Sebut saja Ariel. Pemuda yang pernah viral di media sosial, sebagai ODGJ tanpa identitas yang memutilasi kucing di Pasar Lawang, kini memulai kehidupan baru tinggal di Bengkel Moral Pasuruan.
Arek Lawang (Arela) dan jaringan Forum Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) membantu Ariel. Saat ini Ariel tinggal di Yayasan Bengkel Moral Sathohama di Pasuruan, setelah sebelumnya selama sekira satu bulan ia dirawat di RSJ Dr Radjiman Wedioningrat Lawang,” terang Bastian Nova Pratama, penanggungjawab evakuasi, Rabu, 23 Maret 2022 di lokasi shelter, Pasuruan.
Kisah Pengantar
Awal mula kami membantu Ariel karena kasus mutilasi kucing, terang Bastian. Dan hampir terjadi tindak anarkis oleh masyarakat yang menganggap kejam. Padahal yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa.
Selanjutnya kami koordinasi dengan Pemerintah Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang dan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Menyusul kemudian dengan Puskesmas Lawang dan Dinas Sosial Kabupaten Malang. Hasilnya saya sebagai penjamin yang bertanggungjawab atas keberadaan Ariel di Rumah Sakit Jiwa Lawang.
Kemudian setelah sekira 30 hari di RSJ Lawang dan masa perawatan telah usai, ia harus keluar dari rumah sakit, terangnya. Nah persoalannya harus di kemanakan Ariel? Identitasnya belum jelas, sementara saya sebagai penanggungjawab perawatan di RSJ.
Alam semesta seakan mendengar kegelisahan Bastian, di saat yang tepat munculah jalan keluar atas dilema tersebut. Forum Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) menghubungkan kasus ini dengan Yayasan Bengkel Moral Sathohama.
Di dampingi perangkat kelurahan Lawang, kami mengantar Ariel ke Bengkel Moral Pasuruan, terang Bastian. Saat ini ia tinggal bersama 41 pasien shelter lainnya. Semoga Ariel segera berkumpul kembali dengan keluarganya. Jika ada yang mengetahui keberadaan keluarga Ariel bisa kontak saya, Bastian Nova Pratama di WA 082139158757.
Kerja-kerja kolaborasi
Tim Advokasi Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Nur Ashrori mengapresiasi. Kerja-kerja kolaborasi lebih cepat dan efektif, terangnya. Persoalan orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ adalah tanggungjawab lintas sektor. Seperti Forum PSKS yang menangani masalah ini akan mewujudkan bebas pasung yang sesungguhnya.
Forum PSKS terbentuk pascaeven Konsolidasi Menuju Lawang Ramah ODGJ. Konsolidasi diadakan LINKSOS, Selasa, 22 Maret 2022 di Unit Layanan Disabilitas (ULD) Lawang. Bertujuan untuk mengoptimalkan peran PSKS dalam penanganan masalah ODGJ.
Forum PSKS beranggotakan lintas relawan, pegiat sosial dan komunitas. Mereka adalah LINKSOS, ULD Lawang, Arela, Sedekah Masyarakat Indonesia (SEMAIN), Ikatan Petugas Sosial Masyarakat (PSM) Lawang, TKSK Lawang, dan Panti Karya Asih.
Biakes Maskin
Nur Ashrori yang pula Staf PKRS RSJ Dr Radjiman Wedioningrat ini mengatakan, bahwa pihaknya telah lama bekerjasama dengan Bengkel Moral. Shelter ini telah beberapa kali mengirimkan pasiennya ke RSJ Lawang, terangnya.
Ada mekanisme yang mengatur Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin yang selanjutnya disebut Biakes Maskin. Adalah salah satu bentuk usaha kesejahteraan kesehatan di Provinsi berupa perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat miskin yang manfaat pelayanan kesehatannya tidak ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional.
Biakes Maskin termuat dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin Provinsi Jawa Timur. Untuk masyarakat luas, artinya tidak dikhususkan bagi ODGJ saja, tandas Nur sapaan akrabnya.
Penerima Biakes Maskin adalah masyarakat miskin di wilayah Provinsi Jawa Timur. Kategori penerimaanya adalah:
- Tidak mempunyai nomor induk kependudukan (NIK)
- Memiliki nomor induk kependudukan, tetapi tidak memiliki jaminan kesehatan apapun atau masih dalam proses integrasi ke dalam program JKN; dan/atau
- Telah menjadi peserta JKN, namun manfaat pelayanan kesehatan tidak ditanggung.
Bagi warga yang tak punya NIK memerlukan bantuan Kepala Desa/Lurah. Persyaratan administrasinya adalah Surat Keterangan Domisili, Surat Keterangan Tidak Mampu. serta identitas Penanggungjawab.
Ketua Pembina LINKSOS, Kertaning Tyas menyatakan, idealnya Pemerintah membangun shelter untuk ODGJ. Meski demikian tidak salah apabila terdapat masyarakaat yang membantu mendirikan shelter secara swadaya.
Informasi lebih lanjut dan wawancara, kontak 085764639993 (Ken).