Sebut saja Lucky, perempuan asal Kecamatan Klojen, Kota Malang ini merupakan penjahit ke-36 selama masa darurat Corona yang bergabung di Omah Difabel Lingkar Sosial (Linksos). Ya, darurat Covid-19 tak membuat workshop pemberdayaan masyarakat yang berlokasi di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang tersebut lockdown, melainkan menerapkan work from home demi menjaga keselamatan serta mempertahankan stabilitas ekonomi anggota dan masyarakat sekitar.
Selama masa pandemi Corona, terhitung hingga hari ini telah 36 penjahit bergabung di Omah Difabel. Tak hanya difabel tapi juga masyarakat sekitar yang terdampak Covid-19. Mereka memproduksi masker filter dan pakaian hazmat.
Ketigapuluhenam penjahit tersebut meliputi 11 orang difabel dan orangtua ABK, 2 kader posyandu disabilitas dan 22 orang warga sekitar. Latar belakang mereka rerata mantan pekerja konveksi yang diberhentikan dan penjahit rumahan.
“Alhamdullilah, akhirnya bisa membuat masker filter,” ucap Lucky (18/4) di Omah Difabel.
Nampak merasa senang, sambil memangku anaknya yang hampir tertidur, ia membolak-balik masker buatannya.
Lucky adalah salah satu warga terdampak pandemi yang bersemangat mempertahankan stabilitas ekonominya bersama Omah Difabel, bahkan lebih dari itu orangtua dari anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut juga ingin membuka peluang usaha bagi orang lain.
“Ada beberapa orangtua ABK yang ingin ikut bergabung menjahit masker di Omah Difabel Linksos, saya mewakili mereka untuk breafing pekerjaan dan ambil garapan,”ungkap perempuan alumni pelatihan Kewirausahaan Sosial yang diadakan Lingkar Sosial Indonesia, 2019 silam.
Sebab jarak yang tidak dekat juga kesibukan kami yang tidak mudah meninggalkan anak-anak. Saya akan mengkoordinir kelompok kerja dan ngalahi wira-wiri (mengalah pulang pergi) untuk ambil dan setor garapan.
Apa itu Omah Difabel?
Omah Difabel merupakan workshop pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh Lingkar Sosial Indonesia. Berlokasi di Jl Yos Sudarso RT 4 RW 7 Dusun Setran, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Omah Difabek dirintis Lingkar Sosial Indonesia sejak tahun 2015.
Sejak awal rintisan Omah Difabel sebagai kelompok kerja (Pokja), workshop pemberdayaan masyarakat ini komitmen tidak bergantung pada bantuan sosial (bansos), melainkan menjalankan prinsip sharing job, sharing jaringan dan sharing modal sesama anggota. Prinsip inilah yang kemudian melahirkan kader-kader organisasi yang mandiri dan berjiwa wirausaha sosial.
Omah Difabel terapkan work from home
Selama masa pandemi, Omah Difabel Lingkar Sosial bekerjasama dengan PKRS RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat memproduksi dan memasarkan Masker Filter kain. Workshop ini juga memproduksi hazmat untuk mendukung ketersediaan alat pelindung diri (APD).
Omah Difabel juga bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Malang, untuk pemenuhan ketersediaan masker sekira 15.000 pcs.
“Kami patuh dengan himbauan pemerintah untuk work from home atau bekerja dari rumah,” tutur Manager Produksi Omah Difabel Linksos, Widi Sugiarti. Physical distancing atau jarak fisik satu dengan yang lainnya juga kami perhatikan.
Sistem kerjanya, beberapa penjahit diatur oleh seorang koordinator, kemudian koordinator terhubung dengan Manager Omah Difabel secara berkala untuk ambil dan antar garapan sekaligus monitoring dan evaluasi, pungkasnya. (Ken)