Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) berkerjasama dengan Indika Foundation, menggelar Pra Sosialisasi Sako Inklusi Jawa Timur. Tujuan kegiatan untuk menyampaikan program kerja dan menggalang dukungan Pramuka untuk pengembangan Sako.
Kegiatan Pra Sosialisasi Sako Inklusi tersebut diselenggarakan pada hari Minggu, 22 Mei 2023, di Ruang Kerja Parekraf, lantai 5 Gedung MCC, Kota Malang. Even kerjasama LINKSOS dan Indika Foundation tersebut juga didukung oleh Pramuka Kwarran Lawang, Pokja Bhandagiri, dan Parekraf Kota Malang. Disamping itu kegiatan juga dihadiri jaringan dari organisasi Panti Karya Asih, KPSI dan Paramitra.
“Dalam kepramukaan terdapat Sako yaitu satuan berbasis komunitas untuk memperjuangkan misi komunitas melalui kegiatan Pramuka,” terang Founder LINKSOS, Ken Kerta. Berbeda dengan Saka, lanjutnya, adalah satuan berbasis karya atau keahlian.
LINKSOS akan mengembangkan Sako melalui kerjasama dengan Indika melalui program Gerak Pasti atau Gerakan Pramuka untuk Sinergitas Pemuda, Perdamaian dan Indonesia Inklusi. Selanjutnya pertemuan ini membuahkan dukungan Pramuka serta usulan membuat modul sako.
LINKSOS bersama Kwarran Lawang mengembangkan rintisan Satuan komunitas Pramuka (Sako) Inklusi sejak Agustus 2022 lalu. Tujuan adanya sako tersebut guna membumikan inklusivitas melalui dunia pendidikan. Anggota perintis Sako Inklusi adalah anggota Difabel Pecinta Alam (Difpala) sebuah unit pemberdayaan masyarakat Lingkar Sosial Indonesia di bidang pelestarian alam dan lingkungan.
“Pra Sosialisasi ini bertujuan untuk membentuk pramuka yang inklusif, sehingga tidak ada lagi perbedaan dan pemisahan dalam pelaksanaan pramuka antara difabel dan non difabel,” ujar salah satu pemateri dari Pramuka Kwarran Lawang, Heri Kurniawan. Tujuan lainnya adalah untuk membahas penyusunan Modul Sako Inklusi,” imbuh Heri. Modul tersebut akan memuat sistem organisasi, teknis pengembangan serta juknis pembelajaran.
“Kami memberikan dukungan penuh terhadap cita-cita pembentukan dan pengembangan Sako Inklusi ini,” tandas Ketua Kwarran Lawang Gunarto memberikan dukungan. Ini Sako Inklusi pertama di Indonesia, jadi belum terdapat pengalaman yang bisa direplikasi, ungkap Gunarto. Oleh sebab itu, kita akan koordinasi dengan Kwarcab Malang untuk meminta petunjuk.
Advisor Advokasi Kebijakan Publik LINKSOS Fira Fitri Fitria mengatakan pentingnya berbagi peran dalam menyusun modul tersebut. “Kami minta kawan-kawan dari Kwarran Lawang menyiapkan materi terkait kepramukaan, sedangkan LINKSOS bertanggungjawab menyiapkan materi terkait kesadaran disabilitas.”
(admin)