Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI, Kikin Tarigan menyampaikan bahwa KND RI dan Kwartir Nasional (Kwarnas) pada prinsipnya mendukung penuh rencana pembentukan Satuan Komunitas Pramuka (Sako) Inklusi. Dimulai dari Kabupaten Malang, Sako juga akan dikembangkan secara nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Kikin Tarigan dalam rapat koordinasi pembentukan Sako Inklusi, via zoom Kamis 27 Oktober 2023. Rapat diikuti 28 peserta dari lintas SLB se-Kabupaten Malang, Kwarran Lawang, Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Panti Karya Asih, serta gudep anggota Sako Inklusi dari pangkalan sekolah luar biasa dan madrasah inklusif.
“Menindaklanjuti beberapa koordinasi sebelumnya antara KND RI dan Kwarnas tentang praktik-praktik baik kepramukaan di Kabupaten Malang maka rapat koordinasi pembentukan Sako Inklusi digelar hari ini,” kata Kikin sapaan akrabnya.
Pengembangan Sako Inklusi akan difokuskan di Kabupaten Malang sebagai percontohan, tandas Kikin. Selain ada juga beberapa daerah lainnya di Indonesia yang juga telah menginisiasi pengembangan Sako berbasis disabilitas nanti akan kita dorong sebagai Sako di tingkat nasional.
Siap Deklarasi
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pembina LINKSOS Ken Kerta menyampaikan progres baik pembentukan Sako Inklusi. Selain telah mencukupi kuota anggota di tingkat Cabang, Sako juga telah memiliki draft aturan internal, struktur kepengurusan serta kegiatan lapangan.
Ken merinci, saat ini Sako Inklusi telah beranggotakan enam gugus depan, yaitu 2 gudep putra putri pangkalan SLB BC Kepanjen, 2 gudep putra-putri pangkalan Madrasah Mambaul Hikmah Karangploso, serta gugus depan persiapan Mpu Prapanca dan Wedwawedan pangkalan Lingkar Sosial Indonesia.
“Sako Inklusi siap dideklarasikan bulan Desember nanti bertepatan pada Hari Disabilitas Internasional,” ujar Ken. Dalam waktu dekat koordinasi lintas kwarran dan gudep akan kami lakukan.
Senada disampaikan Pelatih Pramuka Duri Handoyo perihal persiapan deklarasi. “Untuk percepatan langkah dalam waktu dekat kita akan menggelar musyawarah Sako untuk menyepakati aturan internal, menyusun program kerja 5 tahun dan pemilihan pengurus,” terang Duri. Kami juga tambahkan dua gudep kami dari SMP Pelita Kasih untuk bergabung dalam Sako Inklusi, imbuhnya semangat.
Kesempatan bagi Anak-anak yang Tak Sekolah
Lebih lanjut Ken merinci, khususnya gudep persiapan Mpu Prapanca dan Wedwawedan beranggotakan puluhan anak-anak disabilitas anggota Difabel Pecinta Alam (Difpala) dan warga Panti Karya Asih. Tantangannya ini adalah hal baru, tandas Ken, bahwa biasanya Pramuka itu adalah anak-anak sekolah, sedangkan kami mengakomodasi anak-anak yang tidak bersekolah.
Menurut Jukran gugus depan yaitu SK Kwarnas nomor 231 tahun 2007 Bab III Organisasi, bahwa gudep sebagai wadah keanggotaan dapat berpangkalan di instansi pemerintah dan swasta termasuk kompleks perumahan pegawainya.
“LINKSOS dalam hal ini sebagai pangkalan dari gudep persiapan Mpu Prapanca dan Wedwawedan berdasarkan jukran termasuk swasta,” terang Ken. Gudep persiapan ini telah diajukan ke Kwarcab untuk disahkan sejak bulan Agustus 2023.
