Forum Aspirasi Keluarga Disabilitas

Forum Aspirasi Keluarga Disabilitas

2 minutes, 44 seconds Read
Listen to this article

Berkah berbagi paket sembako jelang lebaran bersama Yayasan Menembus Batas, Holding Danareksa dan LINKSOS di Malang, adalah terbentuknya Forum Aspirasi Keluarga Disabilitas (FAKD).

Forum ini diantaranya berperan sebagai wadah aspirasi dan pemberdayaan penyandang disabilitas dan keluarganya. Secara kelembagaan FAKD dalam naungan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Keanggotaan terbuka bagi seluruh keluarga disabilitas.

 

Sosialisasi Posyandu Disabilitas

Hari ke-3 distribusi paket sembako, Sabtu 30 April 2022. Pengurus memusatkan kegiatan di Bengkel Produksi LINKSOS, Jl Pisang Kipas C5 No 22 Perumahan Bedali Indah Lawang, Kabupaten Malang.

Teknis distribusi, bagi penyandang disabilitas yang mandiri wajib mengambil paket sembako ke Bengkel Produksi. Namun bagi mereka dengan hambatan mobilitas, tim LINKSOS melakukan pengiriman ke alamat sasaran.

Sekaligus dalam kesempatan itu LINKSOS melakukan sosialisasi Posyandu Disabilitas.

 

Merespon kebutuhan masyarakat

Sosialisasi Posyandu Disabilitas di sela kegiatan distribusi paket sembako bertujuan untuk menginformasikan manfaat posyandu baik dari sisi kesehatan maupun sosial. Tujuan lainnya, untuk mengetahui hambatan masyarakat dalam mengakses posyandu.

Selanjutnya, dalam momen sosialisasi inilah, saat tanya jawab terungkap berbagai persoalan keluarga disabilitas.

Terbentuknya Forum Aspirasi Keluarga Disabilitas (FAKD) adalah sebagai respon kebutuhan keluarga penyandang disabilitas. Mereka memerlukan dukungan untuk berbagai persoalan sosial.

 

Wadah aspirasi dan pemberdayaan

“Kami membutuhkan sebuah wadah untuk saling berbagi antar keluarga penyandang disabilitas,” ungkap Tatik Suwarni. Ia adalah orangtua Anisa, anak dengan disabilitas intelektual.

Selain itu kami juga memerlukan kegiatan pemberdayaan bagi anak berkebutuhan khusus, ujar Ibu Tatik sapaan akrabnya.

 

Satu rumah 3 ODGJ

Peserta kegiatan lainnya, Ibu Warlin pun sepakat. Namun ia tak banyak bicara. Hanya sedikit bercerita tentang kesehariannya.

Warlin adalah orangtua tunggal. Sehari-hari ia bekerja sebagai penjual sayuran. Beban rumah tangganya, ketiga anaknya adalah ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa.

“Ya, tak mudah memang, punya anak 3 orang, semuanya mengalami gangguan jiwa,” ungkapnya. Ya, jalani saja.

 

Pemberdayaan keluarga disabilitas

Ketua Harian LINKSOS, Widi Sugiarti menjelaskan pentingnya pemberdayaan keluarga disabilitas.

“Kasus serupa yang dialami Ibu Warlin juga terjadi di beberapa keluarga lainnya,” ungkap Widi. Bahkan anggota keluarga dengan disabilitas berat atau total hambatan mobilitas.

Peluang pemberdayaan dalam hal ini adalah menyasar kepada keluarganya. Sementara untuk penyandang disabilitas fokus pada peningkatan kemandirian aktivitas sehari-hari.

 

Rencana tindak lanjut

Ketua Pembina LINKSOS, Kertaning Tyas merinci beberapa rencana tindak lanjut.

“Tiga hal yang bisa kita lakukan dalam waktu dekat ini,” kata Ken sapaan akrabnya. Yang pertama menggiatkan Posyandu Disabilitas. Tugas Kader dalam hal ini meningkatkan minat warga penyandang disabilitas untuk hadir dalam Posyandu.

Yang kedua pelatihan kerja bagi penyandang disabilitas dan keluarganya. LINKSOS memiliki Bengkel Produksi dengan beberapa kegiatan usaha. Di antaranya produksi keset, batik cap ciprat dan bengkel alat bantu disabilitas.

Sarana dan prasarana kerja sudah ada meski masih terbatas. Kita membutuhkan kerjasama permodalan dan pemasaran. Ini tantangan bagi para Kader, terang Ken.

 

Menyalurkan aspirasi warga

Tindak lanjut ketiga adalah menggalang dan mengelola aspirasi keluarga disabilitas serta menyampaikannya ke Pemerintah. Bentuk laporan fleksibel, bisa berupa informasi singkat maupun laporan yang memuat skema penyelesaian.

Pemerintah semakin terbuka terhadap aspirasi warga, ujar Ken mengapresiasi. Data aspirasi keluarga disabilitas bisa kita sampaikan di level kebijakan manapun sesuai kaitan dan tingkat kepentingannya.

Saat ini telah tersedia saluran yang cukup memadai agar organisasi penyandang disabilitas bisa berkomunikasi dengan pemangku kebijakan. Baik dengan Pemerintah Desa/Kelurahan, Camat, Pemkab/Pemkot, Pemprov. Bahkan juga sangat memungkinkan untuk berkomunikasi langsung dengan pemerintah pusat, misalnya Komnas Disabilitas RI melalui call center DITA 143.

 

Informasi
Informasi lebih lanjut kontak LINKSOS di 085764639993 (Ken)

Similar Posts

Skip to content