Kader Kusta Bengkura Mas
“Kecamatan Nguling pernah menempati urutan pertama kasus kusta se-Kabupaten Pasuruan,” ungkap dr. Eko Santoso Machfur, didampingi Pj Kusta Eriyanti di sela kegiatan pelatihan Kader Kusta, Selasa, 17 Mei 2023 di ruang pertemuan Puskesmas Nguling.
“Pada tahun 2000, angka prevalensi kusta di Kecamatan Nguling sebesar 11,9 per 10 ribu jumlah penduduk, dengan proporsi anak sebanyak 25,5% dan proporsi disabilitas tingkat 2 sebanyak 19,6%,” ungkap Eko sapaan akrabnya. “Hal ini kemudian yang melatar belakangi lahirnya SK Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Nguling Nomor 440/012/424.072.035/2019 tentang inovasi baru dalam pencegahan dan pengendalian penyakit kusta.”
“Prinsip Bengkura Mas adalah gerakan bersama masyarakat dan lintas sektor untuk menjaring kusta sebanyak-banyaknya lalu melakukan penanggulangan,” ujar Eko. “Menemukan kasus sebanyak mungkin, kemudian melakukan pengobatan dan perawatan di Puskesmas menjadi kegiatan utama dalam program Bengkura Mas.”
“Kalau mengandalkan petugas saja, jelas kewalahan. Oleh sebab itu, kami membentuk dan menguatkan Kader Kusta Bengkura Mas,” tandas Eko. Dampaknya, inovasi tersebut efektif menurunkan prevalensi kusta.
Capaian Bengkura Mas
“Kader Kusta merupakan tim sosialisasi sadar kusta yang beranggotakan perangkat desa, tenaga kesehatan Puskesmas, serta masyarakat peduli kusta termasuk penyandang disabilitas dan orang yang pernah mengalami kusta atau OYPMK,” terang Eko. “Saat ini Kader Kusta Bengkura Mas berjumlah 160 tersebar di 15 Desa di wilayah Kecamatan Nguling.”
“Tugas Kader Kusta sangat sederhana, mereka secara masif dan terstruktur memberikan edukasi kepada masyarakat, membantu dalam mencari suspek, dan memberikan dukungan moril bagi pasien yang masih mendapatkan MDT,” kata Eko. Sedangkan untuk penguatan kapasitas anggota Kader Kusta kami bekerjasama dengan Lingkar Sosial Indonesia dan NLR Indonesia.”
“Puskesmas Nguling mereduksi angka penularan serta melakukan pemberdayaan terhadap pasien kusta,” tandas Eko. “Hasilnya, saat telah terjadi penurunan prevalansi kusta dari 3,2 per 10 ribu jumlah penduduk, menjadi 1,7 dalam dua tahun terakhir.”
Rencana Tindak Lanjut
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Ken Kertaning Tyas menyampaikan rencana tindak lanjut terkait peningkatan kapasitas Kader Kusta dan pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).
“LINKSOS dan NLR Indonesia sejak tahun 2019 memberikan dukungan bagi penanggulangan kusta di Kabupaten Malang dan Pasuruan melalui proyek Mardika,” jelas Ken Kerta sapaan akrabnya.
“Dukungan yang kami berikan dalam dalam bentuk peningkatan kapasitas Kader Kusta serta pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta,” imbuhnya. “Pemberdayaan tersebut di bidang ekonomi melalui usaha batik dan produksi keset, serta pelibatan aktif OYPMK sebagai anggota Kader Kusta.”
“Muara dari peningkatan kapasitas Kader Kusta dan pemberdayaan ekonomi OYPMK adalah penurunan angka kusta,” tandas Ken Kerta. “Oleh sebab itu, kami juga akan menyusun dokumen strategis yang memuat rencana kerja dan pelibatan lintas sektor. Dalam hal ini LINKSOS dan NLR Indonesia akan menfasilitasi sebuah pertemuan lintas pemangku kepentingan agar praktek baik yang sudah dilakukan ini semakin memberikan dampak perubahan. Siapa akan melakukan apa akan bisa diatur secara lebih jelas lagi.”