Komisi Nasional Disabilitas (KND) berkunjung ke Posyandu Disabilitas Desa Wonorejo. Kunjungan ke desa yang sejuk ini sebagai apresiasi atas inovasi desa yang bertujuan memberikan perhatian dan layanan kesehatan disabilitas, motivasi serta kesetaraan hak.
Kunjungan KND juga membuat Posyandu Disabilitas lain dengan posyandu yang ada sebelumnya. Secara umum, kunjungan pada tanggal 4 Januari 2023 tersebut untuk meninjau perkembangan layanan penyandang disabilitas di seluruh negeri termasuk layanan di Desa Wonorejo.
Dalam kunjungan itu, anggota komisioner KND, Eka Prastama Widyanta memberikan sambutan penghargaan kepada Kepala Desa Wonorejo. Eka menyebut Posyandu Disabilitas sebagai kegiatan yang bermanfaat.
“Hal yang harus diutamakan adalah pelayanan kesehatan untuk teman-teman disabilitas,” ujar Eka didampingi rekan komisioner lainnya, Rachmita Maun Harahap dan Kikin Tarigan.
Karena dari kesehatanlah penyandang bisa mengakses segala hal, tandas Eka. Selain juga perlu adanya koordinasi dan komunikasi baik supaya anak – anak disabilitas bisa sedini mungkin mendapatkan intervensi dari Pemerintah baik dukungan materiil maupun spirituil.
Dalam kesempatan yang sama, anggota komisioner Kikin Tarigan mengatakan bahwa seperti diketahui, Komisi Nasional Disabilitas RI baru dilantik Presiden pada Desember 2021 lalu.
“Kami mengharap dukungan penyandang disabilitas dan keluarganya untuk turut memantau agar KND dipastikan menjalankan tugasnya dengan baik dan tepat sasaran,” pungkas Kikin.
Sebagai informasi, kunjungan KND ke Posyandu Disabilitas didampingi oleh Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Kunjungan tersebut juga disertai kehadiran beberapa dinas dan instansi. Di antaranya hadir Dinas Sosial, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Lawang, dan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Hadir pula dari Pemerintah Kecamatan Lawang dan Unit Layanan Disabilitas (ULD) Lawang.
Sementara dari pihak Desa hadir Kepala Desa beserta perangkat desa, Kelompok Inklusi Disabilitas (KID), Kader Posyandu Disabilitas. Dari badan zakat Lazisnu juga hadir untuk menyampaikan dukungan.
Mereka bersinergi untuk kebaikan para penyandang agar mendapatkan kesetaraan hak di masyarakat dalam hal kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Meski hal tersebit belum maksimal sebab masih terdapat kendala biaya operasional dan minimnya tenaga fisio terapis. Terdapat pula kendala sosial yaitu masih adanya stigma negatif disabilitas di masyarakat.
Pewarta: Juli Irianto
Editor: Ken