Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI dan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dan melakukan perjanjian kerja sama tentang pengarusutamaan isu disabilitas dalam kegiatan cinta alam dan kepramukaan, Sabtu 16 September 2023 di Sanggar Bakti Pramuka Lawang.
Para pihak menandatangani nota perjanjian dalam event Kemah Bakti Inklusi II “Educamp Inklusif,” yang didukung oleh Indika Foundation. Ruang lingkup kerja sama KND RI dan LINKSOS meliputi kegiatan kepramukaan yang inklusif bagi penyandang disabilitas. Kegiatan dilakukan dalam bentuk melalui pelatihan dasar kepramukaan, life skill dan pengembangan satuan komunitas (Sako) Pramuka penyandang disabilitas.
Kerjasama lainnya adalah edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pelestarian alam dan lingkungan, penghijauan, penjelajahan alam, olahraga pendakian gunung dan olahraga alam lainnya bagi penyandang disabilitas, serta pengembangan komunitas Difabel Pecinta Alam (Difpala).
Memaknai Inklusivitas
“Apa yang dilakukan LINKSOS merupakan upaya agar Pramuka secara keseluruhan baik penyandang disabilitas maupun non disabilitas dapat berbaur secara setara dan berkegiatan secara inklusif,” ujar Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI, Kikin Tarigan.
Kikin Tarigan didampingi Ketua Kwarran Lawang Gunarto beserta jajaran Pembina dan Pelatih mengatakan bahwa Gerakan Pramuka pada prinsipnya inklusif namun pada prakteknya masih terjadi pemisahan antara penyandang disabilitas dengan non disabilitas. Tidak masalah jika pemisahan dilakukan terkait kekhususan dan kebutuhan yang diperlukan. Artinya ada kegiatan bersama antara Pramuka dengan disabilitas dan non disabilitas, ada pula kegiatan yang bisa bersama-sama.
“Misalnya kegiatan penjelajahan alam, sangat memungkinkan jika dilakukan bersama antara Pramuka dengan disabilitas dan non disabilitas,” kata Kikin. Contoh nyata di LINKSOS terdapat Difabel Pecinta Alam (Difpala) sebagai sebuah tim beranggotakan penyandang disabilitas dan non disabilitas yang berkegiatan penghijauan dan mendaki gunung.
Sebelum kami hadir di Educamp inklusif ini, bertepatan KND melakukan audiensi dengan Gerakan Nasional Kwartir Nasional. Selain membahas rancangan kerjasama KND dan Kwarnas, kami juga sampaikan praktik baik inklusif Pramuka di Kabupaten Malang.
Mengikis Segregasi Sosial
“Sejak tahun 2021 LINKSOS bekerjasama dengan Pramuka melalui berbagai kegiatan diantaranya penghijauan, kemah bakti inklusi, serta rintisan Satuan Komunitas Pramuka (Sako) Inklusi,” ujar Ketua LINKSOS Ken Kertaning Tyas.
Ken merinci alasan bekerjasama dengan Pramuka. Yang pertama bahwa Pramuka adalah organisasi anak muda yang strategis yang melekat dalam dunia pendidikan dan mendunia. Dengan demikian Pramuka sebagai wadah strategis membumikan nilai-nilai inklusi disabilitas dalam dunia pendidikan.
Yang kedua sebab adanya persoalan segregasi sosial dalam dunia kepramukaan antara penyandang disabilitas dan non disabilitas. Segregasi sosial atau pemisahan yang terjadi akibat ketidakmampuan antar pihak dalam berinteraksi, berkomunikasi dan bersosialisasi.
“Pramuka memberikan ruang inklusif bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas dan mengakui keberagaman, meski dalam pratiknya masih terjadi segregasi sosial,” ungkap Ken.
Ketika Pramuka pada umumnya bertemu dengan Pramuka penyandang disabilitas keduanya tidak mampu berinteraksi dengan baik. Penyebabnya, Pramuka tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang disabilitas. Sementara itu Pramuka penyandang disabilitas tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk berinteraksi dengan Pramuka non disabilitas.
“Maka adanya kegiatan kerjasama dengan Pramuka secara inklusif dan berkelanjutan akan mengikis segregasi sosial,” tandas Ken.
(admin)