Mendorong Kesetaraan Melalui Kerjasama Lintas Universitas

1 minute, 34 seconds Read

MALANG (LINKSOS)- Tiga perguruan tinggi ternama di Malang berkunjung ke Omah Difabel untuk tujuan kerjasama penelitian dan pemberdayaan masyarakat. Meski kunjungan dilakukan pada hari yang sama, namun dalam kesempatan terpisah serta agenda yang berbeda. Masing-masing mereka adalah tim dari Universitas Kanjuruhan Malang, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Brawijaya. Lingkar Sosial Indonesia melihat hal ini sebagai ruang untuk menciptakan kesetaraan dalam hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dan komunitas difabel.

“Universitas Kanjuruhan Malang kunjungan untuk berkoordinasi membuat desa binaan dimana kampus, organisasi masyarakat, dan pemerintah desa melakukan pemberdayaan masyarakat,” terang Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia (Linksos), Kertaning Tyas saat ditemui di sela kunjungan tersebut (24/6) di Omah Difabel, Jalan Yos Sudarso RT 4 RW 7, Dusun Setran, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Salah satu target binaannya adalah Kopi Ken Arok, jelas Ken Kerta sapaan akrabnya. Diantaranya mereka akan mengembangkan dari sisi rasa, semisal rasa herbal terkait peningkatan imune dimasa pandemi Covid-19, juga di sisi pemasaran dan perizinan.

Sedangkan Universitas Negeri Malang berkunjung untuk melakukan penelitian tentang pembuatan baju hazmat dan masker. Sementara Universitas Brawijaya akan melakukan penelitian tentang partisipasi aktif difabel dalam pembangunan.

“Harapannya untuk setiap kerjasama dengan perguruan tinggi akan berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya masyarakat difabel binaan Lingkar Sosial Indonesia dan masyarakat difabel secara umum di Malang dan di Indonesia,” tutur Ken Kerta.

Juga kedepan kerjasama ini mendudukkan kesetaraan antara kawan-kawan di perguruan tinggi dan difabel. Jadi sama-sama menjadi subyek penelitian dan subyek pengembangan, tandasnya. Ken mengatakan selama ini yang terjadi dalam kerjasama perguruan tinggi dan komunitas difabel sebagian masih menempatkan peneliti dan yang diteliti dalam strata yang berbeda.

“Masih ada perbedaan, seolah-olah difabel masih obyek penelitian saja, terbukti dari puluhan penelitian baik yang dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen hanya sedikit saja yang hasilnya diketahui oleh Linksos,” ungkap Ken. Di Linksos kami akan menyetarakan antara peneliti dan yang diteliti. Semua akan menjadi subyek yang memberikan kontribusi positif pada pembangunan.

Pewarta: Cakrahayu

Editor: Ken

Similar Posts

Skip to content