebagai aktivis, pengurus organisasi, dan pendamping pemberdayaan masyarakat.
Ken Kerta
Ken Kerta
Founder Lingkar Sosial Indonesia

Qodarul Irma Yulia, penyandang disabilitas wicara, bukan hanya pengurus organisasi disabilitas, tetapi juga aktivis yang memperjuangkan visi dan misi organisasi. Saat ini, ia menjabat sebagai Sekretaris Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Koordinator Umum Difabel Pecinta Alam (Difpala), dan bertanggung jawab di bagian pemasaran produk ekraf Omah Difabel.1

Yulia juga mengalami disabilitas netra pada mata kiri, sehingga termasuk disabilitas ganda. Namun, baginya disabilitas bukanlah hambatan untuk bekerja dan meraih prestasi.

Sebagai Sekretaris LINKSOS, Yulia berkantor di lantai 5 Gedung Malang Creative Center, Kota Malang, dan di Unit Layanan Disabilitas (ULD), Kantor Camat Lawang, Kabupaten Malang. Meski begitu, ia lebih sering bekerja di lapangan. Sebagai Koordinator Umum Difpala, Yulia melakukan koordinasi dengan posko pendakian, Perhutani, Muspika, jasa outdoor, serta berbagai jaringan lainnya.

Difabel Pecinta Alam (Difpala) adalah kelompok disabilitas pendaki gunung pertama di Indonesia, yang dibentuk oleh LINKSOS pada tahun 2020 sebagai respons terhadap pandemi. Yulia juga bagian dari tim Disability Seven Summits Indonesia, yang melakukan pendakian tujuh gunung tertinggi di Indonesia oleh penyandang disabilitas.2

Selain itu, Yulia turut mengurus Ekraf Omah Difabel. Di sana, ia mendampingi beberapa kelompok pemberdayaan, seperti kelompok batik Tuli, tim pengrajin keset, produksi bubuk kopi, dan handycraft jahit-menjahit. Untuk pemasaran produk, Omah Difabel bekerja sama dengan Hotel Ibis Style Malang.

Bagi Yulia, LINKSOS adalah tempat belajar dan berkontribusi. Ia banyak belajar tentang disabilitas dan organisasi. Sebelumnya, Yulia kesulitan berbahasa Indonesia. Sekarang, ia sering melakukan presentasi dalam kegiatan internal dan eksternal LINKSOS.

“Sejak bergabung di LINKSOS, saya lebih paham tentang disabilitas, serta ilmu organisasi seperti administrasi, advokasi, dan pemberdayaan,” kata Yulia, Minggu, 20 Januari 2025 di Basecamp Bakti Bukit Tursina Lawang. “Keluarga saya juga mendukung. Mereka berkata, saya seharusnya bertemu LINKSOS sejak dulu.”

Yulia: Disabilitas Wicara Aktivis Organisasi Tim Summit di Puncak Batu Tulis Gunung Kawi

Tekad, harapan dan advokasi untuk disabilitas wicara

Yulia juga aktif di program LINKSOS lainnya. Ia bergabung dengan Gugusdepan Teritorial berbasis komunitas disabilitas sebagai pembina. Selain itu, ia menjabat sebagai bendahara Forum Inklusi Kota Batu (FIK Batu).

Yulia mengadvokasi hak-hak penyandang disabilitas wicara. Banyak orang salah mengira disabilitas wicara sama dengan disabilitas pendengaran atau Tuli. Yulia berjuang agar penyandang disabilitas wicara mendapat hak yang setara.

Yulia juga berencana mengembangkan Posyandu Disabilitas di kelurahannya. Ia ingin memastikan penyandang disabilitas mendapatkan layanan kesehatan yang inklusif dan program kegiatan yang terkoordinasi dengan pemerintah.

Tantangan terbesar Yulia adalah mengubah pandangan masyarakat terhadap disabilitas. Beberapa orang masih menganggap penyandang disabilitas tidak mampu. Namun, Yulia bertekad menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari dirinya sendiri. Ia ingin terus belajar, berpraktik, dan berorganisasi untuk mencapai perubahan positif.

Yulia adalah contoh nyata bahwa disabilitas tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi. Dengan semangat dan tekad, ia berjuang untuk hak-hak penyandang disabilitas, tidak hanya bagi disabilitas wicara, tetapi untuk semua ragam disabilitas.

  1. Pengurus Lingkar Sosial Indonesia Masa Bakti Tahun 2025 []
  2. Disability Seven Summits: Misi Pendakian Gunung oleh Penyandang Disabilitas []

Similar Posts

Skip to content