Semoga segera ada pengukuhan dari Kwarcab Kabupaten Malang, harap Ken. Prinsipnya, melalui gudep inklusif akan terwujud bahwa Pramuka untuk semua, bukan hanya untuk mereka yang ada dibangku pendidikan.
Sepakat disampaikan Advisor Kebijakan Publik, Fira Fitri Fitria, bahwa adanya Sako Inklusi ini sangat penting dan berarti di bidang pendidikan dan kepramukaan.
“Anak-anak yang tidak bersekolah pun kemudian berkesempatan mengenyam pendidikan karakter di kepramukaan, terlebih Sako Inklusi memiliki program softskill ini akan sangat membantu proses kemandirian anak-anak disabilitas,” ujar Fira.
Manager proyek Gerak Pasti program kerjasama LINKSOS dan Indika Foundation ini juga menandaskan bahwa Gerakan Pramuka wajib memenuhi hak dan mewadahi kaum muda yang berkebutuhan khusus dan berminat dalam kepramukaan.
Membutuhkan Rekomendasi Pusat
Dalam kesempatan itu, Ketua Kwarran Lawang Gunarto menyampaikan masih adanya perbedaan persepsi di daerah tentang inisiatif gudep inklusif dan sako. Menurut Gunarto perbedaan tersebut bisa menghambat perijinan gudep dan sako.
Pertanyaan-pertanyaan bolehkah yayasan non lembaga pendidikan membentuk Sako? Sako dibentuk dari inisiatif masyarakat atau dibentuk Kwarnas? Ini masih kerap menjadi perdebatan, padahal sudah jelas diatur dalam jukran, ungkap Gunarto.
“Jadi kami memerlukan adanya rekomendasi dari pusat baik KND RI maupun Kwarnas untuk menengahi persoalan ini,” harap Kak Gun sapaan akrabnya.
Menanggapi hal ini, Kikin Tarigan menjelaskan hasil zoom koordinasi antara Kwarnas, KND RI dan LINKSOS pada Kamis, 5 Oktober 2023 lalu, bahwa yayasan pendidikan maupun non pendidikan boleh membentuk gudep. Pembentukan gudep inklusif seperti dilakukan LINKSOS mengacu pada SK Kwarnas nomor 231 tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Pramuka.
Sedangkan pembentukan Sako, dilakukan dari masyarakat dimulai dari menghimpun setidaknya 5 gugusdepan di tingkat Kota/Kabupaten. Sekurang-kurangnya 5 (lima) gugusdepan berbasis komunitas atau satuan pendidikan yang mempunyai kesamaan profesi, aspirasi dan agama di satu wilayah kwartir cabang dapat membentuk sako tingkat cabang. Hal ini berdasarkan Jukran Sako dalam SK Kwarnas Nomor 177 Tahun 2012.
Apresiasi Praktik Baik
“Kami selaku Kwarran Lawang mengapresiasi LINKSOS, bahwa berkat kegiatannya anak-anak yang tidak bersekolah pun bisa berlatih Pramuka,” ujar Gunarto. Kami juga mengapresiasi bahwa LINKSOS telah memfasilitasi pelatihan para guru SLB agar mampu menjadi Pembina Pramuka.
Kenyataannya memang masih minim Pembina dan Pelatih yang paham tentang disabilitas, sehingga SLB-SLB kesulitan mendapatkan Pembina Pramuka, ungkap Gun. Maka dengan adanya kegiatan LINKSOS, masalah tersebut teratasi sebab para guru SLB bisa membina di masing-masing sekolahnya tanpa bergantung kepada Pembina dari luar sekolah.
“Harapan kami kegiatan LINKSOS tak hanya di SLB BC Kepanjen saja namun melebarkan sayap ke SLB-SLB lainnya,” ujar Tuning salah satu peserta dari guru SLB. Senada disampaikan guru madrasah Dwi Lestari,”Kami sangat mendukung adanya Sako Inklusi dan siap menghubungkan dengan jaringan peduli pendidikan inklusif di Malang.”
(admin)