Beberapa anggota Pramuka penyandang disabilitas mengisi materi hasta karya di sesi binawasa Jambore Cabang Malang, Rabu (30/8) 2023. Hasta karya berupa proses menjahit totebag sekaligus melukis dan mewarnainya. Peserta juga mendapatkan materi pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Para pemateri tersebut berasal dari Gudep Inklusi yang berpangkalan di Kecamatan Lawang, tepatnya di Lingkar Sosial Indonesia, Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kecamatan, Jl Thamrin 2 Lawang, Kabupaten Malang.
Anggota Mabigus Pangkalan Lingkar Sosial Indonesia, Qodarul Irma Yulia mengapresiasi pelibatan penyandang disabilitas dalam Jambore Cabang Malang 2023. “Khususnya apresiasi kepada Pusdiklat Kwarcab Malang beserta panitia Jambore yang telah memberikan kesempatan kami bergabung,” ujar perempuan dengan disabilitas wicara tersebut di Bumi Perkemahan Coban Rondo, Pujon, Kabupaten Malang.
Lanjutnya, dengan adanya kami menjadi pemateri di binawasa Jambore ini, sekaligus menunjukkan bahwa penyandang disabilitas mampu produktif dan mampu berbagi manfaat.
Dalam kegiatan tersebut, Kak Yulia sapaan akrabnya, didampingi oleh beberapa pembina lainnya yaitu Ken Kertaning Tyas selaku Kamabigus, Yulian Agung Effrata (YAE), Suhaedin, Sumiati, Fuji Rahayu, serta Kapusdiklat Kwarcab Malang Mamik Sumarmi. Sekira 66 Pembina Pramuka dari berbagi kontingen Kwarran di Kabupaten Malang mengikuti kegiatan tersebut.
Pramuka Produktif
Senada disampaikan Kapusdiklat Kwarcab Malang, Mamik Sumarmi bahwa sebagai Pembina Pramuka harus produktif. Wujud produktivitas Pramuka diwujudkan dalam karya nyata baik dalam bentuk pembentukan karakter peserta didik maupun keterampilan hidup.
“Kakak-kakak dari Pramuka inklusi ini bisa menjadi teladan bagaimana menjadi Pramuka yang produktif dan bermanfaat,” tandas Kak Mamik sapaan akrabnya saat memberikan sambutan binawasa Jambore Cabang Malang 2023 tersebut.
Kak Mamik menegaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam Gerakan Pramuka. Ia berharap adanya gudep inklusi ini bisa menjadi pelopor pramuka inklusi di Jawa Timur dimulai dari Kabupaten Malang.
Kesempatan kerjasama
Dalam kesempatan itu, Ken Kertaning Tyas mennyampaikan kepada seluruh peserta bahwa gudep inklusi membuka kesempatan kerjasama bagi seluruh gudep untuk peningkatan kapasitas Pramuka di bidang pemberdayaan.
“Untuk peningkatan kapasitas Pramuka maupun pencapaian SKU dan TKK khususnya terkait keterampilan kami siap bekerjasama,” ujar Kak Ken sapaan akrabnya. Ia menginformasikan bahwa para Pembina Gudep inklusi yang hadir saat ini ada yang penjahit, pembatik, pendaki gunung, ahli bahasa isyarat, teknisi bengkel, hingga pembinaan atlit penyandang disabilitas.
(admin)