Pers Rilis: Terapkan Work from Home Omah Difabel Tetap Produktif di Masa Darurat Covid-19

3 minutes, 51 seconds Read
Darurat Covid-19 berdampak serius pada perekonomian masyarakat, utamanya bagi warga berpenghasilan harian tidak tetap. Sebagian mereka bahkan kehilangan pekerjaan, terlebih bagi difabel yang secara umum memiilki berbagai hambatan aksesibilitas. Mensikapi hal ini, Omah Difabel Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) mengambil kebijakan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah sesuai himbauan pemerintah demi mempertahankan stabilitas ekonomi anggota dan masyarakat sekitar.

Omah Difabel merupakan workshop pemberdayaan yang dikelola Lingkar Sosial Indonesia. Sasaran penerima manfaat dari workshop ini selain khususnya warga penyandang disabilitas juga masyarakat pada umumnya. Workshop berlokasi di Jl. Yos Sudarso RT 4 RW 7 Dusun Setran, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Tetap Produktif dalam masa darurat

Aktivitas Omah Difabel, saat ini bekerjasama dengan PKRS RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat memproduksi masker filter tiga lapis.

Omah Difabel juga memproduksi hazmat atau pakaian dekontaminasi. Pakaian ini biasa digunakan oleh pemadam kebakaran, teknisi medis darurat, paramedis, peneliti serta petugas yang beresiko terkontaminasi zat beracun. Termasuk saat ini hazmat digunakan para medis dalam penanggulangan Covid-19.

Kebijakan work from home diterapkan demi menjaga stabilitas ekonomi anggota Lingkar Sosial dan masyarakat sekitar, dengan pola kerja mengacu pada himbauan  physical distancing yaitu menjaga jarak fisik satu dan lainnya demi mencegah penyebaran corona virus.

Pola kerja, koordinator yang ditunjuk secara berkala datang ke Omah Difabel untuk koordinasi dengan Manager Produksi, setelah itu mengambil garapan secukupnya untuk didistribusikan pada mitra penjahit.

Para mitra penjahit bekerja di rumah masing-masing. Garapan yang telah selesai diserahkan ke Omah Difabel melalui koordinator.

Saat ini terdapat sekira 20 penjahit yang bermitra dengan Omah Difabel. Sekira 50 persen mitra penjahit adalah difabel, selebihnya adalah non difabel warga masyarakat sekitar. Hal ini sebagai wujud gerakan inkluisf, bahwa Lingkar Sosial hadir selain untuk pemberdayaan difabel juga bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya.

Merespon tingginya permintaan alat pelindung diri, Omah Difabel masih terus membuka kesempatan kerjasama kemitraan bagi difabel dan orangtua ABK khususnya dan masyarakat umum lainnya.

Kepedulian di tengah krisis

Dunia tak hanya sedang darurat Corona, melainkan juga darurat ketersediaan alat pelindung diri, seperti masker, dan hazmat. Padahal kedua alat ini sangat penting utamanya bagi para medis yang tengah mengobati orang yang terpapar Covid-19.

Maskerpun penting bagi semua orang. Barang-barang ini jikalaupun tersedia harganya pun jauh lebih mahal dibandingkan sebelum darurat Corona.

Lingkar Sosial Indonesia mengambil kebijakan untuk turut berada digaris depan penanggulangan Covid-19 bersama para medis, jurnalis, TNI- Polri, Pemerintah Desa dan relawan masyarakat.

Kebijakan ini sesuai dengan Permenkes Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan terkait pelibatan masyarakat dalam upaya kesehatan. Serta UU RI Nomer 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana yang memuat amanah kemitraan dan pemberdayaan.

Inisiatif yang diambil Lingkar Sosial melakukan penyemprotan disinfektan bersama pemerintah desa pada fasilitas-fasilitas umum dan pemukiman warga, serta menggerakkan Omah Difabel sebagai sentral produksi alat pelindung diri.

Untuk membantu penanggulangan krisis, masker dan hazmat produk Omah Difabel dijual dengan harga wajar, spec yang sesuai standar serta penerapan bio security.

Satu pack Masker Filter isi lima pcs dijual seharga 40.000,- sedangkan Hazmat seharga sekira 165.000,- per unit. Harga bisa fluktuatif dipengaruhi harga material di pasar.

Spec produk, masker filter tiga lapis, terdiri dari dua kain katun pelindung dan satu filter dari bahan nowoven. Kain katun membuat nyaman penggunanya, sedangkan filter efektif memghambat paparan debu, bakteri dan virus. Masker bisa dicuci dan digunakan kembali, sedangkan filter dapat diisi ulang dan diganti tissu.

Sedangkan hazmat atau pakaian dekontaminasi terbuat dari kain parasut. Ringan dipakai dan tidak tembus air, utamanya droplet atau percikan cairan tubuh. Pakaian bisa digunakan 3 hingga 4 kali setelah melalui proses penyucian. Cara cuci cukup dicelupkan beberapa kali ke air campur deterjen tanpa disikat dan dibilas lalu dijemur.

Omah Difabel Lingkar Sosial menerapkan standar bio security dalam proses produksi. Yaitu kebersihan diri pekerja, ditandai dengan pengunaan alat pelindung diri, minimal masker dan kesiapan hand sanitizer, kebersihan alat kerja dan material, serta kebersihan lingkungan. Bio security merupakan upaya memutus mata rantai penularan penyakit.

Standar keamanan  alat pelindung diri yang diproduksi Omah Difabel dikonsultasikan dengan ahli medis dan Dinas Kesehatan.

Harapan

Harapan Lingkar Sosial Indonesia terkait produksi APD ini adalah, yang pertama, adanya dukungan pemerintah terhadap UKM-UKM, diantaranya bisa melalui tender/ penunjukkan pengadaan APD yang memprioritaskan  kelompok kerja difabel, kelompok kerja masyarakat dan usaha-usaha rumahan.

Kedua, kepada warga masyakat difabel dan masyarakat umum lainnya untuk tidak panik dan takut berlebihan. Mengingatkan kembali bahwa menjaga pola hidup bersih dan sehat merupakan senjata utama melawan virus apapun. Ketiga, tetap waspada di masa darurat Covid-19, selalu gunakan masker terutama saat berada diluar rumah.

 

Pers rilis dibuat oleh Yayasan Lingkar Sosial Indonesia, Selasa 7 April 2020 di OMAH DIFABEL, Jl Yos Sudarso RT 4 RW 7 Dusun Setran, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Informasi lebih lanjut hubungi Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia, Kertaning Tyas (Ken Kerta) di official whatsapp 0857 6463 9993, email: info.lingkarsosial@gmail.com

Similar Posts

Skip to content