Perempuan muda itu tampak terbaring diatas dipan, sementara seorang lelaki, suaminya, duduk saja di tepian ranjang. Di dekat kepala sang istri, tangan kanannya memegang jari- jari istinya, sementara tangan satunya membelai rambut kekasihnya itu. Tampak mesra dan cinta. Hingga tak sadar aku menghentikan langkah saat sudut mataku menangkap mereka.
Pagi itu di Rumah Sakit Kusta Sumberglagah. Telah menjadi rutinitasku hampir setiap hari datang ke sana. Sebuah rumah sakit yang terletak di dusun Sumberglagah, Pacet, Mojokerto- Jawa Timur. Rutininasku di RS itu bukan sebab aku dokter, melainkan tukang rental mobil untuk antar jemput pasien.
Kegiatan tersebut sekaligus menetapi kewajiban saya sebagai anggota Sahabat Kusta, salah satu kegiatan perkumpulan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Kegiatan yang sederhana, yang tak sekedar mencari konsumen sewa mobil. Namun ngobrol dengan orang-orang yang saya temui di rumah sakit, baik pasien maupun keluarganya. Ini sangat menyenangkan.
Utamanya dengan para pasien, saya mencoba meluangkan waktu berbagi dengan mereka. Meski hanya ngobrol- ngobrol biasa, berharap akan bisa menghibur hati para pasien kusta. Ya.. perempuan muda yang kuceritakan tadi, adalah pasien kusta. Ia nampak terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit Kusta Sumberglagah. Sementara suaminya tampak sabar merawatnya.
Dari obrolan dengan mereka, kuketahui rupanya keluarga muda. Baru dua tahun menikah dan belum punya anak. Masa- masa yang penuh cinta dan kemesraan. Namun cinta tak terbatas kusta. Mungkin demikian jika aku boleh menterjemahkan isi hati mereka. Nyatanya sang suami dengan senyumnya pagi itu tampak menghibur dan menguatkan perasaan istrinya.
Sebuah pelajaran tentang cinta kudapatkan pagi ini, serta doa yang tulus dari lubuk hati ini, semoga cinta mereka, perhatian dan motivasi suami itu bisa membantu menyembuhkan kusta istrinya.