Pramuka SLB BC Kepanjen

Pramuka SLB BC Kepanjen Kembali Aktif Setelah 3 Tahun Vakum

2 minutes, 51 seconds Read

Pramuka SLB BC Kepanjen kembali aktif latihan setelah tiga tahun vakum. Penyebab vakum adalah sulit mendapatkan Pembina Pramuka yang siap mengajar di SLB. Bekerjasama dengan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) sekolah ini kemudian melakukan pemberdayaan para guru SLB agar mampu menjadi Pembina. 

 

Sulitnya mencari Pembina Pramuka bagi SLB

“Alhamdulillah hari ini kami kembali berlatih Pramuka setelah sudah sekira tiga tahun kami tidak mengadakan latihan rutin,” ungkap Kepala Sekolah SLB BC Kepanjen Yulia Esti Mulyani, Selasa 24 Oktober 2024 di kantornya. Nampak dalam ruangan tersebut Ketua Kwarran Kepanjen Muslimin serta beberapa Pembina. 

 

Lanjutnya, selama ini kami sulit mendapatkan Pembina Pramuka yang mau melatih anak-anak disabilitas. Umumnya mereka takut tidak bisa berinteraksi dengan peserta didik kami sebab tidak memiliki pengetahuan tentang disabilitas, ungkap Esti sapaan akrabnya.

 

Maka solusinya, tahun ini kami bekerjasama dengan Yayasan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Organisasi tersebut bersama Pelatih Pramuka memfasilitasi pelatihan guru-guru SLB untuk menjadi Pembina Pramuka. Jika seluruh guru adalah Pembina Pramuka, maka Sekolah Luar Biasa tak akan pernah kekurangan Pembina. 

 

“Kesulitan SLB BC Kepanjen mendapatkan Pembina Pramuka adalah persoalan yang sama juga dihadapi oleh SLB-SLB lainnya,” ungkap Yulia Esti. Jadi kami berharap kerjasama dengan LINKSOS ini akan berkelanjutan serta bisa dilakukan pula oleh SLB-SLB lainnya, pungkasnya. 

Idealnya para guru harus ikut KMD

“Kegiatan saat ini adalah bagian dari workshop integrasi Implementasi Kurikulum Merdeka atau IKM dengan kegiatan kepramukaan,” terang Pelatih Pramuka Duri Handoyo. Bentuk riilnya, kami tengah menyusun indikator penyesuaian SKU/SKK yang disesuaikan untuk Pramuka penyandang disabilitas. Sedangkan latihan hari ini adalah uji hasil workshop dengan praktik melatih. 

 

Lebih lanjut Kak Duri sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa tujuan pembinaan kepramukaan di SLB BC Kepanjen agar semua guru bisa menjadi pembina Pramuka. Untuk modal pengetahuan tentang disabilitas tentu mereka sudah menguasai, tinggal kita upgrade dengan pengetahuan kepramukaan. 

 

“Maka idealnya seluruh guru SLB harus ikut Kursus Pembina Pramuka Tingkat Mahir Dasar atau KMD,’ tandas Kak Duri. Dalam hal ini kami akan koordinasi dengan Kwarcab Kabupaten Malang melalui Pusdiklat. 

 

Mengikis segregasi sosial

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pembina LINKSOS Ken Kertaning Tyas menjelaskan tujuan kegiatan bersama Pramuka. Menurutnya, prinsip kepramukaan telah  menjunjung tinggi kesetaraan dan mengakui perbedaan, termasuk pengakuan terhadap keberadaan penyandang disabilitas dalam Gerakan Pramuka. Namun sebab minimnya pengetahuan Pramuka tentang penyandang disabilitas menyebabkan adanya segregasi atau pemisahan sosial. 

 

“Indikator adanya segregasi dalam kepramukaan bahwa ketika Pramuka biasa bertemu dengan Pramuka Luar Biasa atau penyandang disabilitas, mereka tak mampu berkomunikasi, lalu saling menjauh,” ungkap Ken. 


Adanya SLB yang hingga bertahun-tahun vakum dalam kepramukaan akibat tidak ada Pembina Pramuka yang sanggup melatih Pramuka dengan disabilitas juga cukup menjadi bukti. Oleh sebab itu kata Ken, kami berharap gerakan kepedulian yang dilakukan LINKSOS ini mendapat dukungan dari kwartir setempat.

 

Satuan Komunitas Pramuka

“Langkah kami, yang pertama membentuk gudep inklusif untuk mengakomodasi anak-anak disabilitas yang tidak bersekolah,” terang Ken. Ini sudah kami lakukan dengan menggelar musyawarah gugusdepan atau mugus bersama Kwarran Lawang, namun realisasi masih menunggu pengukuhan dari Kwarcab Malang. 

 

Kami juga tengah mengembangkan Satuan Komunitas Pramuka (Sako) untuk memfasilitasi pemberdayaan Pramuka penyandang disabilitas bersama lintas gudep bersama Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI, ujar Ken. 

 

Sebagai informasi LINKSOS bekerjasama dengan Pramuka secara swadaya sejak tahun 2021. Kerjasama tersebut dalam bentuk penghijauan, kemah bakti, jelajah alam dan peningkatan kapasitas Pramuka. 

 

Khususnya di tahun 2023, sejak bulan Mei kegiatan kepramukaan tersebut mendapatkan dukungan dari Indika Foundation. LINKSOS juga menjalin kerjasama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI terkait dengan pengarusutamaan isu disabilitas dalam kegiatan cinta alam dan kepramukaan.

 

(admin) 

Similar Posts

Skip to content